Peningkatan Literasi Digital
Perpustakaan Nasional memastikan ikut andil dalam peningkatan literasi masyarakat yang menjadi agenda pembangunan nasional. Berbagai kegiatan transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial diselenggarakan di berbagai daerah untuk menjalankan peran perpustakaan dalam peningkatan literasi masyarakat yang berujung pada potensi peningkatan kesejahteraan masyarakat. Literasi menjadi kompetensi dasar yang harus dimiliki setiap individu dalam masyarakat Indonesia, agar dapat mengantarkan terwujudnya Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian berlandaskan gotong royong. Kemampuan literasi merupakan bentuk cognitive skill, yang memampukan manusia untuk mengidentifikasi, mengerti, memahami, dan mencipta yang diperoleh dari kegiatan membaca, yang kemudian ditransformasikan dalam kegiatan yang produktif dan memberikan manfaat sosial, ekonomi, dan kesejahteraan.
Peningkatan literasi digital dan penguatan budaya literasi diusung Perpustakaan Nasional, salah satunya, melalui layanan yang memberikan bimbingan, pengajaran kemampuan literasi informasi kepada masyarakat. Sesuai jiwa dari layanan perpustakaan berupa memberikan referensi, Perpustakaan Nasional tidak berkeinginan hanya memberikan ikan. Dalam konteks perpustakaan, ikan adalah bahan bacaan. Namun perpustakaan juga berkeinginan memberikan kail dan mengajarkan penggunaan kail untuk mendapat ikan. Perpustakaan Nasional memberikan sumber informasi yang terpercaya dan juga mengajarkan cara mengenali kebutuhan informasi; mencari, menelusur, dan menemukan informasi; mengevaluasi informasi; serta memakai dan memanfaatkan informasi. Oleh karena itu, layanan informasi dan perpustakaan saat ini terus dikembangkan dengan berbagai teknologi yang serba digitalisasi.bukan saja koleksi yang terbaru yang sudah digital tetapi juga koleksi naskah kuno, buku langka yang bernilai sejarah peradaban bangsa Indonesia itu semua didigitalisasi yang bisa diakses oleh masyarakat dari belahan bumi mana saja.
Terkait kepemimpinan ini kita seharusnya belajar dan menengok ke masa lalu. Di gedung layanan Perpustakaan Nasional ini menyimpan sebuah manuskrip tertua yang pernah ditemukan sejauh ini, berjudul Arjuna Wiwaha. Manuskrip ini disalin tahun 1344 Masehi, sedangkan kisahnya sendiri diperkirakan digubah pada 1030-an. Ini jelas lebih tua dari penemuan Benua Amerika pada 1498 atau penemuan Benua Australia pada 1770. Apa artinya? Artinya, kita, bangsa Indonesia, sebetulnya telah lama mengenal peradaban, memahami agama-agama, dan memiliki tingkat intelektualitas yang tinggi dengan melahirkan karya sastra yang begitu luhur seperti Arjuna Wiwaha, atau bahkan lebih tua lagi kalau melihat naskah Sanghyang Kamahayanikan dan Brahmandapurana yang diperkirakan telah dikarang pada abad ke-8 M. Dengan begitu, tampaknya tak berlebihan kalau kita menyebut bahwa bangsa Indonesia telah memiliki kesadaran jiwa yang telah berevolusi sejak lama hingga mampu melahirkan berbagai peradaban luhur. Dalam konteks leadership sendiri, bukti-bukti peradaban tersebut menandakan bahwa leluhur kita telah memiliki ilmu kepemimpinan bisa bertahan dengan kekuatan hidup.
Saya ketika membaca modul Kepemimpinan Digital merasa tergelitik untuk mengungkapkan fakta ini dan perlu kita sadar bersama bahwa tentang kepemimpinan tentang leadership ini nenek moyang kita sudah memberikan contoh yang nyata yang diliterasikan. Keberagaman cara berpikir kita masing-masing yang memang memiliki karakter yang berbeda, bisa tercerahkan pada kita, karena setiap pribadi manusia adalah pemimpin. Jiwa kepemimpinan adalah fitrah yang diberikan Tuhan kepada kita. Pemimpin bagi dirinya sendiri, pemimpin bagi keluarganya, bangsa dan negaranya. Tanggungjawab adalah bagian dari kepemimpinan itu sendiri. Berbicara mengenai kepemimpinan dan kepribadian, erat kaitannya dengan kesuksesan seseorang. Seperti halnya dalam buku ini pun memberikan gambaran kepada kita, panduan batin tentang kepemimpinan dua arah, ada yang memimpin dan ada yang dipimpin.
Kepemimpinan dan keberhasilan sangat erat kaitannya. Seorang pemimpin tidak selamanya berhasil dan sukses. Adakalanya seorang pemimpin yang tidak memiliki dasar kepemimpinan yang baik dan kepribadian yang matang, seringkali tidak berhasil memegang amanah yang diberikannya. Kita tahu bahwa untuk menjadi pemimpin yang sukses ditentukan oleh beberapa karakteristik, diantaranya: Pertama, kesehatan. Sehat jiwa (rohani),  fisik, dan sehat mental. Dalam hal ini kesehatan fisik tidaklah mutlak, karena ada juga cacat fisik justru menjadi pemicu yang sangat kuat  untuk meraih sukses, sebagaimana kesuksesan yang diraih ilmuwan Stephen Hawking, yang penyandang cacat. Kedua, intelegensia. Kecerdasan, pengetahuan, pertimbangan yang baik,  pandai mengambil keputusan, fasih berbicara, mampu dan mempunyai retorika yang baik akan menambah kekayaan dalam meraih kesuksesan.
Ketiga, Kepribadian. Agresif, antusias, kreatif, selalu siaga, terbuka, integritas pribadi yang kuat, dominan, independent, dan rasa percaya diri yang kuat. Keempat, Karakteristik sosial; menarik, mempunyai prestise, bijaksana, komunikatif (berkemampuan berhubungan antar pribadi) mampu bekerjasama, pandai bergaul, pandai berdiplomasi, dan berkemampuan administratif. Â Kelima, karakteristik yang terkait dengan tugas; dorongan untuk berprestasi, tekun, ulet, rajin, bertanggungjawab, berorientasi pada tugas, dan keberanian berusaha se optimal mungkin.
Internet, selain menjadi lautan informasi, juga menjadi sampah informasi. Masyarakat Indonesia ada dan mungkin banyak yang terhanyut dalam lautan informasi dan menelan sampahnya. Masyarakat Indonesia juga ada yang tidak mampu menemukan informasi yang dibutuhkan. Layanan yang memberikan bimbingan, pengajaran kemampuan literasi informasi mengambil andil untuk mengisi celah penguatan budaya literasi masyarakat. Sesi bimbingan pemustaka dan literasi informasi diharapkan menjadi layanan yang mampu menguatkan budaya literasi masyarakat. Pengenalan layanan perpustakaan seperti Tanya Pustakawan Virtual, penelusuran di katalog perpustakaan, penelusuran di perpustakaan digital seperti iPusnas, penelusuran jurnal ilmiah internasional di e-resources, penelusuran melalui Indonesia OneSearch, penelusuran sumber informasi naskah kuno dan buku langka melalui Khastara (Khasanah Naskah Nusantara), dan juga berbagai paket pengajaran literasi akan disuguhkan kepada masyarakat dalam sesi bimbingan pemustaka dan literasi informasi.
Perpusnas juga mengajak kepada seluruh dinas perpustakaan provinsi, kabupaten dan kota, perguruan tinggi seluruh Indonesia, dan berbagai jenis lembaga perpustakaan maupun kementerian dan lembaga lainnya untuk menerapkan satu nomor keanggotaan perpustakaan di Indonesia melalui progam SAKTI (Satu Kartu Terintegrasi) merupakan program kartu anggota perpustakaan berbasis NIK (Nomor Induk Kependudukan). Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Perpustakaan Nasional Nomor 6 Tahun 2021 tentang Penerapan Kartu Tanda Anggota Perpustakaan Berbasis Nomor Induk Kependudukan. Diharapkan dengan kartu Sakti ini semua perpustakaan bisa terhubung, terintegrasi sehingga semua perpustakaan dengan Perpusnas bisa tersambung. Dan tentu saja kartu Sakti itu lebih mudah lagi penggunaannya dengan virtual Qr-code dan pemanfaatannya bisa lebih multifungsi terkoneksi dengan ATM, e-tollcard, MRT, LRT, Transjakarta serta mudah memanfaatkan transportasi lainnya di Jakarta. Ini rencana yang segera diwujudkan.
Revolusi Mental KepemimpinanÂ