Ar-Raudhah  ( الروضة ) berarti taman, di taman menyajikan ketenangan, keindahan, semerbak wewangian bunga-bunga. Terinspirasi dari taman, Habib Novel Alaydrus membuka majelis yang diberi nama Ar-Raudhah yang juga menawarkan ketenangan hati, keindahan tempat, dan aroma harum selama berada di Ar-Raudhah.
Di majelisnya, beliau menerapkan konsep belajar mengajar yang sangat inovatif yakni santri weekend dan santri Ramadhan. Selain itu, di Ar-Raudhah juga banyak kegiatan rutinan yang biasa disiarkan secara langsung di chanel YouTube beliau.
Santri weekend, satu dari sekian banyak program inovatif yang disajikan Ar-Raudhah adalah kegiatan belajar mengajar agama yang bersanad sampai Rasulullah SAW melalui jalur Sadah Bani Alawi yang disampaikan secara santai, santun, menyenangkan, dan tentunya lebih mengenal Rasulullah SAW lebih dekat untuk meraih ridha dan cinta Allah SWT.
Sesuai nama programnya, santri weekend berlangsung di akhir pekan yakni mulai Jumat sore untuk registrasi, Jum'at malam mulai kegiatan dan berakhir di Ahad siang selepas sholat Dzuhur berjamaah, santri weekend dipersilakan pulang ke tempat masing-masing untuk melanjutkan kegiatannya dengan membawa bekal baru sebagai oleh-oleh dari Ar-Raudhah.
Tiga hari doank dapet apa?
Eits, jangan salah. Memang di Ar-Raudhah tidak mengkhatamkan kitab ini itu dalam waktu sesingkat itu, tapi Ar-Raudhah mengajarkan manajemen waktu yang efektif dan efisien untuk melatih kedisiplinan, bahkan jam makan pun diatur sedemikian rutin sehingga aman untuk penderita maag dan asam lambung.
Soal makan, santri dimanjakan oleh relawan yang siaga 24 jam membersamai dalam suka dan duka hingga tak ada satupun santri kelaparan. Makan tiga kali sehari dengan masakan surgawi sebab dimasak oleh istri Habib Novel Alaydrus, cucu pertama dan cucu kesayangan Habib Anies bin Alwi Al-Habsyi.
Selain makan, kopi dan camilan tak luput dari kegiatan. Kajian pagi? Ngopi. Ngobrol santai bareng Eyang Husein (Habib Husein bin Anis Al-Habsyi)? Ngopi. Kajian malam? Ngopi lagi. Berapa biaya yang kudu kita keluarkan? Gratis tis tis, cuma ongkos transportasi ditanggung sendiri. Kan syarat cari ilmu salah satunya "wa bulghotin" alias "ono sangune".
"Jangan sekali-kali minum kopi Raudhah! Karena akan bikin kangen pengin kesini lagi dan lagi." pesan Eyang Husein, benar saja ... kopi Raudhah candunya ngga ada obat.
Karena gratis, kuota terbatas donk. Inginnya Habib Novel, sebanyak mungkin ... namun apalah daya relawan atau panitia.
Selanjutnya santri Ramadhan. Program Ar-Raudhah kali ini pastinya lebih panjang waktunya daripada santri weekend, namun berbeda dengan santri kilat yang ditawarkan pesantren-pesantren lain yang kejar tayang khatam kitab ini itu.