Selain menulis sajak Chairil Anwar juga menterjemahkan karya sastra asing, di antaranya Pulanglah Dia Si Anak Hilang (karya Andre Gide, 1948), Kena Gempur (karya John Steinbeck), terbit pada tahun 1951 setelah Chairil wafat.
Chairil pernah menjadi redaktur " Gelanggang" (ruang kebudayaan  majalah Siasat, 1948-1949), memimpin majalah "Gema Suasana", tetapi ditinggalkannya karena ia tidak betah lama-lama bekerja di kantor.
Pada tanggal 28 April 1949 Chairil Amwar wafat di Rumah Sakit Umum Pusat Jakarta, karena sakit typhus dan kompilkasi penyakit lain. Hari wafatnya kemudian diperingati sebagai Hari Puisi Nasional.
Setelah Chairil Anwar wafat karya-karya diterbitkan antara lain kumpulan sajak Deru Campur Debu (1949), Kerikil Tajam dan Yang Terampas dan Yang Putus (1949), Tiga Menguak Takdir (bersama Rivai Apin dan Asrul Sani, 1950). Kemudian Paus Sastra Indonesia, H. B. Jassin, menghimpun sajak-sajak Chairil Anwar yang lain, sajak-sajak terjemahannya, dan beberapa prosanya dalam buku Chairil Anwar Pelopor Angkatan 45 (1956).
Beberapa penulis asing telah menterjemahkan karya-karya puisi Chairil Anwar ke dalam Bahasa Inggris, antara lain Burton Raffrl, Selected Poems (of) Chairil Anwar (1962), dan The Complete Poetry And Prose of Chairil Anwar (1970), Liauw Yock Fang dibantu H. B. Jassin (The Complete Poems of Chairil Anwar, 1974), dan Walter Karwath (Fever und Asche,1978).
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI