Tom Rosentiel berkata, bahwa kehadiran teknologi baru harus dianggap bukan sebagai ancaman bagi surat kabar, tetapi justru suatu kesempatan. Pesatnya kemajuan teknologi mengakibatkan berbagai jenis informasi dapat dengan cepat didapatkan. Sehingga menjadikan garis-garis antara berita, hiburan, iklan, propaganda dan lain-lainnya menjadi kabur. Begitu pula wartawan dan berita semakin sulit didefinisikan (Ishwara, 2005:5). Sehingga menambahkan beban bagi media untuk memperkuat inovasi dan karakter media temtamg standar internal dalam memproduksi sebuah berita. Maka mau tidak mau tuntutan-tuntutan seperti menjamin keakuratan, mendalam dan dapat memberikan interpretasi yang baik terhadap publik harus dapat dipegang teguh oleh media.
Persaingan tidak terelakkan lagi dan media harus dengan sigap dapat membenahi medianya. Di Indonesia sendiri pada umumnya portal berita online dikembangkan oleh pemilik sebuah perusahaan media cetak dan penyiaran yang telah memiliki nama besar di lingkungan publik. Perkembangan teknologi sendiri yang menjadi alasan utama terjadinya pergeseran terhadap dunia jurnalistik. Dimana pihak media harus dapat beradaptasi terhadap situasi yang ada. Dengan kata lain harus dapat menyajikan konten menarik, informatif dah jelas kepada pembacanya. Belum lagi jika kita harus membahas tentang berbagai macam jenis konten informasi yang disediakan oleh internet, menjadikan publik sendiri bingung harus mengkonsumsi informasi dari media mana.
Kewajiban etis wartawan Indonesia dewasa ini untuk mengonkretkan nilai etis bangsa sehingga selaras dalam kesehariannya melalui tintak tutur komunikasinya dalam hal “hak publik untuk tahu” (Wibowo, 2009:165). Namun hal baiknya adalah masyarakat kini dapat disuguhi berbagai informasi yang jelas dan mendalam. Karena mengimplementasikan jenis jurnalisme investigasi dan indepth report juga mendapat respon positif dari masyarakat. Dimana kini internet telah menyediakan informasi tersebut dan lebih mudah dijangkau oleh berbagai khalayak. Perkembangan jurnalisme saat ini dan jaringan infrastruktur yang berimbas terhadap media tidak sertamerta hanya mengutamakan kebutuhan informasi yang cepat. Namun akurasi dan kedalaman sebuah berita juga bisa didapatkan tanpa mengurangi esensi dari sebuah produk berita tersebut. Dampak dari menjamurnya media online dikalangan masyarakat sehingga menuntut media harus dapat menjaga integritasnya sebagai penyampai informasi.
Lahirnya berbagai media baru di era digital tentu saja harus disikapi proporsional oleh pers yang telah ada. Surat kabar digital bisa saja menjadi ancaman bagi pers, namun juga dapat menjadi peluang bagi pers untuk beradaptasi dengan kondisi perkembangan teknologi (Fuady, 2002:59). Pers kemudian tidak perlu menganggap munculnya jurnalisme online sebagai musuh. Karena jika dikelola dengan baik, jurnalisme online justru menawarkan kelebihan-kelebihannya yang tidak dapat dijangkau oleh media konvensional. Pers juga semakin sadar dalam menyikapinya bahwa dengan lahirnya jurnalisme online, media sendiri semakin berusaha untuk meningkatkan kualitas dari informasi yang akan disajikan kepada masyarakat. Dalam menghadapi pergeseran dunia jurnalistik juga pers harus dapat peka terhadap kondisi dan kebutuhan masyarakat akan informasi. Sehingga ia harus dapat menyesuaikan konten agar berkenan juga dengan apa yang masyarakat butuhkan.
Sumber:
Dwijayanti, N. (2013). Jurnalisme berperspektif gender dan etika jurnalisme dalam jurnalisme online(Analisis Isi Penerapan Jurnalisme Berperspektif Gender dan Etika Jurnalisme pada Berita Kasus Pelecehan Seksual RI dalam Kompas.com dan Merdeka.com Selama Januari 2013). (Diakses pada hari Jumat, 31 Maret 2017).
Fuady, M.E. (2002). Surat kabar digital sebagai media konvergensi di era digital. (Diakses pada hari Jumat, 31 Maret 2017).
Hadi, I.P. (2009). Perkembangan teknologi komunikasi dalam era jurnalistik modern. (Diakses pada hari Jumat, 31 Maret 2017).
Harahap, Berkah.H. (2016). Kaidah jurnalisme warga. (Diakses pada hari Jumat, 31 Maret 2017).
Ishwara, Luwi. (2007). Catatan-catatan jurnalisme dasar. Bogor: PT Kompas Media Nusantara.
Iskandar, D.S. (2016). Mitos jurnalisme. Yogyakarta: CV.ANDI OFFSET