Mohon tunggu...
Kiki Amelia
Kiki Amelia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hobi saya menari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sifat Jujur Nabi Muhammad SAW Saat Berdagang dengan Siti Khodijah

13 Desember 2023   09:30 Diperbarui: 13 Desember 2023   09:46 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nabi Muhammad SAW merupakan sosok yang paling tepat untuk dijadikan teladan utama bagi manusia dalam menjalankan bisnis dan berperilaku baik dalam bidang perniagaan, karena beliau tidak hanya memberikan arahan bagaimana cara melakukan aktivitas perdagangan namun beliau juga menjadi seorang yang pebisnis yang sukses itu sendiri. Latar belakang sejarah proses bisnis Nabi Muhammad SAW dimulai ketika beliau masih berusia 12 tahun. Sekitar saat itulah ia dikenalkan dengan dunia bisnis oleh pamannya Abu Thalib dengan melakukan kunjungan kerja ke lokasi Joke (Suriah) Beliau memulai karir bisnisnya selama kurang lebih 25 tahun, dimulai pada usia 17 tahun hingga ia menerima pengungkapannya pada usia 37 tahun. Rentang waktu yang panjang ini agak lebih lama dibandingkan dengan periode alkitabiahnya yang berlangsung sekitar 23 tahun, sebagaimana dibuktikan dengan banyaknya kisah perdagangan dengan Khodijah yang membuat Khadijah tertarik dan jatuh cinta.

Nabi Muhammad dan Siti Khadijah berdagang dengan seni yang luar biasa tinggi. Uswatun khasanah Rasulullah SAW adalah seorang saudagar yang beradab. Inilah perjalanan dagang Muhammad SAW yang paling berkesan. Dalam perjalanan inilah nabi bertemu dengan seorang pendeta Kristen yang mengingatnya sebagai utusan Allah yang terakhir.

Rasulullah SAW berdagang bersama As-Saib Abus-Saib yang merupakan rekan terbaik. Al Mubarakfury berkata, dalam pertukaran, nabi dikenal karena sisi baiknya yang paling tinggi dalam hal keandalan, kepercayaan, dan mentalitas menjaga kehormatan individu. Inilah kepribadiannya dalam seluruh aspek kehidupannya, sehingga pada akhirnya diberi gelar al-Amin.

Usaha perdagangan Rasulullah SAW cukup serius. Dia telah terlibat dalam pertukaran internasional sejak dia masih muda. Pada usia 17 tahun, Muhammad SAW menjalankan usaha perdagangan ke luar negeri.Afzalur Rahman dalam buku Muhammad A Trader mengungkapkan bahwa kedudukan Rasulullah SAW dalam dunia bisnis begitu besar hingga beliau terkenal di Yaman, Syria, Yordania, Irak, Basrah dan masyarakat urban pertukaran daratan Timur Tengah lainnya. Afzalur Rahman juga mencatat bahwa dalam kampanye perdagangan Muhammad SAW telah melintasi 17 negara pada saat itu, sebuah tindakan pertukaran yang jarang terjadi.Prestasi bisnis Rasulullah SAW ternyata jauh lebih gemilang ketika bertemu dengan Ummul Mukminin Khadijah. Sebelum menikahkan Khadijah, Rasulullah adalah rekan Khadijah.

Khadijah binti Khuwailid Tabung As'ad Wadah Qusay Al-Qurasiyah lahir pada abad ke 556 M dan wafat pada tahun 619 M. Khadijah adalah seorang bangsawan terhormat yang mempunyai kedudukan dan kehormatan moral dikalangan kaum Quraisy. Ia dilahirkan ke dunia dari Rahim seorang wanita saleh bernama Fatimah Binti Zaidah binr Al-Asham sedangkan ayahnya adalah seorang pionir Quraisy yang terkenal karena kehormatan, kekayaan dan kemurahan hatinya.Namanya Khuwailid  Bin Asad Khuwailid.[1]

 Kedua orang tua Khadijah berasal dari keluarga yang sangat dihormati dikalangan masyarakat Quraisy dan dikalangan pemuka pemuka Quraisy. Kedua orang tuanya tumbuh dilingkungan yang sangat baik di mana keluarga sangat menjunjung tinggi perilaku terpuji dan taat pada agama serta jauh dari kehidupan malam yang bersifat ekstrem. Mereka adalah keluarga kaya tetapi karena kemurahan hati mereka, mereka sangat dihormati dikalangan suku Quraisy.[2]

 Khadijah adalah sosok yang dapat diandalkan, sifat tanggung jawabnya begitu melekat pada dirinya saat ia diamanahi untuk mengiringi perjuangan Nabi Muhammad SAW serta anak anaknya,ia adalah teladan terhormat ibarat cahaya yang menerangi dalam keremangan dan juga menjadi teladan bagi kaumnya. Selain itu, Khadijah dipandang sebagai wanita paling salehah di kalangan suku Quraisy,seorang kolongmerat wanita muda yang akhlaknya terhormat sehingga banyak pria yang ingin menghitbahnya.[3]

 Hal yang sangat membanggakan adalah khadijah tetap rendah hati, tidak sombong atas apa yang menjadi pencapaiannya dan tetap bertanggung jawab pada tugasnya. Khadijah secara konsisten mempertahankan dan menampilkan akhlak terpuji yang dimilikinya. Oleh sebab itu,sudah sepatutnya dia dianggap sebagai wanita suci dalam Islam. Ia juga rajin menyembah Tuhannya,beliau juga menjadikan anak pamannya sebagai guru spiritualnya dalam bidang aqidah atau ilmu ketauhidannya. yaitu Waraqah bin Naufal.

 Khadijah banyak mendapatkan manfaat dari pelajaran yang diajarkan oleh pamannya, teladan yang didapat Khadijah dijadikan sebagai pedoman, menjadikannya teguh, jernih hatinya,membawanya ke dalam bahtera kebahagiaan dalam mencintai Allah SWT.

 Pertemuan antara Muhammad dan Khadijah diawali dari Khadijah yang sedang mencari buruh untuk menjual hasil produksinya,namun tanpa sengaja ia mendengar dari pelayannya yang bernama Maisarah bahwa ada seorang pemuda yang jujur, dapat diandalkan, dan berjiwa besar. Khadijah pun meminta agar Maisarah kembali menghubungi pemuda tersebut untuk bekerja dan pergi menjual produknya dalam jumlah yang sangat besar dibandingkan dengan spesialis lainnya.[4]

 Dalam waktu singkat, rasa hormat Khadijah berubah menjadi kasih sayang. Ia menceritakan perasaannya kepada sahabatnya, Nafisah binti Muniyah. Nafisah pergi menemui Muhammad dan menyampaikan semua isi hati Khadijah, namun Muhammad merasa tidak pantas dan membutuhkan bekal lebih untuk melamar Khadijah. Namun hal tersebut tidak menjadi hambatan yang berkepanjangan, Muhammad berangkat ke rumah Khadijah bersama dua orang pamannya yaitu Abu Thalib dan Hamzah dengan membawa dua puluh ekor unta sebagai hadiah. Sejarah mencatatnya dan mereka menikah dan  berumah tangga. Muhammad memulai sebuah keluarga dengan Khadijah ketika dia berusia 25 tahun sedangkan Khadijah berusia 40 tahun. Muhammad merasakan kehidupan lain setelah dia menikahi kekasihnya. Mungkin hidupnya telah berubah karena sejak masa mudanya ia telah merasakan kesedihan, kepahitan, dan kemalangan yang mendalam. Khadijah adalah seorang wanita luar biasa yang benar-benar peduli dan melindungi Muhammad. Menurut Muhammad,Khadijah memiliki wawasan sebagai istri, ibu, saudara perempuan, dan terlebih lagi sebagai sahabat, yang menyebabkan Muhammad mengakui bahwa dia sangat menyayangi dan menghargai Khadijah sepanjang hidupnya.

 

Daftar Pustaka

 

Hasan, Ibrahim Muhammad, (2014), Khadijah Wanita Mukminin, (Jawa Tengah: Insan Kamil), 58

 

Iqbal, (2017), Peranan Khadijah Terhadap Penyebaran Islam di Makkah", Jurnal Rihlah, Vol. V, No. 1, (2017), 70 (https://doi.org/10.24252/rihlah.v5i1.3184)

Az-Zuhri, Muhandis, (2020) "Khadijah Ra Sosok Perempuan Karier", jurnal muwazah vol. 1, no. 2, (Juli-Desember), 96 (https://doi.org/10.28918/muwazah.v1i2.283)

Bintusi, Aisyah, (2004),Istri-IstriNabi Saw,Cet II, Bandung: PustakaHidayah

Al-Mubarakfury, S (2001), Bahtsun Fi Al-Sirah Al-Nabawiyah Ala Shahibihi Afdhali AlShalati Wa Salam terj. Hanif Yahya, (Jakarta: Pustaka al-Kautsar), 9

Munawwarah, Syarifatul, (2018), Siti Khadijah Ummul Mukminin: Biografi dan Peran Mendampingi Rasulullah, (Makassar, UIN Alauddin Makassar, Skripsi), 52

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun