Dunia kesastraan kembali menggeliat dan mengalami perkembangan yang menggembirakan. Perkembangan teknologi digital yang demikian pesat nyatanya tidak menyurutkan semangat generasi muda untuk terus berkarya dengan menghasilkan karya-karya sastra yang lebih kreatif. Sebagai salah satu ujung tombak pembaharuan dalam dunia sastra, generasi muda yang tergabung dalam berbagai komunitas sastra pantang menyerah meski kelangsungan hidup dan giat kreativitas terkadang tergantung dukungan keuangan operasional.
Meski kekurangan namun hal ini tidak menyurutkan semangat pegiat sastra berusia muda yang terus melakukan transformasi demi menghasilkan karya sastra yang kekinian. Berbagai kegiatan mereka lakukan demi menjaga api semangat membangun dan menciptakan karya sastra. Banyak komunitas sastra yang keberadaannnya tidak terlihat dan tertangkap media, hingga kemunculannya pun timbul tenggelam, tertatih-tatih, bergantung seberapa panjang nafas keuangan.
Begitu pula dengan komunitas sastra yang sudah memiliki program khusus dan rutin tampil, meski dalam lingkup daerah. Kobar api semangat terus mereka jaga saat ide-ide terus meluap namun membutuhkan sokongan dana agar lebih bergaung dan lebih luas jangkauan suaranya. Meski demikian pesatnya pertumbuhan komunitas sastra sangat menggairahkan karena diikuti oleh proses lahirnya karya sastra yang produktif.
Â
Bantuan Pemerintah untuk Komunitas Sastra Naik 4 Kali Lipat
Â
Perkembangan dunia kesastraan tidak dapat dilakukan sendiri oleh komunitas sastra yang memiliki keterbatasan sumber daya. Oleh karena itu pemerintah melalui Badan Bahasa merasa perlu memberi dukungan dan apresiasi dengan menginisiasi rintisan penyaluran bantuan dana bagi komunitas sastra terpilih.
Dukungan dan apreasiasi juga menjadi pemantik pemerintah daerah, lembaga, atau masyarakat setempat untuk dapat lebih menghargai pelaku/pegiat sastra yang ada di tengah masyarakat. Geliat karya sastra oleh para pegiat sastra yang mengangkat tema kearifan lokal demi menjaga budaya lokal, Â tentu perlu diberi wadah oleh pemerintah daerah untuk saling asah, asih, asih, dan asuh.
Pada bulan Juli dan September 2023, Badan Bahasa melalui Pusat Pengembangan dan Pelindungan Bahasa dan Sastra telah mengumumkan para penerima bantuan pemerintah dari kategori bantuan fasilitas komunitas sebanyak 45 penerima bantuan dan sebanyak 5 komunitas untuk kategori penghargaan, serta penghargaan perorangan sebanyak 29 orang.
"Bahwa tahun depan (Red: 2024) juga dengan besaran yang 4 kali lipat dari anggaran yang saat ini, maka akan semakin banyak komunitas sastra yang terfasilitasi, akan semakin banyak para mastro yang telah berjasa terhadap pengembangan sastra- sastra di Indonesia yang akan kita beri apresiasi." jelas Kepala Pengembangan dan Pembinaan Badan Bahasa, Prof. E. Aminuddin Aziz, M.A.,Ph.D. saat taklimat media"Pentas Karya Komunitas Sastra Penerima Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan 2023 : Sastra Perekat Kebinekaan, Senin 11 Desember 2023.
Â
Prosedur Penerimaan BantuanÂ
Â
Proses penerimaan bantuan komunitas sastra ini melalui prosedur resmi, salah satunya dengan mengajukan proposal data dan program komunitas yang akan dilakukan. Badan Bahasa bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Anggaran dan lembaga terkait lainnya akan menyeleksi semua proposal komunitas sastra yang masuk.
Verifikasi data komunitas sastra, program apa saja yang akan dilakukan, dan dampak positif kegiatan bagi sekitar, menjadi beberapa pertimbangan layak tidaknya komunitas memeroleh bantuan. Pemberian bantuan ini diharapkan dapat meningkatkan peran komunitas sastrra sebagai pihak pemroduksi karya, menjadi penggerak sekaligus penguat dalam membangun kesastraan di tengah masyarakat, serta mengembangkan kesastraan dan meluaskan produk karyanya.
Adapun calon komunitas sastra penerima bantuan ini bisa berasal dari seluruh wilayah Indonesia, mulai dari Sumatera, Aceh, Papua, dan wilayah lainnya. Semua berhak menerima tanpa pandang bulu asalkan memenuhi persyaratan dan mengikuti prosedutr yang telah ditetapkan.Â
Â
Peserta Pentas Karya
Pentas Karya tahun ini didukung oleh Rumah Baca dan Kreativitas Tanah Ombak (Sumatera Barat), Komunitas Ngejah (Jabar), Rumah Kreatif Suku Seni (Riau), Sanggar Seni Budaya Batin Penghulu 9Jambi), Komunitas Dongen Dakocan (Lampung), Perkumpulan Sabda Bunian (Kepri), Langkau Etnika (Kalbar), Komunitas Mahima (Bali), Komunitas Masyarakat Lumpur 9Jatim), Komunitas Seni Lobo (Sulteng), dan Komunitas Sastra Tiga Gunung (Jateng).Â
Peserta dalam kegiatan Pentas Karya Komunitas Sastra ini berasal dari berbagai kalangan, antara lain dari komunitas sastra, pejabat eselon I dan II di lingkungan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kepala Dinas Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Lembaga mitra dan jejaring komunitas sastra, perwakilan komunitas di DKI Jakarta, pelajar dan mahasiswa, duta bahasa, para tamu undangan lain, serta staf Pusat Pengembangan dan Pelindungan  Bahasa dan Sastra yang secara keseluruhan berjumlah 941 orang.
Tujuan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menyelenggarakan Pentas Karya Komunitas Sastra Penerima Bantuan Pemerintah Bidang Kebahasaan dan Kesastraan 2023 di Teater Besar, Kompleks Taman Ismail Marzuki, DKI Jakarta untuk mengapresiasi dan mendorong pertanggungjawaban komunitas sastra selaku penerima bantuan pemerintah; mengapresiasi kegiatan yang telah dilaksanakan oleh komunitas sastra yang telah mendapatkan bantuan pemerintah; dan  mengenalkan program kebahasaan dan kesastraan kepada massyarakat luas, terutama bantuan pemerintah penguatan komunitas sastra yang telah dilakukan.
Â
Â
Â
Â
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H