Mohon tunggu...
Kiki Handriyani
Kiki Handriyani Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penulis, Pegiat Literasi Digital, ibu dua anak.

Penulis freelance, Founder Blogger Mungil (Blogger Mungil), Kontributor di media online. Sudah menerbitkan beberapa buku. Buku solo terbit 2010 yaitu sebuah novel "Jadikan Aku Yang Pertama", kemudian buku antologi bisnis berturut-turut.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Blogger KOPI Itu, LUAR BIASA

23 Mei 2016   23:47 Diperbarui: 24 Mei 2016   00:44 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkenalan itu…

Tahun 2009 menjadi titik balik perjalanan karir saya. Cukup sudah tahun 11 tahun bekerja sebagai karyawan dengan sejumlah pengalaman mengesankan. Tahun 2009 saya memutuskan resign dari sebuah klinik gigi ternama di bilangan Kuningan, Jakarta Selatan. Bukan ingin pindah kantor tapi ingin mengejar impian menjadi PENULIS. Loh, memang punya modal apa kok bisa-bisanya mau jadi penulis lah wong EYD aja masih suka bingung? Modal saya waktu itu karena saya kutu buku dan sejuta semangat ;)

Demam friendster, multiply dan blog tahun 2007 awal perkenalan saya dengan tulisan. Dengan modal ribuan kata di kepala, saya mulai menuliskan kalimat demi kalimat. Belajar EYD, tata bahasa dan makin banyak membaca majalah dan buku. Semua saya lakukan secara otodidak karena keterbatasan biaya mengikuti kuliah atau kursus.

2007 menjadi awal pertemuan saya dengan salah seorang penulis dari Bandung bernama Indari Mastuti. Saya belajar menulis dari nol sampai akhirnya bisa menerbitkan sebuah novel tahun 2010. Bertahun-tahun belajar dan bergaul dengan penulis dan buku, hingga akhirnya terbit beberapa buku antologi. Akhirnya awal tahun 2014 saya bekerja pada sebuah penerbit didaerah Bekasi. Belajar menulis dan akhirnya belajar dapurnya penerbit. Menulis di blog belum tersentuh dan konsisten karena fokus masih pada penulisan buku dan penerbitan.

KOPI Itu FENOMENA

November 2015 menjadi titik awal saya konsisten menulis di blog. Blog yang sudah dibuat namun hanya terisi oleh beberapa tulisan itu menjadi saksi saya bergabung dengan KOPI atau Koalisi Online Pesona Indonesia. Awalnya melihat pengumuman di beranda facebook Mbak Aida Maslamah yang memang sudah lama menjadi teman di FB. Begitu membaca langsung saya kontak beliau sesuai prosedur persyaratannya. Alhamdulillah dimudahkan jalannya dan akhirnya saya masuk menjadi anggota KOPI.

Tanggal 26 November 2015 bertempat di Hotel Atria, belakang Sarinah Deklarasi KOPI di kumandangkan. Penandatanganan deklarasi ini dihadiri juga oleh perwakilan Kementerian Pariwisata, ASITA, AJI, dan Eljhon. Ikut berkontribusi menjadi salah satu panitia dan sempat deg-degan juga. Secara KOPI ini bukan koalisi biasa. Koalisi Online Pesona Indonesia, koalisi antara blogger dan jurnalis. Mendengar kata jurnalis saja mata saya langsung berbinar-binar. Profesi yang selama ini saya impikan namun belum kesampaian. Berkenalan dengan para jurnalis seperti Mas Danang, Mbak Sumiyati, Mas Sobary, Pak Eddy, dll. Subhanallah, dada saya berdegup kencang. Entahlah, perasaan rasanya membuncah. Bangga bisa menjadi bagian dari kolaborasi blogger dan jurnalis.

KOPI itu UNIK

Waktu terus bergulir. Kak Arul Munchen sebagai pendiri KOPI mengatakan bahwa blogger akan dididik agar mampu bekerja dan menulis cepat ala jurnalis. Sedangkan jurnalis akan belajar bagaimana menulis lentur seperti blogger.

Nah, disinilah letak keunikan KOPI. KOPI bukan hanya sebuah perkumpulan tapi ada misi dan ciri khas yang lain dibanding komunitas lain. KOPI ingin semua yang tergabung, baik blogger maupun jurnalis bukan hanya sekedar menulis, tapi lebih dari menulis.

Ada misi tersirat yang ingin diemban bahwa sekian bulan atau tahun bergabung, karir KOPIERS (julukan untuk anggota KOPI) makin meningkat.

Contoh yang sudah ada yaitu Kak Ben saat ini sudah menjadi SePOL (serdadu Jempol) tim sosmed SARINAH, bahkan menjadi salah satu karyawan rumah produksi. Kak Hermini bahkan sudah menjadi blogger khusus Kementerian Pariwisata, yang wara-wiri tugas keluar kota. Dan…saya iri ;)

Mengapa begitu banyak komunitas blogger, namun saya belum terpikat bergabung? Entahlah, saya sendiri kadang tidak tahu. Tapi begitu mendengar nama KOPI, rasanya seluruh energi dan kekuatan tumpah ruah. Gejolak jiwa muda seperti tersentak. Lebay? Ahhh …tentu tidak karena ini memang kenyataannya. Ekspresi Sejuta Semangat saya muncul kembali, terbangun dari tidur panjangnya yang selama ini melupakan sejenak tentang blog.

Awal bergabung saya sempat minder karena banyak teman-teman blogger yang lebih berpengalaman dan para jurnalis yang sudah malang melintang di dunia jurnalistik.

Karena lama menggeluti dunia buku dan penerbitan, saya sempat terlena dengan tidak pernah mengotak-atik blog. Namun, lagi-lagi Sejuta Semangat yang saya miliki mampu menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri bahwa saya bisa mengejar ketertinggalan itu.

Dengan modal Bismillah, saya mulai mengikuti kegiatan KOPI satu persatu. Fokus KOPI adalah mengabarkan berita yang baik tentang Indonesia, terutama kuliner, film dan destinasi wisata. Satu demi satu undangan press screening rilis film baru mulai berdatangan. Acara nonton bareng kami yang pertama adalah film Relationshit di Cinema 21 Blok M Square. Kak Arul dari Kabarindo sebagai pendiri KOPI mampu membuat KOPI melesat hanya dalam hitungan kurang dari 6 bulan.

Saya termasuk blogger baru bahkan sampai jingkrak-jingkrak ketika nama saya masuk dalam daftar yang hadir. Kasak-kusuk menyimak percakapan di grup dan mulai belajar apa dan bagaimana press screening. Sungguh, banyak istilah-istilah dalam dunia jurnalistik dan perfilman yang baru saya dengar. Dan ini sempat membuat keder…hehehehe

Satu hal yang unik, menjadi blogger KOPI mampu membuat cara pandang saya tentang film Indonesia menjadi lebih positif. Mohon maaf insan perfilman Indonesia, karena terbiasa menonton film barat dengan visual effect dan cerita yang lebih bombastis, dulu sempat memandang sebelah mata untuk film dalam negeri. Cerita mudah ditebak, akting pemain banyak yang kaku, soundtrack musik kadang kurang greget dengan isi cerita. Namun, lagi-lagi KOPI membuat saya lebih menghargai karya dalam negeri sendiri. Datang, press screening, wawancara dengan insan perfilmanan dan menjadi pengamat amatir, membuat saya belajar banyak. Ternyata benar kata pepatah, ‘ Tak Kenal Maka Tak Sayang”. Sejak itulah saya mulai belajar menggali apa dan bagaimana proses produksi sebuah film.

Ada satu lagi keunikan KOPI, tenggat waktu tulisan yang demikian cantiknya. Kenapa saya sebut cantik? Ya jelas. Bagaimana tidak cantik jika hanya dalam waktu enam jam sejak acara selesai hasil liputan harus dikirim ke koalisi? Awal bergabung jelas saya kalang kabut. Terbiasa menulis buku dengan tenggat waktu minimal tiga minggu, saya kelimpungan mengatur waktu. Setelah menghadiri acara, bisa dipastikan saya langsung tegang. Bagaimana tidak? Belum hilang rasa lelah badan, belum selesai urusan di rumah, kepala harus mulai menyusun kalimat demi kalimat liputan. Tenaga harus disiapkan untuk duduk beberapa jam menulis liputan. Dengan tenggat waktu hanya enam jam. Cantik, bukan?

Namun, justru keunikan itulah yang membuat KOPI tampil beda. KOPI bukan koalisi biasa. KOPI adalah koalisi yang mampu membuat saya sebagai penulis mampu bermetamorfosis luar biasa. Dari penulis buku yang “santai” menjadi blogger aktif dengan cara kerja jurnalis. Pola pikir dan cara menulis saya sekarang mulai mengalami peningkatan, sedikit demi sedikit seperti jurnalis. Kak Arul sebagai pendiri ternyata mampu menularkan semangat positif agar kami, para blogger mampu menjadi blogger yang LUAR BIASA dan MULTI TASKING.

Entah kalimat apalagi yang harus saya katakan untuk mengungkapkan perasaan dan penghargaan yang tinggi pada KOPI. KOPI sudahmembuat saya tampil sebagai blogger yang percaya diri dan punya ciri khas. Tanpa KOPI, belum tentu saya menjadi blogger aktif. Tanpa KOPI, belum tentu saya bisa menumbuhkan kecintaan pada film dalam negeri. Tanpa KOPI, energi dan semangat menulis saya mungkin tidak secepat sekarang. Berkat KOPI, saya diberi amanah menjadi Ketua Pesta KOPI, pesta blogger KOPI pertama yang akan diadakan tanggal 26 November 2016. Bagi saya blogger pemula, ini adalah kepercayaanbesar yang harus saya jalankan dengan baik. KOPI harus bertanggung jawab karena sudah membuat saya menjadi blogger ‘”cantik” dengan cara kerja seperti jurnalis ;). KOPI harus bertanggung jawab karena sekarang facebook yang menjadi tempat menampilkan kegiatan saya sebagai penulis dan blogger, mempunyai banyak pengikut dan pengagum rahasia. Bahkan banyak yang menunggu kabar berita apalagi yang akan saya posting di facebook sebagai blogger dan penulis. Nah, loh ….

Terima Kasih KOPI

Kami di didik bukan hanya sekedar sebagai blogger dan jurnalis biasa. Kami belajar, bekerja, saling melengkapi dan bersinergi demi satu tujuan bersama. Mengerahkan segenap kemampuan untuk menjadi barisan yang berbeda. Passion yang kuat dan kecintaan pada tulisan, membuat kami belajar cerdas di tengah kesibukan yang tiada henti. Melupakan sejenak usia yang semakin menua namun semangat tetap membara.

Kami lelah? Tidak. Karena kami punya mimpi, ada asa yang kami gantung dan impian yang ingin kami raih. Sekarang kami memang biasa, tapi kami sedang menjadi awak media yang luar biasa.

Terima kasih untuk semua kolaborasinya. Terima kasih untuk semua kesempatannya. Kami persembahkan seulas senyum kebanggaan, untukmu Pesona Indonesia.

‪#‎MenujuSePolKOPI dan ‪#‎PestaKOPI, Pestanya blogger Pesona Indonesia.

KOPI, Proud of You ;)

Dan Saxophone Kenny G dengan Jasmine Flower-nya mengalun lembut di tengah malam sunyi….

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun