Mohon tunggu...
Kiki Resky Indrayanti
Kiki Resky Indrayanti Mohon Tunggu... Penulis - Menjadi Perempuan Sederhana :)

Manusia yang cerdas adalah manusia yang selalu butuh perubahan

Selanjutnya

Tutup

Parenting

Inspiring Talks about Child Marriage

18 Desember 2023   12:09 Diperbarui: 18 Desember 2023   12:21 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Masa remaja adalah masa transisi anak beranjak dewasa tapi kerap kali menjadi ke khawatiran orang tua terhadap tumbuh kembang seorang anak. Fenomena saat ini tidak asing lagi kita temui di kehidupan masa kini, dengan banyaknya Interaksi terhadap orang lain menjadi hal yang penting dalam suatu pergaulan dan perlu kita cermati bahwa setiap pergaulan akan memberikan kita dampak positif atau dampak negatif. Namun, yang terjadi di masa kini bahwa ikatan persahabatan atau kesetiakawanan selalu menjadi landasan utama untuk terjun ke dunia konkow, geng-geng, glamor, minum-minuman miras, berkunjung ke club, merokok, narkoba, Perempuan Seks Komersial (PSK), bahkan sampai ke perdagangan manusia dll. Banyak anak yang terjerumus dalam lingkaran hitam pergaulan bukan menjadi hal yang lumrah jika anak tersebut banyak mengalami kegagalan dalam pergaulan.

Seperti halnya fenomena saat ini yang kita lihat adalah banyaknya terjadi kasus perkawinan usia anak. Semakin maraknya terjadi kasus perkawinan usia anak semakin banyak pula anak yang putus sekolah dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga. Namun tidak bisa dipungkiri jikalau zaman sekarang sudah banyak usia anak yang melakukan hubungan pacaran sampai melakukan hubungan intim layaknya suami istri. Namun kemudian faktor utama terjadinya perkawinan usia anak disebabkan kehamilan diluar pernikahan.

Dikutip dari Voice of American Indonesia, "Dua sepasang anak remaja berpacaran dan melakukan hubungan intim layaknya suami istri dan cinta menjadi alasan utama mereka melakukan perbuatan itu".  Sungguh miris melihat perilaku anak remaja zaman sekarang yang lebih mementingkan hasratnya sesaat daripada mementingkan masa muda dan mencapai mimpi dimasa yang akan datang. Seperti halnya kutipan oleh PLH Setda Provinsi Sulawesi Selatan dalam dialog "Pencegahan Perkawinan Usia Anak Di Provinsi Sulawesi Selatan", mengatakan "Cinta itu tidak terbentuk sendiri tetapi cinta adalah naluri. Kita boleh menaruh cinta tapi pastikan cinta itu diterapkan dengan cara yang benar". Jangan pernah mengatakan cinta itu sebagai landasan utama untuk memuaskan hasrat sesaat tanpa melalui pernikahan dengan usia dan pemikiran yang matang. Ideal sebuah pernikahan jika sudah mampu untuk memahami makna dan tujuan dari pernikahan yang Sakinah, mawadah dan warahmah.

Tingginya angka perkawinan anak sangat merugikan masa depan seorang anak, dengan dampak terjadinya putus sekolah, menambah rantai kemiskinan, stunting, kekerasan dalam rumah tangga, perceraian, dan kematian ibu dan bayi. Generasi anak dimasa yang akan datang menjadi penunjang untuk mewariskan pemikiran yang lebih idealis, dan kritis untuk membangun Indonesia Merdeka dengan menciptakan generasi emas di tahun 2045. Seperti yang dikatakan Ibu Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan dalam dialog "Pencegahan Perkawinan Usia Anak Di Provinsi Sulawesi Selatan", mengatakan, "Anak-anak penerus masa depan, biarkan mereka bermekar baik dengan cahaya pendidikan dan bukan layu dalam bayang-bayang perkawinan anak. Hormati masa depan dan masa muda dengan meraih kesempatan untuk mencapai mimpi yang gemilang".

"Pergaulan akan membentuk karakter kita untuk menerapkan setiap hal yang memberikan dampak positif atau negatif.

"Perkawinan anak bukan menjadi alasan utama untuk mengorban diri dengan mengatasnamakan cinta. Cinta tidak pernah salah tapi yang salah orang yang menodai cinta itu dengan cara yang salah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun