[caption id="attachment_342772" align="aligncenter" width="300" caption="Diskusi Pak Suwito (TPK Adisana) dengan Mas Eko (FT Patikraja)"]
Sesi ditutup dengan acara ramah tamah. Perwakilan dari Patikraja menunjuk Pak Bangun yang selalu bersemangat itu sebagai juru bicara. Mengawali kalimat dia menyampaikan poin utama ke sini untuk belajar. Tapi dia melihat ada sedikit perbaikan yang mesti dilakukan. Dari sisi administrasi misalnya, penyusunan kuitansi atau bukti-bukti pembayaran lain hendaknya diberi nomor. Pun disusun berdasarkan pencatatan di Buku Kas Umum (BKU) agar mudah jika dilakukan pemeriksaan. Kemudian isi Map 7 pun masih kurang rapi. Saran lain yang disampaikan terkait masalah kualitas bangunan, dia ambil sampel, talud. Talud yang sudah dibangun masih terdapat perbedaan kualitas antara yang satu dengan yang lain. Oleh karenanya, dia memberikan masukan agar ke depan lebih dipertahankan kualitasnya.
Sepakat, Pak Bro.
[caption id="attachment_342773" align="aligncenter" width="300" caption="Pemaparan penutupan dari Pak Bangun"]
Masukan-masukan dari Tim Audit aku mintakan untuk dituangkan secara tertulis. Kami akan tindak lanjuti pada saat rakor TPK nanti. Bukan untuk 3 desa saja, tapi untuk semua. Karena waktu dan lain hal, maka rekomendasi dari Tim Audit akan dibahas di Patikraja. Aku siap jika harus mengambil hasil rekomendasi tertulis itu ke kantor UPK Kec. Patikraja.Sembari berseloroh aku katakan bahwa jarak tempuh ke kantor UPK Kec. Kebasen lebih jauh daripada jarak ke kantor UPK Kec. Patikraja. Butuh 10 menit sampai di sini, dan cukup 5 menit sampai di kantor UPK Patikraja… hehe….
Aku tak sampaikan apa-apa kepada mereka. Kecuali berbasa-basi. Mungkin kalimat bijak yang aku kutip: “tatkala kita tak mampu bercermin dengan baik, biarkan cermin itu yang berbicara”.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H