Jelang akhir tahun pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan II-2024 berada pada angka 5,05 persen, dimana berdasarkan data Kementerian Keuangan, secara kumulatif ada di angka 5 persen selama 10 tahun ini, melampaui China, Singapura, dan Korea Selatan. Meski optimis capai target 5,1 - 5,5% Indonesia akan menghadapi tantangan Middle Income Trap dan tantangan eksternal, seperti melambatnya ekonomi global dan ketegangan geolpolitik yang dapat memengaruhi investasi dan pertumbuhan.
"Secara garis besar, ekonomi kita tetap mampu tumbuh di angka 5%. Tingkat inflasi juga tetap terjaga dan stabil," ungkap Bapak Suhasil Nazara, selaku Wakil Menteri Keuangan. Penerimaan pajak penghasilan (PPh) makin meningkat sebesar 20%, yang artinya sektor usaha masih berjalan dengan baik dibanding tahun sebelumnya. Penting menjaga stabilitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), inflasi, serta pertmbuhan ekonomi di tengah tantangan global, tegas Bapak Suhasil.
Gubernur BI Senior, Ibu Destry Damayanti, dalam paparannya menyampaikan analisis bahwa dinamika keuangan global sangat tergantung dari kebijakan ekonomi Amerika Serikat, termasuk perang tarif yang berimbas pada perekonomian China, Eropa, dan Indonesia. Defisit fiskal Amerika yang meningkat menjadi 6-8% dari PDB diperkirakan akan memengaruhi stabilitas suku bunga global. "Kebijakan baru terkait migrasi dan suku bunga mungkin akan melambat ke depannya," jelas Ibu Destry.
Bank Indonesia perlu melakukan lang-langkah stimulus, seperti penuruan Giro Wajib Minimum (GMW) bagi bank yang menyalurkan kredit ke sektor-sektor prioritas dan menyerap banyak tenaga kerja.
Tahun 1998 target pertumbuhan ekonomi sebesar 8% pernah dicapai. "Konsumsi masyarakat harus tetap dijaga di kisaran 5-6%. Selain, itu, kita harus mendorong ekspor dan mengembangkan sektor-sektor strategis seperti industri, manufaktur, hilirisasi, pariwisata, perumahan, dam semikonduktor," jelas Bapak Ferry Irawan, Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian).
Jika pemerintahaan era Presiden Prabowo ingin mencapai kembali target 8%, maka perlu strategi yang terarah dan koordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk revitalisasi industri padat karya demi mendukung pertumbuhan ekonomi.
Ketiga narasumber optimis bahwa target pertumbuhan ekonomi 8% dapat tercapai, salah satunya dengan tidak memborong dolar demi menjaga stabilitas rupiah agar tidak terulang kesalahan di masa lalu, serta pentingnya APBN yang sehat guna memastikan keberlangsungan ekonomi nasional.
Kegiatan AP Dialog digelar oleh Rumah Kebangsaan bersama dengan Medco Foundation serta didukung oleh Kompas, diselenggarakan di The Energy Building, 18 Desember 2024, membahas proyeksi dan strategi ekonomi Indonesia ke depan, yang dibuka secara resmi oleh Erika Widyaningsih. Dialog interaktif kali ini dihadiri oleh Bapak Hilmi Panigoro, Bapak Sofyan Djalil, Ibu Aviliani, dan Bapak Teten Masduki. Hadir pula perwakilan pimpinan perusahaan swasta maupun BUMN, ekonom, akademisi, lembaga keuangan, organisasi masyarakat.