Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengapa Hyena Tertatih

17 Maret 2022   20:45 Diperbarui: 17 Maret 2022   20:46 126
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Seekor hyena betina sekali waktu bertemu dengan burung gagak gemuk.

"Seandainya aku tahu bagaimana kamu menjadi sangat gemuk."  katanya.

"Dengan makan banyak." burung gagak cerdik itu tertawa.

"Ah! Kau dapat tertawa. Beberapa dari kami tidak cukup makan. " jawab hyena, wajahnya tampak sangat sedih. Kawanan hyena sangat tidak pernah kreatif.

"Nah, kamu bisa menyalahkan diri sendiri. Kami makan segala macam, dan kami mendapat makanan kami sendiri; kami tidak menunggu orang lain membunuhnya untuk kami seperti kalian hyena."

"Kalian gagak hanya pencuri; begitulah cara kalian mendapatkan makanan. Kami terlalu jujur untuk mencuri. Kami menunggu yang lain meninggalkan sedikit daging dan tulang ketika mereka selesai makan."

"Itu karena kalian tidak berani. Dan karena kamu bilang kawanan gagak itu pencuri. Aku tidak akan memberitahumu kapan kamu bisa mendapatkan daging."

"Oh maaf, Pak Gagak. Aku tidak bermaksud menyebutmu pencuri. Maksudku beberapa burung gagak itu pencuri. Aku tahu kau bukan pencuri. Kau adalah burung gagak yang paling jujur."

"Ah! Itu lebih baik." Gagak tertawa. "Aku dapat melihatmu menyesal atas apa yang kamu katakan."

"Oh! Ya! Ya, aku sangat menyesal. Di mana dagingnya?"

"Di pohon, dekat desa - di mana selalu ada daging."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun