Mohon tunggu...
Kiko Kawari
Kiko Kawari Mohon Tunggu... Lainnya - Kikokawari

Bla bla bla

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Siapa Kelompok Perusak Baliho Demokrat?

17 Desember 2018   23:27 Diperbarui: 18 Desember 2018   00:45 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pak Beye kembali bersedih.

Kali ini bukan karena anaknya tidak jadi maju jadi memimpin Jayakarta alias Jakarta, melainkan karena rusaknya baliho. Baliho ini merupakan baliho Partai Demokrat di Riau Sabtu (16/12/18) lalu. Baliho yang sangat dikasihinya karena ini bukan baliho sembarang baliho. Tidak hanya balohi, bendera juga sekalian ikut dirusak.

Baliho yang mengibarkan nama partai yang ia bangun bersama kawan politiknya dan membesarkan namanya hingga membawanya menjabat sebagai presiden RI dua periode. Bukan main dashyatnya.

Dilansir dari laman tribunnews, SBY yang didampingi Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan serta petinggi Demokrat Riau dan Pekanbarul lainnya pun tak menyangka menyaksikan sendiri atribut Partai Demokrat dirusak orang.

"Saya menyaksikan hampir semua atribut Demokrat dirusak, dicabut bahkan dipotong dan dibuang ke parit-parit ataupun berserarakan di jalan," kata SBY seperti dikutip dari tayangan Youtube Kompas Siang.

SBY menjelaskan bahwa dirinya bukanlah calon presiden (capres) yang berkompetisi dengan Presiden Jokowi.

Pernyataan Pak Beye bersifat pragmatis. Pasalnya apa yang ia utarakan di depan media yang meliput dapat memiliki arti yang beragam atau multitafsir. Apakah yang dimaksud pak Beye ialah kubu lawan politik yang dirinya dukung, yakni Prabowo-Sandi, menyerang dirinya. Atau apakah yang dimaksudkan pak Beye memang langsung pada pak Jokowi dan jajarannya, partai yang mengusungnya, dan partai koalisinya. Ya, dua maksud itu bisa iya atau bisa juga tidak tepat tergantung penafsiran pembaca.

Lebih Lanjut, SBY menuturkan "Lebih baik kita mengalah dan diturunkan daripada kita menyaksikan bendera kita, baliho-baliho yang tidak bersalah dirobek, diturunkan, dijinjak-injak dibuang ke selokan. Sama dengan menginjak-injak saya, merobek saya dan membuang saya ke selokan, lebih baik kita mengalah."

Setelah pernyataan pertama, otomatis pernyataan kedua ini lebih menekankan keekcewaanya terhadap kubu lawan yang menyerang dengan cara merusak-rusak.

Pernyataan ini ditegaskan pula oleh Andi Arief, seperti dilansir dari detik, berikut ini.

Andi mengatakan, berdasarkan pengakuan orang yang ditangkap polisi, ada 35 orang yang diperintahkan untuk merusak baliho, spanduk, dan bendera tersebut. Ke-35 orang tersebut dibagi dalam 5 kelompok.

"Satu regu 7 orang. Mereka dibayar Rp 150 ribu per orang. Yang menyedihkan, pemberi order dari partai berkuasa," ujarnya.

Kendati demikian, Andi mengaku pihaknya tidak ingin gegabah untuk langsung memercayai informasi dari terduga pelaku itu. Dia pun meminta polisi mengusut tuntas peristiwa yang membuat ketum-nya tersebut sedih dan kecewa.

"Info awal itu terlalu gegabah jika dipercaya begitu saja. Selama ini hubungan kami baik. Tugas polisi menyimpulkannya. Tidak ada alasan, pelakunya ada. Beda dengan kasus lain," kata Andi.

"Partai Demokrat tak akan meladeni provokasi murahan dengan merusak atribut. Kami yakin polisi akan profesional dalam menangani, adil itu diungkap sampai jelas," imbuhnya.

Seperti yang terlihat dari pernyataan yang dilontarkan Andi Arief, ada pihak berada dibalik pengrusakan atribut-atribut partai. Akan tetapi, pihak Demokrat belum merasa final akan apa yang diujarkan tersebut dan menyerahkan kelanjutan kasus ini ke polisi.

bambangsoepijanto
bambangsoepijanto
Seharusnya, kampanye tidak didasari pada kekerasan, kecurangan, dan kedengkian. Kampanye harus memerlihakan sisi yang baik dan benar, santun, dan ramah agar apa yang dicitakan atau diinginkan kader melalui program kerjanya dapat diserap oleh masyarakat. 

Bambang Soepijanto, calon DPD RI Dapil DIY memiliki cara yang santun dan ramah dalam berkampanye, yakni sesuai konsep kepemimpinannya ngayomi, ngayemi, ngayani agar apa yang ingin disampaikan ke masyarakat maksimal terserap. Selain itu, visi dan misi juga tepat sasaran dan mengena di masyarakat itu penting melalui cara yang santun yang dapat dilihat di www.bambangsoepijanto.com  Sejatinya masyarakat membutuhkan figure yang dapat dicintai dan dikasihi kehadirannya yang senantiasa memberikan rasa hangat, nyaman, dan bersahabat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun