Ketika kereta api pertama kali datang ke Kenya bertahun-tahun lalu, ada pertengkaran yang mengerikan antara Api dan Air.
"Kereta api itu milikku." kata Air. "Tanpa air kau tidak bisa membuat uap. Tanpa uap mesin tidak akan bergerak dan kereta api tidak akan berguna."
"Itu konyol." Â kara Api. "Mesin tidak akan pernah bergerak tanpa panasku. Kau tidak bisa menggerakkan gerobak keledai kalau aku tidak membuatmu mendidih dan berubah menjadi uap."
:"Siapa yang konyol sekarang?" tanya Air dengan sangat marahnya. "Aku sudah memdorong dan menarik kereta api selama bertahun-tahun, dan aku tidak pernah meminta bantuanmu."
"Itu menunjukkan kau begiti bodoh, Air!" kata Api. "Tidakkah kau mengerti kalau kau tak bisa mendidih tanpa panasku? Kau tidak akan masuk ke uap dan kau bahkan tidak bisa menarik gerobak keledai."
"Kau mengatakan semua itu sebelumnya!" teriak Air. "Kalau kau mengatakannya lagi, aku akan mencurahkan diriku padamu dan mengeluarkanmu."
Mereka berdua semakin marah dan semakin marah. Pada saat itu pengemudi - Â mesin datang , dan mereka memintanya untuk menjadi hakim di antara mereka.
Pertama pengemudi - mesin mengambil air di satu sisi dan berkata, "Kereta api itu milikmu, sebab kau berubah menjadi uap yang memggerakkan mesin." jadi Air sangat senang.
Kemudian pengemudi - mesin mengambil api di satu sisi dan berkata, "Kereta api itu milikmu, sebab kau mengubah air menjadi uap." jadi Api sangat senang.
Dan sekarang pengemudi - mesin mendapat masalah untuk memisahkan Air dan Api tetapi masih bekerja sama untuk menghasilkan uap. Dia mengambil sebatang baja besar yang kuat dan mengikatnya di antara mereka. Air dan Api tidak pernah lagi bertengkar satu sama lain tetapi mereka masing-masing berpikir itu adalah kepala kereta api.
*Cerita pendek berjudul Mesin Uap (Steam Engine) diterjemahkan oleh Wahyu Barata dari buku kumpulan cerita Fables from Kenya karya L. Farrant. Text. 1971. Stage 4. Diterbitkan pertama kali pada tahun 1971 oleh Macmilland Controlled Readers From Africa. Macmilland Publisher Ltd. London and Basingstoke.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H