Menyusun Best Practice dengan Menggunakan Metode STAR pada Pembelajaran Narrative Text

Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice)  Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak)

Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran

Saya adalah seorang Guru Bahasa Inggris SMK N 8 Sarolangun. Sekolah tersebut berdiri pada tanggal 09 September 2009 yang terletak diujung Kab. Sarolangun Prov. Jambi tepatnya di daerah Transmigrasi yang dikenal dengan Desa Bukit Suban pusatnya Suku Anak Dalam (SAD). Daerah yang jalan aksesnya belum bisa dikatakan baik yaitu jalan berbatuan, dimana jika hari hujan sulit untuk keluar dari Desa Bukit Suban dan jaringan internet yang hilang jika mati lampu dan hujan lebat. SMK N 8 Sarolangun memiliki 38 orang personil, yang terdiri dari 11 orang PNS, 20 tenaga pendidik dan 5 tenaga kependidikan, 1 orang tukang kebun dan 1 orang cleaning service.

Pada kesempatan ini, saya selaku penulis akan berbagi praktik baik yang telah saya laksanakan di SMK N 8 Sarolangun dengan Materi Narrative Text pada kelas X Tata Busana. Tujuan yang ingin penulis capai adalah untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam menganalisis social function, generic structure and language feature pada materi Narrative Text (Legend) di kelas X melalui model Problem Based Learning, Short video from Youtube, Media Gambar yang ditampilkan melalui slide power point. Adapun hal-hal yang menjadi latar belakang masalah pada kegiatan ini adalah sebagai berikut:

1. Faktor Guru

• Guru masih menggunakan metode pembelajaran Teacher Center
• Kurang menariknya media pembelajaran yang digunakan Guru pada saat penyampaian materi.

2. Faktor Siswa

• Terbatasanya kosa kata (vocabulary) siswa.
• Kurangnya minat ataupun ketertarikan siswa dalam memahami isi teks berbahasa Inggris
• Kurang terbiasanya siswa dalam membaca teks berbahasa Inggris
• Siswa kesulitan dalam memanfaatkan informasi yang terdapat didalam teks
• Kurangnya kesadaran siswa dalam memanfaatkan jaringan internet sebagai sumber belajar disebabkan siswa lebih tertarik bermain media sosial.

3. Faktor Fasilitas

• Terbatasnya fasilitas sekolah salah satu contohnya adalah infokus
• Jaringan internet yang terkadang hilang secara otomatis disebakan cuaca dan pemadaman listrik.

4. Faktor Lingkungan

1. Kurangnya perhatian orang tua kepada siswa disebabkan orang tua yang sibuk bekerja dimana di Desa Bukit Suban rata-rata orang tua siswa bekerja sebagai petani sawit.
2. Kurangnya komunikasi antara Guru dan orang tua siswa disebabkan keterbatasan waktu
3. Kurangnya pengawasan orang tua terhadap hasil belajar siswa.

Penyebab Praktik Baik ini penting dibagikan adalah:

1. Sebagai referensi bagi rekan Guru lainnya yang mengalami permasalahan yang sama dengan penulis sehingga dapat memotivasi diri untuk menjadi Guru yang lebih kreatif dan inovatif sehingga siswa lebih bersemangat mengikuti proses pembelajaran dan mudah memahami materi yang disampaikan oleh Guru.

1. Untuk memotivasi diri saya dan rekan Guru lainnya bahwa penggunaan TPACK pada proses pembelajaran memberikan dampak significant bagi siswa. Contohnya siswa lebih termotivasi dan lebih interaktif selama proses pembelajaran.

         Sebagai seorang Guru Bahasa Inggris di SMK N 8 Sarolangun, penulis terus belajar dan menambah literasi sebagai bentuk menuju Guru yang lebih kreatif, inovatif dan kompetitif. Selain itu, penulis memiliki tanggung jawab untuk melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model, metode dan media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa. Mendapatkan hasil pembelajaran sesuai kriteria ketuntasan adalah bentuk keberhasilan seorang pendidik.

 Adapun tantangan yang ditemui penulis selama proses pembelajaran ini adalah:

1. Pada fase 1 (Orientasi peserta didik terhadap masalah)

Yaitu masih terdapat beberapa peserta didik yang  kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh penulis.

2. Pada fase III (Membimbing penyelidikan individu dan kelompok)

Yaitu masih terdapat beberapa kelompok kesulitan dalam menganalisis social function, generic structure dan language feature pada narrative text berdasarkan text yang terdapat di dalam video yang berjudul Toba Lake.

3. Pada fase IV (Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya)

Yaitu masih terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam pengucapan kata dan kalimat berbahasa Inggris dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok. Hal ini disebabkan keterbatasan vocabulary yang dimiliki oleh siswa.

 Dari beberapa tantangan yang telah penulis rincikan, di dalam kegiatan ini yang terlibat adalah:

1. Dosen dan Guru Pamong sebagai pembimbing dalam proses pelaksanaan Aksi 4  atau dalam proses pembelajaran Narrative text.
2. Guru selaku fasilitator
3. Siswa sebagai pusat proses pembelajaran
4. Teman sejawat yang membantu terlaksananya kegiatan ini.

Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan penulis dalam mengatasi tantangan diatas adalah sebagai berikut:

1. Pada fase 1 (Orientasi peserta didik terhadap masalah)

Yaitu masih terdapat beberapa peserta didik yang  kesulitan dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh penulis. Untuk mengatasi hal tersebut:

• Penulis dapat menggunakan pilihan kata atau bahasa yang mudah dipahami oleh siswa.
• Menyampaikan beberapa pertanyaan kepada siswa secara perlahan.
• Penulis dapat menampilkan gambar pada slide power point sebagai bentuk bantuan dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan Guru kepada siswa.

2. Pada fase III (Membimbing penyelidikan individu dan kelompok)

Yaitu masih terdapat beberapa kelompok kesulitan dalam menganalisis social function, generic structure dan language feature pada narrative text berdasarkan text yang terdapat di dalam video yang berjudul Toba Lake. Untuk mengatasi hal tersebut:

• Penulis meminta kepada siswa untuk berbagi tugas dalam menganalisis teks di dalam video yang berjudul The Legend of Toba Lake. Dimana 1 kelompok terdiri dari 3 orang dan perorang mendapat bagiannya masing masig dalam menganalisis, setelah masing -- masing siswa menemukan jawaban bagiannya masing-masing, siswa dapat berdiskusi bersama menyimpulkan jawaban yang tepat.

3. Pada fase IV (Mengembangkan dan Menyajikan hasil karya)

Yaitu masih terdapat beberapa siswa yang mengalami kesulitan dalam pengucapan kata dan kalimat berbahasa Inggris dalam mempresentasikan hasil kerja kelompok. Hal ini disebabkan keterbatasan vocabulary yang dimiliki oleh siswa. Untuk mengatasi hal tersebut:

• Penulis meminta tanggapan kepada kelompok siswa lainnya dan turut membantu dalam menanggapi kelompok yang sedang presentasi jika mengalami kesalahan dalam pengucapan kata berbahasa Inggris.
• Penulis meminta kepada kelompok lain untuk mencatat vocabulary yang jarang mereka dengarkan ketika kelompok lainnya presentasi dan mencatat kosa kata tersebut di buku catatan sehingga kosa kata siswa bertambah.
• Penulis dapat menampilkan contoh video yang baik dalam mempresentasikan hasil kerja siswa.

Penggunaan Strategi Penulis

Strategi yang digunakan penulis adalah dengan memilih media pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa yaitu menggunakan media gambar dan media short video yang ditampilkan melalui SlidePower Point. Media gambar sebaiknya menggunakan media gambar yang menarik, sesuai kebutuhan dan mudah di pahami oleh siswa. Sedangkan media short videonya harus menggunakan materi yang sesuai, suara dan tampilan harus jelas dan mudah dimengerti.

Model pembelajaran yang digunakan penulis

Model pembelajaran yang digunakan penulis adalam Model Problem Based Learning dimana model pembelajaran ini sangan cocok dengan kurikulum K13 dan berbasis HOTS dimana siswa dituntut untuk memiliki critical thinking

Sumber Daya atau Materi yang diperlukan dalam proses kegiatan ini adalah:

1. Penguasaan materi Narrative Text oleh penulis
2. Penguasaan TPACK dalam menggunakan LCD, Proyektor, Laptop, jaringan internet, dan pembuatan slide Power Point serta penggunaanya.

Yang terlibat dalam kegiatan Aksi 4 selama proses atau kegiatan adalah:

1. Dukungan dari KepalaSekolah
2. Teman sejawat dan siswa yang saling bekerja sama dalam pengambilan video.

Dari segala rincian kegiatan selama proses pembelajaran, penulispun melakukan refleksi diantaranya:

•  Berbantuan media gambar dan short video yang ditampilkan melalui slide power point siswa menjadi lebih mudah memahami materi yang dipelajari.
•  Hasil kerja siswa sudah mencapai kriteria ketuntasan dimana hal ini dibuktikan dari lembar jawaban siswa.
• . Dengan menggunakan Model Problem Based Learning siswa menjadi lebih interaktif, ini dapat dilihat dari siswa dapat menjawab pertanyaan yang disampaikan penulis, siswa bisa saling menanggapi dalam diskusi kelompok maupun pada saat presentasi.

Hasil dari kegiatan Aksi 4 ini sangat efektif, siswa terlihat sangat antusias dari awal pembelajaran sampai akhir sedangkan selama proses kegiatan tersebut, Kepala Sekolah sangat mendukung, rekan sejawat terlihat sangat antusias sehingga mereka berkeinginan untuk melaksanakan kegiatan seperti yang telah penulis laksanakan karena berdampak positif terhadap motivasi belajar siswa.

Untuk faktor keberhasilan dapat dilihat dari penulis dapat mengantisipasi dan mengatasi tantangan yang muncul selama proses pembelajaran.

Pelajaran yang dapat di ambil dari keseluruhan proses kegiatan ini adalah Penulis terus belajar dan menambah literasi untuk menjadikan penulis sebagai Guru yang lebih kreatif, inovatif dan kompetitif sehingga proses pembelajaran lebih bervariasi dan siswapun akan trus bersemangat dalam proses pembelajaran sehingga siswa akan terus mencapai kriteria ketuntasan. Dimana keberhasilan seorang pendidik adlah siswa dapat mencapai kriteria ketuntasan yang telah ditentukan.

Berikut Link Praktik Pembelajaran Penulis dengan Materi Narrative Text:

                 https://youtu.be/pkQjI-7g1b4