Dalam menghadiri agenda meriah tersebut, ada cerita perjuangan dari seorang Ganjar. Kala itu, karena sangking padatnya jalanan, mengharuskannya berjalan kaki untuk sampai ke lokasi dengan jarak berkisar satu kilometer.
Biarpun diharuskan untuk menerjang ombak sekalipun demi tuannya (rakyat), akan tetap ia lakukan. Karena sejatinya Ganjar, sosok yang selalu mengupayakan kepentingan warganya, terlebih dalam hal menghargai perbedaan.
Tak perlu dipungkiri lagi, jika sosok Ganjar sedari dulu memanglah seorang pemimpin yang mampu menjaga, menghormati, merangkul serta menghargai perbedaan yang ada. Â
Sebab dari toleransi itulah, kita bersama-sama saling berkomitmen dalam merawat NKRI serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila di era gempuran perubahan dunia yang sangatlah cepat. Begitu pula dengan seorang Ganjar, meskipun ia seorang muslim, namun dirinya tak akan pernah menutup mata untuk tetap menghormati agama orang lain.
Mengulik perihal toleransi, pikiranku pun dibuat melayang untuk sekedar flashback pada momen dimana Ganjar tengah berada di kota yang mayoritas dihuni oleh penduduk pemeluk agama Nasrani.
Berkat toleransi Ganjar yang tinggi, membuat masyarakat Manado merasa nyaman akan kehadiran Ganjar. Bahkan, kedatangan Ganjar disela-sela hari libur mereka pun juga disambut hangat oleh masyarakat sekitar.
Tak hanya itu, belum lama ini Ganjar juga terlihat telah meresmikan Rumah Pembaharuan Kebangsaan (RPK). Dari sekian banyak provinsi di Indonesia, hanya Jateng yang pertama kali memiliki rumah seperti ini.
Dibangunnya Rumah Pembaharuan Kebangsaan, sebagai komitmen bersama etnis se-Indonesia agar bisa saling menjaga persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Selain itu, Ganjar pun juga kembali mengingatkan supaya RPK ini tak hanya dijadikan sebagai wadah pemersatu semata, melainkan juga dapat dipergunakan sebagai simbol perdamaian antar suku, agamar, ras serta golongan.
Bagi seorang Ganjar, keberagaman itu sudah menjadi Sunnatullah. Kebhinnekaan di Tanah Air telah termaktub pada lauhul makhfudz. Sehingga, setiap warga negara yang baik harus menjunjung semangat toleransi dalam benak masing-masing.
Dan setibanya dilokasi, Ganjar pun langsung diminta untuk menanggalkan tanda tangannya pada secarik kertas yang awalnya telah diteken oleh 3 Menteri yang menghadiri perhelatan itu. Muatan isi didalam kertas tersebut, berisikan dokumen mimpi besar mengenai kawasan Candi Borobudhur supaya bisa menjadi tempat pariwisata kelas dunia, hingga tempat ibadah teruntuk pemeluk agama Buddha seluruh dunia.
Mengetahui hal tersebut, sudah pasti mengundang gejolak direlung hati. Cita-cita warga Indonesia terutama warga sekitar candi pun akhirnya bisa tersenyum lebar lantaran candi di Indonesia akan Go International.