Mohon tunggu...
Rizky Kartika
Rizky Kartika Mohon Tunggu... -

Rizky Kartika

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Konstruk Personal-George Kelly dalam Kran Mati di Kost Lantai 3

30 Mei 2014   20:32 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:56 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

George Kelly adalah salah satu dari sekian banyak tokoh psikologi kepribadian. Beliau mempunyai berbagai pengalaman yang tidak biasa , terutama dalam bidang pendidikan, baik sebagai murid ataupun guru. George Kelly terkenal dengan teorinya yaitu konstruk personal. Ia menunjukkan bahwa keputusannya bukan merupakan dikte dari keadaan, tetapi merupakan interpretasinya atas peristiwa;yaitu konstruksinya atas kenyataanlah yang mengubah jalan hidupnya.

“semua yang ada disekitar kita ”memanggil” kita, apabila kita memilih untuk memperhatikannya. Selain itu, saya tidak pernah sepenuhnya puas bahwa menjadi psikolog adalah ide yang baik dari awal … satu-satunya hal yang sangat jelas mengenai karier saya di psikologi adalah bahwa sayalah yang memasukkan diri saya ke dalamnya dan sayalah yang harus mengejar karier saya (hlm. 49)

Konstruk personal adalah cara dalam melihat dunia. Konstruk tersebut yang membuat (manusia). Dan juga hewan tingkat rendah, mampu untuk memetakan suatu bentuk perilaku, diformulasikan dengan eksplisit atau dilakukan secara implisit, diekspresikan secara verbal atau sama sekali tidak dapat dielaborasikan, konsisten dengan bentuk perilakuyang lain atau tidak konsisten dengan mereka, dinalari secara intelektual atau dirasakan secara vegetative (hlm.9)

Contoh sederhana konstruk personal dalam kehidupan sehari-hari yang terkadang tidak kita sadari. Lets play !

Tulit..Tulit..Tulit..Tulit..

Alarm hapeku berbunyi dibawah bantal, aku terbangun kulihat jam dihape menunjukkan pukul 04.30 pagi. Hari itu aku berhalangan untuk sholat, jadi aku putuskan untuk kembali tidur dan lupa memasang alarm lagi pukul 06.00 pagi untuk pergi ke kampus dan kuliah pagi.

Done ! aku kesiangan bangun, bergegas aku mengambil handuk dan pergi mandi. What? Air krannya mati dan tersisa 1 ember air dalam kamar mandi. Bolak balik saya keluar masuk kamar balik kamar mandi, masuk ke kamar lagi trus ke kamar mandi lagi. Jam terus berjalan dan ada beberapa pilihan alternative untuk dipilih, setiap pilihan keputusan pasti memiliki konsekuensi. Pilihan pertama nunggu air nyala 5-10 menit, kalau masih belum nyala kita masuk pada pilihan kedua, yaitu turun ke lantai 1 dan antri mandi, konsekuensinya harus sabar dan kemungkinan telat karena antri panjang. Jika tidak memungkinkan, kita masuk pada pilihan ketiga yaitu, hanya cucimuka dan gosok gigi saja dengan bermodal air 1 ember dalam kamar mandi. Karena kesiangan nih..jadi aku pilih alternative yang memungkinkan yaitu tidak mandi.hehee :D

Sumber Bacaan : Feist, J., & Feist G. J., (2013). Teori kepribadian. Jakarta Selatan: Salemba Humanika

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun