"Satu regu 7 orang. Mereka dibayar Rp 150 ribu per orang. Yang menyedihkan, pemberi order dari partai berkuasa," ujarnya.
Kendati demikian, Andi mengaku pihaknya tidak ingin gegabah untuk langsung memercayai informasi dari terduga pelaku itu. Dia pun meminta polisi mengusut tuntas peristiwa yang membuat ketum-nya tersebut sedih dan kecewa.
"Info awal itu terlalu gegabah jika dipercaya begitu saja. Selama ini hubungan kami baik. Tugas polisi menyimpulkannya. Tidak ada alasan, pelakunya ada. Beda dengan kasus lain," kata Andi.
"Partai Demokrat tak akan meladeni provokasi murahan dengan merusak atribut. Kami yakin polisi akan profesional dalam menangani, adil itu diungkap sampai jelas," imbuhnya.
Seperti yang terlihat dari pernyataan yang dilontarkan Andi Arief, ada pihak berada dibalik pengrusakan atribut-atribut partai. Akan tetapi, pihak Demokrat belum merasa final akan apa yang diujarkan tersebut dan menyerahkan kelanjutan kasus ini ke polisi.
Bambang Soepijanto, calon DPD RI Dapil DIY memiliki cara yang santun dan ramah dalam berkampanye, yakni sesuai konsep kepemimpinannya ngayomi, ngayemi, ngayani agar apa yang ingin disampaikan ke masyarakat maksimal terserap. Selain itu, visi dan misi juga tepat sasaran dan mengena di masyarakat itu penting melalui cara yang santun yang dapat dilihat di www.bambangsoepijanto.com  Sejatinya masyarakat membutuhkan figure yang dapat dicintai dan dikasihi kehadirannya yang senantiasa memberikan rasa hangat, nyaman, dan bersahabat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H