Mohon tunggu...
Puisi

Si(L)uman

7 September 2010   03:51 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:23 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

dulu kita pernah samasama

lamalama kau menjadi rabun, tuli, mati rasa

tapi lidahmu masih sangat lincah

seperti kakimu yang tak lelah mencari senang semata

aku hampir lupa rupamu tapi tidak lakumu

kau merenta dalam keluhankeluhan berkepanjangan

semakin uzur bersama gerutuangerutuan

kau ingin meraup cinta

padahal hatimu menebar dusta

kau mengharap kebaikan

padahal kau sendiri enggan berbuat baik

kau ingin menggenggam semua

padahal tanganmu hanya dua

kau gemar menghisap darah siapa saja agar kau tetap belia

tapi kau lupa terdapat virus dan racun dalam darah yang kau telan

lalu kau mudah merasa sakit luar biasa meski hanya karena cubitan kecil

hatimu menjadi keriput dan otakmu bertambah ciut

tak pernah tau arti bahagia

karena kau tak pernah peduli orang lain menderita

kau masih tenggelam dalam kesenangan yang awangawang

kapan kau siuman, melihat ke seputar dan berhenti berkaca pada cermin kebohongan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun