Ganjar kembali terlihat menghabiskan masa liburnya dengan mengunjungi pulau seribu masjid yang terletak di kepulauan NTB.
Usai bersambang di kawasan pulau seribu pura (Bali) pada Sabtu lalu,Seperti yang kerap ku singgung, dimanapun Ganjar berpijak, disitulah rakyat berjejak. Pada pelawatan Ganjar di tanah NTB tersebut, lagi-lagi dirinya kembali mendapat sambutan hangat dari masyarakat sekitar, termasuk suku Sasak yang turut berantusias dalam meramaikan kunjungan Ganjar.
PIN Laskar dari Sasak serta Pemaje yang bersumber dari Kedatuan Pejanggik pun ikut tersemat dalam diri seorang Ganjar. Pasalnya, PIN Laskar sendiri sebagai bentuk ucapan selamat datang kepada Ganjar di tanah mereka. Sementara Pemaje merupakan alat keseharian penduduk Sasak untuk menghaluskan barang yang disimbolkan sebagai tanda penghormatan.
Kehadiran Ganjar ditengah-tengah geliat kehidupan warga NTB benar-benar membuat semua mata yang memandangnya terpukau lantaran keramah-tamahan warga NTB dalam memeriahkan sambutannya untuk Ganjar semata.
Selama menjadi pendatang di NTB, sosok Ganjar banyak ditemani oleh tokoh-tokoh masyarakat, salah satunya TGB Muhammad Zainul Majdi. Sapaan TGB (Tuan Guru Bajang) bermula ketika Muhammad Zainul Majdi didapuk menjadi Gubernur termuda di Indonesia dengan usia 36 tahun. Hingga saat ini, gelar TGB masih termaktub dalam pribadinya yang sekarang menjabat sebagai seorang Ketua Harian DPP Perindo itu.
Sepak terjang seorang TGB dalam dunia pemerintahan sudah tak diragukan lagi. Dua periode menjalani mandat Gubernur telah berhasil ia tuntaskan dengan beragam kemaslahatan yang dirinya kucurkan teruntuk warganya.
Bukan sekedar ilmu perpolitikan saja yang ia dalami, namun TGB juga aktif dalam kehidupan berdakwah. Bahkan, kiprah seorang TGB dalam mengangkat nama Nahdlatul Wathan juga patut diacungi jempol.
Banyak pembelajaran serta pengalaman baik dari seorang cendikiawan muslim ini yang pantas dijadikan suri tauladan baik bagi semua orang, terutama pejabat pemerintahan.
Pun dengan Ganjar, yang selalu mengimplementasikan semua masukan serta arahan bijak dari para pemuka agama yang ditemuinya, guna menjalankan roda pemerintahan agar tetap berputar sebagaimana mestinya. Dan poin yang paling penting adalah tidak melenceng dari syariat agama.
Misalnya UMKM, yang selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi pelaku usaha mikro dalam menjajakan dagangannya. Sebagai Kepala Daerah di Jawa Tengah, Ganjar selalu mendukung kemajuan program UMKM yang saat ini terus berjalan di wilayah garapannya.
Bahkan, Ganjar sendiri turut memberikan beberapa terobosan guna mendorong bangkitnya geliat UMKM dengan memberikan fasilitas memadai untuk warganya. Seperti kehadiran Hetero Space dan Lapak Ganjar.
Hetero Space sendiri menjadi program besutan Ganjar dalam memberikan ruang belajar sekaligus meng-inkubasi UKM serta usaha rintisan. Dan kini, sudah terbangun tiga Hetero Space dibeberapa wilayah Jateng, yakni di Kota Semarang, Solo dan Banyumas.
Sementara untuk program Lapak Ganjar, juga turut andil dalam mengatasi persoalan pemasaran produk UMKM. Dengan memanfaatkan peran media sosial sebagai salah satu langkah efisien guna memasarkan serta memperkenalkan berbagai produk milik pelaku UMKM kepada khalayak umum.
Tak jarang, beberapa produk juga akan dipromosikan Ganjar melalui akun media sosial pribadinya. "Lantas berapa harga yang harus dibayar?"
Tenang saja, Si Rambut Putih ini tidak pernah sama sekali mematok biaya. Semua dagangan yang sekiranya masuk ke dalam akun medsos pribadinya, tidak dipungut biaya sepeser pun, alias GRATIS. Kabar baiknya, program Lapak Ganjar ini juga bisa diikuti oleh semua masyarakat di seluruh Indonesia. Sehingga tidak melulu program yang diinisiasi Ganjar serta-merta hanya untuk warga Jateng saja.
Selain menaikkan income pendapatan pelaku UMKM, Ganjar juga kebut penurunan stunting di wilayah Jateng. Berbagai program dalam menyusutkan angka stunting terus digencarkannya. Contoh program yang telah banyak membawa manfaat dalam upaya menurunkan stunting salah satunya dengan 5NG (Jateng Gayeng Nginceng Wong Meteng) yang digagasnya sejak tahun 2016 silam.
Dalam kurun waktu empat tahun (2019-2022), angka stunting di Jateng berhasil turun hingga 51 persen. Sehingga dapat diartikan, bahwasannya kegetolan Ganjar dalam menyusutkan angka stunting memang benar-benar nyata terbukti, bukan sekedar janji imitasi. Â
Meskipun telah menurunkan stunting dengan angka yang cukup bombastis, namun keberhasilannya itu tidak membuatnya besar kepala. Justru ditahun 2023 ini, Ganjar semakin getol dalam menggenjot serta menargetkan penurunan stunting sebesar 14 persen. Dengan begitu, zero stunting pada tahun 2024 yang ditargetkan oleh Bapak Presiden Jokowi dapat terwujud.
Nah begitulah Ganjar, seorang pemimpin cakap yang banyak melahirkan beragam inovasi bermanfaat teruntuk rakyat yang dikasihinya.
Ganjar selalu mendengarkan amanat yang disampaikan warganya, Ganjar juga yang selalu menyaring semua piweling dari pemuka agama, seperti TGB tadi yang notabenenya seorang ulama dari NTB.
Dari potret kebersamaan yang tercurah dari TGB dan Ganjar pada Minggu kemarin, semakin memantapkan langkahku dan juga segenap masyarakat untuk terus mendukung Ganjar, terlebih harmonisasi keduanya juga turut mematahkan isu perihal Ganjar yang dicap anti Islam.
Sebab, mana mungkin Ganjar yang terkenal akan keberaniannya dalam menghabisi kaum intoleran, malah dianggap melawan agama yang sudah menjadi pedoman hidupnya selama ini.
Ingat, Ganjar adalah politisi ulung berjiwa nasionalis, humanis serta religius. Dirinya yang selalu menghormati perbedaan, namun dirinya tidak akan mentolerir paham radikal. Semua dapat dibuktikan berdasarkan rekam jejak yang ada, bukan hanya sekedar kata-kata.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H