Mohon tunggu...
Wahyu Barata
Wahyu Barata Mohon Tunggu... Penulis - Marketing Perbankan

Wahyu Barata.Lahir di Garut 21 Oktober 1973. Menulis puisi, cerita pendek,dan artikel. Tulisan-tulisannya pernah dimuat di Sari Kata, majalah Aksara , Media Bersama, Kompas, Harian On Line Kabar Indonesia, beberapa antologi bersama, dan lain-lain.Kini bekerja sebagai marketing perbankan tinggal di Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hikmah Saling Memaafkan

14 Juni 2019   11:16 Diperbarui: 14 Juni 2019   11:17 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada bulan Syawal tradisi bermaaf-maafan sangat kental di kalangan masyarakat kita.  Hal ini bukan hanya mengikat hubungan antar manusia mengingat sabda Rasulullah Muhammad Saw,  " Allah tidak akan mengampuni dosa seseorang atas kesalahan yang diperbuat kepada sesamanya hingga orang itu memaafkannya." Ini syarat pentingnya saling memaafkan antar sesama manusia,apa lagi dengan  keluarga dan anak kandung.

Hak prerogatif Allah untuk memaafkan atau tidak memaafkan kesalahan hamba-Nya. Menjadi kehendak-Nya juga untuk menyerahkan hak memberi maaf kepada manusia jika seseorang pernah  berbuat kepada hamba Allah yang lainnya. Allah akan memaafkan dosa seseorang atas kesalahan kepada sesamanya setelah dia dimaafkan oleh sesamanya itu.

Para ulama banyak yang mengisahkan tentang pemberian maaf ini, pada cerita Alqamah yang hidup pada zaman Nabi Muhammad Saw. Suatu saat Alqamah harus berjuang menghadapi ajal yang menjemputnya. Dia sangat tersiksa dalam koma yang berlarut-larut. Di antara hidup dan mati kondisinya semakin memprihatinkan. Orang-orang di sekitarnya kebingungan.

Salah seorang dari mereka menganjurjan agar Alqamah dibawa dan dikonsultasikan kepada Rasulullah Saw. Di hadapan Rasulullah Saw diceritakan keadaan Alqamah yang dalam koma berkepanjangan dan sakaratul maut sangat menyiksanya.

Rasulullah Muhammad Saw meminta Ibu Alqamah untuk datang melihat Alqamah. Sebab semasa hidupnya Alqamah pernah menyakiti perasaan ibunya. Ibu Alqamah masih kecewa sehingga menjadi penghalang Alqamah untuk menghembuskan nafas terakhir. Alqamah hanya akan dapat meninggal dengan tenang setelah dimaafkan oleh ibunya.

Sesudah ibunya hadir di depan Alqamah,  Rasulullah Muhammad Saw memintanya untuk memaafkan Alqamah atas kesalahan yang pernah  dia buat kepada ibunya.

"Tidak!" jawab ibunya tegas sambil menangis.

Tak seorang pun tahu apa kesalahan Alqamah kepada ibunya. Sementara Alqamah sudah tidak bisa berkata apa-apa lagi.

Lalu Rasulullah Muhammad Saw mengancam akan membakar Alqamah, memerintahkan orang-orang yang hadir untuk mengumpulkan kayu bakar.

"Kalau begitu bakarlah jasad Alqamah!" kata Rasulullah Muhammad Saw.

Tiba-tiba Ibunya Alqamah menjerit histeris, "Jangan kau bakar anakku! Ya Rasulullah  aku maafkan kesalahan anakku!" sambil menitikkan kasih sayang kepada anaknya. Dan Alqamah menghembuskan nafas terakhir di hadapan ibu tercinta.

Begitulah Allah tidak akan memaafkan seseorang yang pernah berbuat salah kepada sesamanya, sebelum mereka saling memaafkan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun