Dalam hitungan hari Indonesia akan menjadi perhatian dunia melalui even Presidensi Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-17 G20 tanggal 15-16 November 2022 di Bali. Acara tersebut akan menjadi puncak dari proses dan usaha intensif seluruh alur kerja presidensi G20 selama keketuaan Indonesia. Presidensi kemitraan multilateral 20 negara-negara maju dunia atau G20 yang terdiri dari 19 negara utama, yaitu Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Korea Selatan, Rusia, Tiongkok, Turki dan Uni Eropa.Â
G20 adalah sebuah strategik platform sekaligus berfungsi sebagai jembatan antara negara-negara maju dan negara berkembang di dunia. Mengusung tema " Recover Together Recover Stronger" presidensi G20 Indonesia mengajak seluruh dunia untuk mencapai pemulihan yang lebih kuat dan berkelanjutan. Semakin terintegrasinya perekonomian global, keberhasilan penanganan pandemi dan ekonomi di suatu negara, tidak akan dapat bertahan lama apabila tidak didukung oleh keberhasilan yang sama di negara-negara lain. Melalui forum G20 tersebut Indonesia berkesempatan mendorong upaya kolektif dunia mewujudkan kebijakan yang dapat mempercepat pemulihan ekonomi global secara impulsif.
Menyadari pentingnya perhelatan internasional ini, Perpusnas Pres berinisiatif mendukung Presidensi G20 dalam bentuk buku. Berkolaborasi dengan Perkumpulan Rumah Produktif Indonesia meluncurkan buku tematik berjudul Pulih Bersama Bangkit Perkasa : Gagasan Optimis dari Indonesia untuk Kebangkitan Dunia Pasca Pandemi Covid-19, Senin (31/10) bertempat di Ruang Auditorium lantai 2 Plaza Perpusnas, Jl. Medan Merdeka Selatan Jakarta Pusat.
"Buku ini isinya relevan dengan isu-isu prioritas yang diusung Indonesia sebagai Presidensi G20 tahun 2022. Para penulis buku ini membahas G20 dari berbagai peminatan dan perseptif yang selaras dengan isu-isu yang akan dibahas pada pergerakan KTT G20 November nanti di Bali." jelas Sri Marganingsih, SH., MA. Selaku Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerjasama dan Humas.Â
Manfaat Presidensi G20 sendiri bagi Indonesia dan dunia adalah agar bisa pulih dari pandemi Covid-19, kendati pun masih ada persoalan lain yang menghadang, yaitu krisis akibat perang Rusia vs Ukrania. Indonesia juga sudah turut memainkan peran penting, yaitu diplomasi secara langsung ke Rusia dan Ukrania sebagai salah satu upaya perdamaian dunia.
"Buku ini juga mensimbolisasikan atau menjadi simbol gotong royong karena ditulis secara keroyokan oleh 154 penulis dan akhirnya menjadi 150 artikel atau tulisan. " jelas Usman Kansong, selaku Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informasi sekaligus Ketua Badan Koordinasi Humas (Bakohumas). Sudah saatnya Indonesia menjadikan perang Rusia vs Ukrania sebagai momentum untuk menunjukkan kepemimpinannya di G20, bahkan di dunia. Artinya Presiden meminta seluruh rakyat Indonesia menjadikan tantangan sebagai sebuah peluang.
Perhelatan dunia G20 tentu membawa manfaat, baik bagi Indonesia mau pun dunia. Dalam arsitektur kesehatan global dunia, sudah dicapai Dana Perantara, yang nantinya nisa digunakan saat pandemi di masa depan. Dalam konteks transformasi ke digital, sudah dicapai pula kesepakatan-kesepakatan dimana ada kesetaraandalam dunia digital, baik dari sisi infrastrutur mau pun SDM, antara negara maju dan negara berkembang. Terkait bidang Transisi Energi saat G20 di Bali Presiden Jokowi akan mengajak para kepala negara atau pun organisasi undangan untuk menanam mangrove sebagai simbol kepedulian pada lingkungan. Ada pun sebagian besar transportasi yang akan digunakan di arena G20 sebagian besar adalah mobil listrik.
Penerbitan buku tematik G20 ini diharapkan memberikan kontribusi positif dan sebagai usaha kolektif demi suksesnya presidensi G20 Indonesia tahun 2022. Oleh karena itu kegiatan peluncuran dan diskusi ini dikemas dalam kegiatan Forum Tematik Bakohumas.
Kepala Perpustakaan Nasonal RI, Drs. M. Syarif Bando, MM dalam sambutannya mengatakan," penulisan buku ini adalah bagian daripada momen untuk menginformasikan sebab sebuah peristiwa yang akan terjadi. Kami menyambut baik dan sangat senang dengan program menulis buku tematik ini demi memperluas akses digital, demi mempercepat terwujudnya manusia unggul, yaitu manusia yang bukan hanya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi saja tapi juga orang yang memiliki kemampuan inovasi dan kreatifitas. "
Peluncuran buku juga dilakukan sesi diskusi inisiator sekaligus editor buku Pulih Bersama Bangkit Perkasa, Yanuardi Syukur, kontributor/penulis buku, Buyan Saptomo, Sekretaris Utama Perpusnas, Ofy Sofiana, juga pustakawan Perpustakaan Kota Depok, Nur Indrawaty Pari yang mewakili pembaca.
Buku tematik ini dibagi menjadi empat jilid dan diterbitkan dalam dua versi, yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris.
Jilid satu terdiri dari dua bab, yaitu bab satu memuat tema kerjasama internasional, Diplomasi Tangan di Atas, Indonesia Menciptakan Perdamaian Dunia, Meningkatkan Harkat Kemanusiaan dan Menjadi Perantara Terciptanya Ketahanan Global. Bab dua berisi tema Transformasi Digital, Literasi dan Keamanan Produktifitas di Zaman Baru.
Jilid Dua membahas tentang Ekosistem semesta, Memuliakan bumi, Mengantisipasi Perubahan Iklim dan Membantu Perubahan Struktur Berkelanjutan Ramah Lingkungan. Kesehatan Global Mengatasi Kekurangan Gizi, Masalah Mental dan Target Pencapaian Vaksin Covid-19 serta Sumber Daya Manusia temporatif, Menyiapkan Manusia Unggul Kolaboratif dan Anti Korupsi Dalam Memasuki dunia kerja.
Jilid ketiga terdiri dari 3 bab, yaitu kebudayaan Globalisasi Pancasila membangun peradaban dunia berkelanjutan, Modernisasi Mengarusutamakan Pemikiran, Pertengahan Sejak Dini Sebagai Tonggak Kolaborasi Membangun Dunia yang Damai dan pemberdayaan Perempuan. Meningkatkan kapasitas, Menghapus Kekerasan Seksual, dan Menciptakan Pemimpin Perempuan.
Jilid keempat terdiri dari dua bab, yaitu Pariwisata dan Ekonomi. Membangkit dan Memulihkan Ekonomi Indonesia dan Dunia. Pendidikan : Menyiapkan Generasi Emas Indonesia, Berkapasitas Global untuk Berkontribusi dalam Pembangunan Dunia.
Satu hal yang saya ingat dari kalimat pak Usman Kansong bahwa kita patut bangga karena baru Indonesia lah yang menginiasi penulisan buku terkait G20. Kelak pada perhelatan G20 sleanjutnya hendaknya semangat penulisan buku tematik bersejarah ini akan diteruskan oleh generasi dan penulis selanjutnya. Agenda G20 selanjutnya akan menjadi momen bersejarah karena Indonesia sudah memiliki catatan sendiri saat menjadi penyelenggara G20 ke-17. Salam LiterasiÂ
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H