Mohon tunggu...
Kiki Fatmala
Kiki Fatmala Mohon Tunggu... Penulis - Alumni Mahasiswa Ilmu Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Medan

Kaleidoskop Problem Mengakar Kota Medan

10 Januari 2023   09:13 Diperbarui: 10 Januari 2023   09:22 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kaleidoskop problem mengakar Kota Medan
Oleh : Kiki Fatmala, S.IP (Aktivis Muslimah Medan)

Tidak terasa kita sudah memasuki tahun baru 2023, baru beberapa hari yang lalu seluruh masyarakat dunia merayakan tahun baru tak terlepas kota medan yang merupakan kota terbesar ketiga di indonesia. Gemerlap tahun baru yang ternyata tidak mampu menutupi banyak problematika tersembunyi dikota ini, setiap tahunnya permasalahan yang terjadi dikota ini menjadi PR besar bagi Pemkot setempat mulai dari stunting dan kemiskinan, harga bahan pokok tinggi,  banjir,  kemacetan,  begal, narkotika, judi,  kasus asusila pejabat dll. 

Bahkan akhir tahun 2022 ditutup dengan terjadinya tawuran antarpelajar di Medan Belawan, Kota Medan , Sumatera Utara. Peristiwa tersebut membuat polisi terpaksa meletuskan tembakan ke udara untuk membubarkan tawuran. Namun, tindakan polisi dibalas dengan lemparan batu. Peristiwa tawuran antar pemuda yang kembali terjadi itu terekam dalam video amatir yang diabadikan warga. Dua kelompok pemuda kawasan kampung Kolam dengan pemuda di kawasan Pajak Baru, mereka saling serang dengan lemparan batu dan senjata tajam.

Ditelisik lebih dalam aksi tawuran antar pemuda ini sering terjadi, diduga akibat dendam lama yang tak kunjung usai. Akibat dari tawuran ini, belasan rumah mengalami kerusakan di bagian jendela dan atap, bahkan salah satu rumah warga sempat dimasuki pelaku tawuran dan sofa rumah warga sempat dibakar.

Sangat disayangkan keberanian para pemuda masa kini malah terlampiaskan dalam aksi tawuran. Padahal, potensi pemuda sebagai agen perubahan ini harusnya dapat membawa perubahan ke arah yang lebih baik, bukan malah jatuh ke dalam hal-hal yang merugikan diri sendiri dan juga orang lain. Peran pemuda yang sesungguhnya adalah menjadi perisai, dambaan, tumpuan harapan untuk umat bukan pemuda yang sepeti kita ketahui hari ini dimana banyak pemuda yang tidak tau apa tujuan hidupnya.

Dalam hal ini negara mempunyai tanggung jawab besar terhadap rusaknya generasi muda hari ini, tawuran yang terjadi serta permasalahan lainnya yang mengakar di kehidupan ini telah tersistemi oleh penerapan system kehidupan sekuler. 

Secara, akidah sekuler pula yang mengeliminasi peran mereka sebagai pemuda. Generasi muda hanya tahu tentang eksistensi diri untuk meraih kepuasan materi. Jiwanya teracuni pemikiran sekuler, batinnya kosong dengan nilai islam. Sudah seharusnya kita kembali kepada penerapan islam secara kaffah yang mampu mengatasi problematika kehidupan hari ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Medan Selengkapnya
Lihat Medan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun