Kita akan mempelajari tentang Inisiatif vs. Rasa Bersalah pada langkah ketiga. Kami mengambil inisiatif di prasekolah, mencoba hal-hal baru, dan mempelajari konsep-konsep dasar seperti bagaimana segala sesuatu berputar. Apakah tidak apa-apa bagi saya untuk melakukan apa yang saya lakukan? Kita dapat mengejar hasrat kita jika kita didorong. Kita mungkin merasa bersalah jika kita ditahan atau diberitahu bahwa apa yang kita lakukan adalah bodoh. Kami sekarang menerima instruksi dari seluruh keluarga.
4. Industry Vs. Inferiority- Industri Vs. Inferioritas
Kami melihat Industri vs. Inferioritas di tingkat keempat. Sekarang setelah kami menemukan hasrat kami sendiri, kami menyadari betapa uniknya kami. Kami ingin menunjukkan bahwa kami mampu melakukan sesuatu dengan benar. Kami bertanya-tanya apakah kami akan berhasil di dunia ini. Kita menjadi rajin, yang merupakan nama lain dari pekerja keras, ketika kita mendapatkan pujian dari profesor atau teman sekelas kita. Kita mulai merasa tidak mampu dan kehilangan motivasi jika kita menerima terlalu banyak komentar negatif. Lingkungan dan sekolah terdekat kita sekarang memiliki dampak terbesar pada kita.
5. Identity Vs. Role Confusion - Identitas Vs. Kebingungan Peran
Kita mencapai tahap kehidupan kelima selama masa remaja, ketika kita menyelidiki kompleksitas Identitas vs. Kebingungan Peran. Kami menemukan bahwa kami memiliki banyak peran sosial. Teman, siswa, anak-anak, dan warga negara, kita semua adalah semua ini. Banyak orang mengalami krisis identitas. Kita dapat menemukan identitas jika orang tua kita sekarang mengizinkan kita untuk keluar dan menjelajah. Jika mereka memaksa kita untuk beradaptasi dengan sudut pandang mereka, kita mungkin menjadi bingung tentang peran kita dan merasa tersesat. Teman dan panutan kita sangat penting untuk pembelajaran kita.
6. Intimacy Vs. Isolation - Keintiman Vs. Isolasi
Kami sekarang berada di tahap keenam kami sebagai orang dewasa muda, dan konsentrasi kami adalah memahami keintiman vs isolasi. Kami secara bertahap memahami siapa kami, dan kami mulai melepaskan ikatan yang telah kami bentuk agar cocok. Kami bertanya-tanya apakah kami mampu mencintai. Kami yakin dan senang jika kami dapat membangun komitmen jangka panjang. Kita mungkin merasa terasing dan kesepian jika kita tidak mampu membangun hubungan yang berarti. Teman dan mitra kami sekarang merupakan komponen integral dari pertumbuhan kami.
7. Generativity Vs. Stagnation - Generativitas Vs. Stagnasi
Ketika kita memasuki usia empat puluhan, kita mulai merasa nyaman, menghabiskan waktu luang kita secara kreatif, dan mungkin berkontribusi pada masyarakat. Generativitas vs. Stagnasi kami ditentukan pada langkah ketujuh. Ini adalah generativitas yang kita khawatirkan. Kami puas jika kami yakin kami mampu memimpin generasi berikutnya ke planet ini. Kita mungkin tumbuh negatif dan mandek jika kita tidak menangani beberapa perbedaan pendapat sejak dini. Orang-orang di rumah dan di tempat kerja saat ini memiliki pengaruh terbesar pada kita.
8. Ego Intregity Vs. Despair- Intregitas Ego Vs. Putus Asa
Integritas Ego vs. Keputusasaan adalah tahap terakhir, kedelapan. Seiring bertambahnya usia, kita mulai melambat dan merenungkan hidup kita. Kami bertanya, "Bagaimana saya melakukannya?" Kami menciptakan sentimen kebahagiaan dan kejujuran jika kami yakin kami melakukannya dengan baik. Jika tidak, kita mungkin merasa putus asa, jengkel, dan pahit. Saatnya membuat perbandingan antara kita dan umat manusia lainnya.