Â
             "Bahasa adalah identitas, bahasa adalah kebanggaan kita, dan kalian adalah pemain utamanya"
                                    - Putra Nababan, Anggota Komisi X DPR RI
Tren menggunakan kata-kata atau istilah asing bersamaan dengan bahasa Indonesia makin gencar dilakukan dalam percakapan, baik dalam suasana formal mau pun informal. Hal ini banyak terjadi pada generasi muda, yaitu milenial dan Gen Z yang paling terkena imbas dari perkembangan teknologi, akibat derasnya aplikasi hiburan berupa film dan drama asing.
Perlu upaya dan kerjasama berbagai pihak agar bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi dan nasional tidak tergerus oleh bahasa asing. Salah satu langkah kontinu dari Badan Bahasa sebagai lembaga resmi negara yang ditunjuk untuk melakukan pengembangan dan pembinaan bahasa adalah melakukan Diseminasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)Â dalam rangka kemitraan dengan Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), di Hotel Sentral Cawang, Selasa, 18 September 2024.
                                                          foto pribadiÂ
Program Diseminasi Kamus Besar Bahasa Iindonesia dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikburistek) merupakan program kemitraan sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah dan DPR RI, khususnya Komisi X untuk melakukan pengembangan dan pembinaan bahasa, khususnya pada generasi muda.
Kepala Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa (Pusbanglin), Imam Budi Utomo, mengatakan bahwa pada tahun 2024 target 200 entri baru KBBI adalah upaya dukungan keberlanjutan bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi, pendidikan, dan budaya.
Konten Kreator
Sebagai generasi yang hidup dan tumbuh bersama teknologi, tentu tak bijak  memaksakan kehendak pada generasi yang penuh ide dan pemikiran tersendiri. Perlu pendekatan komprehensif agar kesadaran menggunakan bahasa Indonesia tumbuh dari hati, bukan hanya tuntutan apalagi paksaan.
Anggota Komisi X DPR RI, Putra Nabanan hadir dan memberikan arahan  pada mahasiswa agar menjadi konten kreator yang memiliki impian membuat konten yang mendunia. Konten yang mendunia ini tentunya perlu kreativitas dan kerja cerdas agar konten mengundang dan diminati penonton. Untuk itulah langkah pertama yang dapat dilakukan adalah membuat konten baik berbahasa Indonesia dan menggunakan alih bahasa asing, misalnya bahasa Inggris.
"Kita titip pada adek-adek, mulai hari ini, kelak, menjadikan bahasa Indonesia sebagai identitas"Â pesan Putra Nababan pada mahasiswa. Sebagai generasi penerus bangsa, tentunya penting sekali memiliki kebanggaan berbahasa Indonesia tanpa lupa kuasai bahasa asing sebagai bahasa internasional.
Diseminasi KBBI ini dihadiri oleh perwakilan mahasiswa dari berbagai universitas, antara lain Universitas Indraprasta PGRI, Universitas Jayabaya, Universitas Bung Karno, Universitas Atmajaya, YAI, Bina Sarana Informatika, STIKOM, ASMI, dan Duta Bahasa.
Kamus Besar Bahasa IndonesiaÂ
Pengembangan KBBI merupakan salah satu program penting Badan Bahasa sebagai upaya untuk memastikan bahwa bahasa Indonesia tetap menjadi media komunikasi, pendidikan, dan ekspresi budaya Indonesia.
Satu, kekayaan bahasa Indonesia tetap terpelihara dan terus menggabungkan kata atau ungkapan baru dari ranah teknologi, sains, dan budaya populer. Kedua, sumber pendidikan berharga bagi siswa, pendidik, dan peneliti, yang menyediakan referensi yang otoritatif untuk memahami bahasa Indonesia yang terus berkembang.
Ketiga, membantu mendokumentasikan dan mempromosikan aspek budaya unik Indonesia, termasuk dialek, peribahasa, dan idiom lokal. Ketiga,meningkatkan komunikasi diantara penutur bahasa Indonesia, sehingga percakapannya lebih tepat dan ekspresif.
Keempat, memudahkan bagi pelajar bahasa (penutur non -asli) dan pembelajar bahasa Indonesia karena daftar kosakata yang diperkaya akan meningkatkan kemahiran bahasa dan maknanya. Kelima, berkontribusi pada standardisasi bahasa Indonesia, yang penting untuk dokumentasi resmi, media, dan materi pendidikan.
Sumber Data KBBIÂ
Pengembangan KBBI Tahun 2024 mengalami peningkatan signifikan. Penambahan data bukan hanya pada entri yang semula berjumlah 120-an ribu kini menjadi 200 ribu saja, namun juga bertambahnya makna entri. KBBI edisi I terbit tahun 1988 dengan jumlah entri hanya 62.000 dan saat ini sudah memasuki edisi ke VI.
Sumber data KBBI berasal dari bahasa daerah dan bahasa asing, antara lain kamus bahasa Simalungun - Indonesia, Kamus Wolio-Indonesia, Kamus Bahasa Suwawa - Indonesia, Kamus Bahasa Aceh - Indonesia, Kamus Bali - Indonesia, Kamus Dwi Bahasa : Bahasa Sentani - Bahasa Indonesia, dan Kamus Dwibahasa : Bahasa Tamer - Bahasa Indonesia.
Tim yang terlibat dalam pengembangan KBBI saat ini sudah melibatkan 165 editor, 46 redaktur, dan 15 validator. Demi pengembangan KBBI, saat ini Badan Bahasa juga bekerjasama dengan Oxford University Press dan Lexical Computing Limited, UK.
Membaca perkembangan teknologi yang begitu cepat dan sisi kepraktisan pengguna, saat ini Pusat Pengembangan dan Perlindungan Bahasa dan Sastra telah mendigitalkan 85 kamus bahasa daerah - Indonesia dan 35 kamus Indonesia versi cetak yang diterbitkan oleh Pusat/Badan Bahasa serta Balai/Kantor Bahasa untuk dimasukkan dalam satu aplikasi pangkalan data kamus.
Tiga Program Prioritas Badan BahasaÂ
Geografis Indonesia sebagai negara kepulauan tentunya memiliki problematika tersendiri dalam proses pemerataan literasi masyarakat. Rendahnya literasi salah satunya disebabkan oleh kurangnya bahan bacaan anak-anak yang bermutu dan sesuai dengan usia mereka, jelas Kepala Pusbanglin, Imam Budi Utomo.
Mengingat bahwa literasi adalah pilar penting kecerdasan, maka sebagai bentuk dukungan, tahun 2024 pemerintah mengucurkan dana hingga ratusan milyar untuk mencetak, mendistribusikan, serta memanfaatkan bahan literasi.
Bahan bacaan literasi ini bukan hanya untuk wilayah 3T saja, tapi juga untuk wilayah dengan tingkat literasi yang masih rendah. Saat ini terdapat 27 juta eksemplar buku yang disebarkan untuk 45 wilayah, dengan sasaran sekolah dan PAUD.
Selain melakukan pencetakan dan pendistribusian bahan bacaan, Badan Bahasa juga melakukan pendampingan bagaimana memanfaatkan buku-buku ini, termasuk edukasi kepada Taman Bacaan Masyarakat (TBM), penggerak literasi, dan sekolah, bagaimana cara menyusun dan menampilkan buku-buku agar menarik minat anaka-anak dan masyarakat lainnya. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H