Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Sidolig

9 Agustus 2021   13:57 Diperbarui: 9 Agustus 2021   22:22 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto saya bersama teman-teman  di PS SIDOLIG. Dokumentasi Pribadi.

Sport in the open Lucht is Gezond (SIDOLIG), artinya "Sepak Bola itu dalam Olah Raga Lebih Istimewa Gunanya". Adalah hadiah dari sinyo-sinyo Belanda untuk kaoem priboemi. Eddy Alting, Louis Alting Siberg, Henri Berette, Karel Seidel, dan John Weys, sekelompok anak sekolah ELS di Bandung membentuk club olah raga *sebenarnya club sepak bola) SIDOLIG pada tanggal 22 Februari 1903. Salah satu tempat pembinaan sepak bola tertua di Jawa Barat, bahkan mungkin di Indonesia.

Tetapi karena di Hindia Belanda sepak bola belum sepopuler saat ini, masalah klasik itu, SIDOLIG harus berbagi lapangan dengan club lain dua kali seminggu di Alun-Alun Bandung. Lalu angka dua seperti menjadi angja keramat bagi SIDOLIG. Dua tahun kemudian Alun-Alun dilarang digunakan  untuk berlatih sepak bola. Pada tahun 1905 latihan sepak bola SIDOLIG pindah ke lapangan di sekitar Pieterspark (sekarang Gedung Bank Indonesia). 

Prestasinya meningkat, di masa itu SIDOLIG menkafi club yang disegani. Jumlah pemain Belanda dan keturunan Belanda lebih dominan dari para pemain priboemi. Mereka minum air Belanda (susu).

Sidolig hanya tiga tahun berlatih di Pieterspark. Tujuan tahun kemudian SIDOLIG menjadi club nomaden , tidak punya tempat berlatih yang tetap maupun base camp. 

Dari tahun 1915 sampai 1950 club ini mendapat  tempat berlatih di depan kediaman Asisten Residen (sekarang  kantor Pemerintah Kota Bandung). Dan dibukalah penerimaan anggota sepenuhnya untuk kaoem priboemi, sehingga jumlah anggotanya membludak, hingga jadwal latihannya jadi tiap hari. Sampai saat ini SIDOLIG akhirnya menempati stadion sendiri untuk berlatih (Stadion SIDOLIG) di Jl. Jend. A. Yani Bandung.

Pembinaan sepak bola SIDOLIG di bagi ke dalam tiga kategori usia, mulai dari kelompok umur 8-10 tahun, 11-13 tahun, 14-16 tahun, dan 16-18 tahun. 30 pemain yang menonjol di kelompok usia 16-18 tahun dimasukkan dalam line up PS SSIDOLIG dan diterjunkan dalam kompetisi sepak bola junior, mulai dari tingkat regional sampai tingkat nasional.

Dalam latihan yang mula-mula dipelajari teknik control, dribling, passing, shooting, heading, kemudian latihan fisik, kombinasi latihan teknik dan fisik. 

Pemahaman pola bertahan dan menyerang, sampai menjalankan strategi dan taktik yang dirancang dan diterapkan pelatih  baik di game internal maupun di pertandingan. Semua latihan dilakukan secara bertahap. Pada dasarnya latihan fisik 60% dan latihan teknik 40%. 

Pada saat mendekati kompetisi atau pertandingan-pertandingan lain porsinya menjadi latihan teknik 70% dan latihan fisik 30%. Menghadapi kejuaraan harus ada persiapan khusus. Latihan rutin seminggu dua kali selama dua jam. Untuk PS SIDOLIG latihannya seminggu tiga kali juga selama dua jam.

Dalam kompetisi junior berlaku sistem promosi dan degradasi. Para pemain yamg prestasinya meningkat ditarik ke tim, sedangkan para pemain yang prestasinya menurun bisa saja namamya dicoret. Setiap pemain punya kesempatan berlaga dengan bendera PS SIDOLIG. Seragam kandangnya biru-biru, untuk tandangnya putih-putih.

Pada tahun 1985 resmi berdiri sekolah sepak bola SIDOLIG, dan sampai sekarang peserta didiknya telah meraih prestasi di berbagai kejuaraan dan kompetisi di tingkat regional maupun nasional. Jebolan SIDOLIG yang saya kenal yaitu Hendra Komara bek kanan PERSIB Bandung pada saat meraih juara Liga Indonesia I, dan masih banyak yang lainnya.

Pada medio tahun 1990-an saya pernah bergabung dan berlatih di PS SIDOLIG. Pelatihnya waktu itu almarhum Pak Iming (pelatih PERSIB Junior), Kang Tata, dan Kang Herman. 

Saya belajar sepak bola dari nol  bersusah payah berlatih fisik dan teknik. Awalnya saya seperti para pemain lainnya harus lari 10 keliling lapangan, sesudahnya dada terasa sakit. 

Pada saat latihan fisik maupun teknik saya sering dibentak-bentak pelatih. Tetapi saya bersyukur karena setelah rutin latihan saya jadi terbiasa dengan latihan yang berat. 

Dan hati berbunga-bunga ketika saya dipanggil masuk ke tim, untuk ikut kompetisi intern PERSIB, dan berbagai event kejuaraan lainnya. Lalu saya bergabung dengan PSB Bogor di Piala Suratin, selanjutnya bergabung di beberapa club perserikatan di bawah PSSI dan beberapa club di Liga Indonesia awal.

Setelah itu saya lebih memilih menyelesaikan kuliah. Kemudian saya sempat memperkuat tim sepak bola Universitas Terbuka, PEMDA Jawa Barat, Dinas Kebersihan Kota Bandung, Bank Buana Bandung, Bank BCA Bandung.

Dan akhirnya pada tahun 2007 saya bekerja di Standard Chartered Bank Bandung yang ternyata ada club sepak bola dan futsalnya, lalu saya menjadi bagian dari tim, hingga menjadi the best goal keeper (padahal sebenarnya saya seorang gelandang serang, namun karena tidak ada keeper, saya harus rela menjaga gawang. Sebenarnya untuk menjadi penjaga gawang saya minder karena tubuh saya kecil dan tidak tinggi.

Foto saya bersama teman-teman di PS BNI Syariah Bandung. Dokumentasi Pribadi.
Foto saya bersama teman-teman di PS BNI Syariah Bandung. Dokumentasi Pribadi.

Pada tahun 2010 saya bekerja di BNI Syariah, juga bergabung dengan club sepak bola dan futsalnya, di kompetisi-kompetisi yang kami ikuti, saya dua jali menjadi the best goal keeper, di samping teman-teman yang menjadi the best player dan top scorer, tim kami dua kali meraih juara 1. 

Di periode yang sama saya juga memperkuat tim futsal Tribun Jabar dengan posisi penyerang atau penjaga gawang dan tim sepak bola Beng Pus Hub KODAM III Siliwangi dengan posisi pemain bertahan dan kadang-kadang menjadi penyerang.

Pada saat berlatih saya pernah berjanji kepada Pak Iming bahwa pada suatu saat saya akan membuat beliau bangga. Alhamdulillah keinginan sata itu terwujud.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun