Mohon tunggu...
Kiki Andrianni
Kiki Andrianni Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ

Kiki Andrianni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Problematika dan Solusi Pendidikan pada Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19 Menurut Paulo Freire

20 Desember 2022   15:17 Diperbarui: 21 Desember 2022   14:37 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Pendidikan merupakan keseluruhan proses di mana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap, dan bentuk-bentuk tingkah laku yang bernilai positif. Hal itu untuk menjalankan fungsi kemanusiaan yang diemban sebagai seorang hamba di hadapan Sang pencipta. Pendidikan sangat penting bagi kehidupan, bahkan tuntutan akan pentingnya pendidikan semakin besar mengingat arus perkembangan dunia yang semakin cepat. Pendidikan juga diartikan sebagai proses pembinaan dan bimbingan yang dilakukan seseorang secara terus menerus kepada anak didik untuk mencapai tujuan pendidikan (Bisri, 2013). Menurut Azra, pendidikan merupakan suatu proses penyiapan generasi muda untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi tujuan hidupnya secara lebih efektif dan efisien (Azra, 2000).

Adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia termasuk Indonesia, berdampak pada berbagai aspek kehidupan salah satunya pendidikan. Maka lembaga pendidikan mengharuskan menjalankan proses kegiatan pembelajaran secara jarak jauh, yakni siswa belajar dan guru mengajar harus tetap berjalan meskipun peserta didik berada di rumah. Akibatnya, pendidik dituntut mendesain pembelajaran dengan memanfaatkan media daring (online). Hal ini sesuai dengan keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Covid-19.

Isi

Pembelajaran selama pandemi Covid-19 ini mengakibatkan perubahan yang luar biasa, seolah seluruh jenjang pendidikan 'dipaksa' bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba untuk melakukan pembelajaran dari rumah melalui media daring (online). Ini tentu bukanlah hal yang mudah, karena belum sepenuhnya siap. Problematika dunia pendidikan yaitu belum seragamnya proses pembelajaran, baik standar maupun kualitas capaian pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran daring membawa kendala bagi siswa untuk melakukan atau melaksanakan pembelajaran. Kendala dalam pembelajaran secara daring ini biasanya karena adanya keterbatasan sarana dan prasarana, kurangnya penguasaan dalam menggunakan komunikasi atau teknologi, jaringan internet atau susah signal, biaya kuota, susah memahami materi yang diberikan guru karena pembelajaran jarak jauh (PJJ), tidak ada interaksi langsung dengan guru, pembelajaran dengan teman saat diskusi menjadi kurang efektif, dan guru juga perlu mempersiapkan bahan materinya dengan matang agar siswa dapat memahami materi yang akan diajarkan dalam pembelajaran daring. Akan tetapi, hal tersebut harus tetap dilakukan sebagai salah satu cara dalam proses pembelajaran. Pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan media daring mengharapkan siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan maksimal (Jaelani ddk, 2020).

Pembelajaran jarak jauh telah menjadi tantangan bagi dunia pendidikan. aspek penting dalam meningkatkan keterampilan pembelajaran jarak jauh ditingkatkan diantaranya dengan program pelatihan guru-guru dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk kelancaran dalam pembelajaran jarak jauh, guru tidak cukup hanya memiliki keterampilan teknologi dasar (seperti menggunakan komputer dan tersambung ke internet), tetapi juga pengetahuan untuk menggunakan perangkat rekaman dan perangkat lunaknya, serta metode untuk menyampaikan pelajaran tanpa interaksi tatap muka (video pembelajaran yang menarik). Keterampilan tersebut akan diperlukan ketika akan menggunakan platform belajar daring (online). Lebih penting lagi, kesenjangan antara skenario pelatihan dan eksekusi di lapangan perlu untuk diminimalisasi (Azzahra, 2020).

Jika kita kaitkan dengan pemikiran salah satu tokoh sosiologi yang telah dikenal banyak orang melalui pemikiran-pemikirannya mengenai pendidikan yaitu Paulo Freire. yang mana salah satu pemikiran Freire mengenai pendidikan kaum tertindas. Dari adanya problematika pendidikan pada pembelajaran di masa pandemi ini telah membuat peserta didik menjadi pasif dan kurang berkontribusi dalam proses pembelajaran yang aktif antara mereka dan guru. 

Guru juga dirasa telah membebani peserta didik dari pemberian tugas yang banyak. Sehingga guru yang seharusnya menjadi fasilitator dalam pembelajaran menjadi subjek dalam PJJ ini. Dengan terbebaninya peserta didik bisa dikatakan bahwa mereka yang seharusnya menjadi subjek dalam proses pembelajaran nyatanya hanya dijadikan sebagai makhluk yang hanya mampu untuk mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh guru. 

Dalam konteks ini kurangnya dialog atau komunikasi antara peserta didik dan guru dalam pembelajaran. Seharusnya peserta didik mampu mengembangkan pemikiran kritisnya karena hal tersebut mereka menjadi apatis atau menerima saja apa yang diberikan oleh seorang guru. Menurut Freire (2007: 213) yaitu segala bentuk penindasan dalam pendidikan harus dihapuskan, ia telah menemukan alternatif lain untuk menjauhkan pendidikan dalam penindasan. Dengan adanya pendidikan yang membebaskan akan membuat peserta didik mampu mengembangkan pemikiran kritisnya. Serta menjauhkan pembelajaran jarak jauh atau PJJ ini dari kasus yang menyatakan bahwa guru telah mendominasi proses pembelajaran, yang membuat peserta didik menjadi pasif. 

Maka solusi yang dapat digunakan dalam kasus yang terjadi di aspek pendidikan selama pandemi ini yaitu menggunakan pemikiran Paulo Freire mengenai Pendidikan Hadap Masalah. Menurut Samsul Bahri (2019: 11) dalam proses pembelajaran di kelas dengan peserta didik memerlukan konsep reflective teaching. Yang mana seorang guru harus merancang strategi baik itu sebelum bahkan dalam proses pembelajaran. Strategi ini harus disesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan siswa yang sangat dipengaruhi oleh tingkat penguasaan bahan ajar, emosi, citra diri dan harga diri yang selalu ingin dijunjung tinggi.

Oleh karena itu, sebagai seorang guru harus bisa mengkonstruksi pembelajaran yang membuat komunikasi antara dirinya dan peserta didik dapat berjalan sebagaimana mestinya. Di mana peserta didik bukan hanya menjadi objek yang menerima tugas dari guru, tetapi bagaimana caranya mereka bisa menjadi subjek dalam PJJ di masa pandemi ini. Walaupun pembelajaran tersebut hanya melalui aplikasi online tertentu. Maka dari itu, guru harus mampu membuat model pembelajaran yang efektif untuk digunakan di pembelajaran jarak jauh ini. Guru harus memainkan dan mengolah kreativitasnya dalam menyusun rancangan pembelajaran di masa pandemi agar peserta didik bisa lebih andil dan aktif dalam pembelajaran di kelas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun