Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Stress Karena Beban Pekerjaan

30 Mei 2021   13:31 Diperbarui: 30 Mei 2021   13:43 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Worklife. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Banyak ahli kesehatan jiwa mengungkapkan stress merupakan respon psikologik,, fisiologik, dan perilaku dari seseorang yang menuntut penyesuaian diri atau adaptasi terhadap tekanan dari dalam atau luar diri. Stress fisik dan psikososial di tempat kerja terbukti dapat mengakibatkan gangguan jiwa bagi para pekerja, mempengaruhi keselamatan dan produktivitas bagi diri sendiri dan rekan-rekan kerjanya.

Stress bisa disebabkan oleh beban kerja yang berlebih (overload), baik kuantitas maupun kualitas. Sehingga menimbulkan  berbagai gangguan kesehatan, antara lain :

1). Penyakit fisik yang diinduksi oleh stress. Penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi (hipertensi) merupakan hal umum yang ditemukan pada mereka yang sering harus memendam  rasa kesal, permusuhan, dan agresivitas, sebab tidak mungkin mengekspresikannya dengan nyata.

Tukak lambung sering ditemukan pada orang aktif, energik, dan ambisius. Makan tidak teratur dan adanya perasaan takut kehilangan tempat bergantung diperkirakan menjadi penyebabnya.

Kondisi fisik lain diakibatkan stress biasanya keletihan, sering pilek, gangguan tidur ( sulit atau kebanyakan tidur), nafas sesak dan pendek, sakit kepala, migran, kaki dan tangan dingin, nyeri kuduk dan pundak.

Pada perempuan mungkin ditemukan gangguan menstruasi, gangguan pencernaan, mual dan muntah, alergi (gatal-gatal dan merah pada kulit), serangan asma, kencing manis (diabetes melitus), kanker.

2). Gangguan jiwa yang diinduksi oleh stress. Gejala gangguan jiwa ringan seperti mudah gugup, tegang, marah, mudah tersinggung, sulit konsentrasi, kurang perhatian (apatis), dan depresi.

Perubahan perilaku bisa berupa partisipasi yang kurang dalam aktivitas kerja, keluarga, dan masyarakat; mudah bertengkar; dan terlalu berani mengambil risiko.

3). Kecelakaan kerja sering terjadi pada pekerja dengan tuntutan beban kerja dan kinerja yang tinggi, perhatian kurang, sulit untuk konsentrasi, shift kerja, pada hari-hari pertama dan akhir minggu, juga pada penyalah guna zat  termasuk penggunaan alkohol.

4). Burn out (lesu kerja) terjadi bila karyawan kehabisan motivasi dalam meneruskan usaha untuk melaksanakan kinerja yang tinggi. Mereka kecewa terhadap pekerjaannya sebab tidak sesuai dengan yang diharapkan sehingga merasa dibodohi atau dikhianati.

Kita harus berupaya melakukan pemeriksaan medis (medical check up) untuk menilai kondisi kesehatan  dan mendeteksi berbagai penyakit yang mungkin diderita.

Lakukan medical check up dengan teratur. Memeriksa kondisi kesehatan jiwa juga sangat penting, meliputi apakah kita mengalami gangguan jiwa, stress, gangguan kepribadian, cemas, atau depresi.

Kalau masalah yang kita hadapi burn out, usahakan untuk memperbaiki lingkungan kerja, mengambil cuti untuk istirahat.Bila memungkinkan perusahaan menaikkangaji dan jabatan kita.

Bila masalahnya beban kerja yang berlebih (overload), pintar-pintarlah mengatur waktu. Sediakan waktu untuk istirahat dan untuk kepentingan pribadi.

Seburuk apapun situasi upayakan untuk selalu mempunyai selera humor yang tinggi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun