Berpuasa di bulan suci Ramadhan kewajiban setiap muslim (laki-laki) dan muslimat (perempuan), yang harus dilaksanakan oleh setiap orang beriman. Tetapi karena makna puasa juga adalah tidak makan dan minum, untuk anak-anak perlu latihan  secara bertahap, step by step.
Anak-anak belum baligh, belum wajib melaksanakan puasa. Tetapi ada perintah dari Nabi Muhammad SAW, agar kita menganjurkan anak-anak berpuasa. Dalam hadits shahih dijelaskan," Barang siapa pagi ini berpuasa, maka teruskanlah puasanya, barang siapa pagi ini berbuka, maka teruskanlah sisa harinya itu. Maka kami sesudah itu berpuasa pada hari Asyura dan kami pun menyuruh anak-anak kecil kami untuk berpuasa, lalu kami pergi ke masjid dengan membuatkan mainan dari kapas untuk mereka. Jika salah seorang di antara anak-anak itu ada yang menangis meminta buka puasa makan, kami beri dia mainan itu, hingga datang waktu berbuka." (Hadits Riwayat Muslim, I : 460).
Kiat praktis mendidik anak untuk berpuasa :
1). Siapkan lingkungan puasa yang baik. Seorang anak biasanya akan malu kalau ayah dan ibunya, bahkan teman-temannya berpuasa sedangkan dia tidak berpuasa. Kalau ibunya sedang tidak berpuasa sebaiknya memyembunyikan di hadapan anaknya. Anak biasanya bertanya polos,"Papa mama memyuruhku puasa tapi Papa Mama nggak puas?" Di sini keteladanan orang tua sangat berperan untuk pembiasaan anak.
Lingkungan ini harus tetap dijaga dengan baik, misalnya tidak menyediakan makanan dan minuman di siang hari yang dapat mengundang selera anak-anak. Dan lingkungan makan (buka puasa) bersama dapat mengundang anak-anak termotivasi nerpuasa. Misalnya saat anak tidak berpuasa, pada waktu berlangsung buka puasa bersama dia akan malu untuk makan bersama, sebab tidak berpuasa.
2). Mengalihkan perhatian anak. Kebiasaan anak ingin segera berbuka kalau sudah merasa lapar, atau bahkan pengaruh teman-temannya tidak berpuasa. Orang tua harus pandai dan bijak mengantisipasinya. Dengan memberikan mainan yang lebih menarik, misalnya, sehingga tidak terjadi rengekan atau tangisan meminta buka puasa. Tetapi kalau rengekan dan tangisan tidak bisa diantisipasi, untuk menjaga kondisi tubuh anak yang lemah, beri dia kesempatan berpuasa di lain waktu, secara bertahap.
Permainan untuk mengalihkan perhatian pun tidak begitu saja diberikan. Misalnya kurang baik kalau anak dari pagi sampai menjelang Ashar bermain play station. Hingga lupa menyuruh kewajiban salat. Perlu diperhatikan bahwa segala permainan anak yang baik pun  kalau diberikan terlalu berlebihan akan berdampak negatif.
3). Hukuman dan hadiah. Hukuman merupakan alat pendidikan terakhir bila alat pendidikan gagal menemukan sasaran. Perlu diingat bahwa sifat hukuman yang diberikan bukan balas dendam atau rasa dengki. Hukuman bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengertian, sehingga anak menyadari kesalahannya dan ke depannya tidak mengulanginya lagi.
Hukuman yang mendidik adalah yang tidak terlalu banyak mencela kreativitas anak. Misalnya baru pukul 10:00 anak sudah ingin buka puasa, dengan kesal orang tua berkata,"Uh, baru jam segini sudah ingin buka, dasar anak malas nggak bisa diurus!" Sehingga anak berpikir,"Puasa sampai jam sepuluh dimarahin, mending besok nggak puasa."
Sementara hadiah diberikan berupa material maupun non-material. Hadiah dan hukuman diberikan untuk memotivasi perbuatan positif. Misalnya, anak berpuasa sebulan penuh di bulan suci Ramadhan, ia akan diberi lap top...