1. Permainan tebak-tebakkan adalah sesi dimana anak lomba lari sampai menggapai papan tulis, tapi sambil mengikuti instruksi kakak-kakak kelas sebagai pembimbing. Saat pembimbing menginstruksikan berhenti, anak-anak pun ikut berhenti dengan posisi tubuh seperti robot. Saat guru memberi perintah lari, anak-anak berebut berlari menuju papan tulis.
Sekilas ini adalah permainan biasa, namun jika kita amati permainan ini sekaligus mengajarkan anak untuk fokus mendengarkana perintah, mengasah kecepatan kaki, dan fokus pada permainan. Dan hasilnya, anak- anak gembira sekali sat berhasil mencapai papan tulis sebagai garis akhir.
2. Menggambar di atas mika. Anak-anak duduk mengelilingi meja panjang warna biru, lengkap dengan plastik mika tebal berukuran empat persegi panjang dan spidol besar di tangan kanan. Anak-anak begitu antusias menggambar sesuai kreasi mereka, sambil sesekali ngobrol dengan teman di sampingnya.
3. Prakarya Tangan dan Tali. Nah, kelompok ini menggambar tangan besar di atas kertas manila dan mengguntingnya sesuai ukuran. Kemudian sedotan plastik dipotong kecil dan disusun pada salah satu sisi kertas serta diberi pegangan panjang dari sedotan juga. Beberapa gambar tangan ini lantas digabungkan dengan menggunakan benang wol warna-warni.
Saat bermain sambil belajar dilakukan dalam kelas, tak terlihat satu pun anak-anak yang kelelahan. Ada yang mengobrol sambil tetap menggambar, ada yang diam karena fokus berusaha melilitkan benang wol pada kertas, ada yang terus berlari dan berputar mengekspresikan keceriaannya, bahkan ada yang terduduk dalam diam tapi mata tetap memperhatikan tangan guru mengikat dengan tali.
Ikatan Erat Antara Bermain dan Belajar
Saat anak-anak bermain sambil di kelas dibawah bimbingan bapak ibu guru merupakan bagian alami dari pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Selain tahap penting menuju pemahaman dunia, ketrampilan sosial, dan dasar pembentukan intelektual yang menjadi dasar masa depan.
Dr. Jacqueline Harding, Direktur Tomorrow's Child dan pakar anak usia dini di Middlesex University, Inggris menjelaskan dalam bukunya "The Brain that Loves to Play" bahwa bermain memiliki peran penting dalam pertumbuhan anak.