Malam ini terlintas dalam benak
Bagaimana ruang, udara yang kamu rasakan
Seperti apa rasanya
Lembab, dingin, gelap, bahkan menyesakkan
Rupanya begini menjalaninya
Rupanya heningmu sebab suara yang tertolak
Entah sabar yang berkepanjangan
Atau memang mulut yang tertahan terkunci lama
Sehingga suaranya tertinggal hanya di kerongkongan
Tidak ada penolakan yang nampak
Mobil dengan sirine menghampiri dengan tatapan nanar mata yang penuh tanya
Kembali dengan rasa takut dan ancaman
Kayu berlubang dengan kuncinya mengikat kuat kaki dan tangan
Betapa sakitnya menahan sesak sendirian?
Mencoba berulah dan mengakhiri takdir, tapi Tuhan enggan berpihak diri
Pada akhirnya kepayahan nampak
Hilangmu, sebab sesak yang meledak
Kiki Ambarizki
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H