Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Lainnya - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

Sebuah Noktah (20)

3 Juni 2023   18:51 Diperbarui: 3 Juni 2023   19:15 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebagai anak baru, diutus ke departement yang baru dibangun dan dengan mesin yang baru pasti menjadi bulan-bulanan para senior karena mereka menganggap bahwa seharusnya merekalah yang menempati posisi tersebut bukannya anak baru bau kencur yang belum bisa apa-apa tapi sudah diberikan amanah mengurus sesuatu yang belum pernah dijamah.

Setiap kali kembali ke departement lama, Kayla dan kawannya selalu ditatap sinis walaupun ada juga yang menanyai bagaimana keadaan disana. Perjalanan ini berjalan beberapa waktu dengan pagi masuk ke kilang lama kemudian agak siang pindah ke kilang baru untuk pelatihan sampai sore, karena saat itu masih sebagai anak baru dan belum dikontrak masih jadi anak training.

Dengan bangunan yang cukup luas dan hanya berisi beberapa orang dari yang training hanya terdiri dari 4 hingga 5 orang baru persection. Mulai belajar dari awal lagi bagaimana menjalankan mesin, hingga mengenal penempatan barang-barang yang sudah tersedia. Bangga karena diamanati seperti ini, dapat merasakan belajar lebih awal daripada anak-anak lainnya, tapi merasa juga semakin terlihat lebih baik semakin banyak badai yang ditemui. Jelas apalagi kalau bukan orang yang tidak suka, setiap menemui hal baik, orang iri selalu bermunculan tanpa disadari selalu menyelinap ditepi-tepi kehidupan kita.

Bangunan selesai, kayla masuk section r23 menjalankan PG kemudian setelah beberapa lama dan tes yang diberikan oleh trainer kayla dipindahkan lagi ke proses r05 sebagai proses utama kembali dan menjalani hari-harinya di tempat dimana dekat sekali dengan pintu masuk yang dapat langsung bertemu dengan manager hingga atasan lainnya.

Proses awal begitu melelahkan bagi kayla, sempat ingin menangis kualahan karena rasanya menghafal angka sama sulitnya seperti bertemu dengan matematika dengan rumus yang membuatnya sakit kepala. Menghafal mungkin mudah, yang susah adalah menahan malasnya dan malu karena terlalu keras berusaha, tapi melihat teman-temannya santai dan tidak melakukan apa-apa ketika pulang bekerja.

Ini hanyalah bagian yang terdapat 3 digit belum yang 4 digit. Hal seperti inipun bisa membuatnya pusing setengah mati. Padahal dalam prakteknya kayla bisa-bisa saja.

Segala proses dilaluinya dengan baik, sampai akhirnya hari itu tiba. Apalagi kalau bukan sesuatu yang baru. Baru selesai belajar di pabrik yang baru, senior dipindahkan ke sini, dan mereka kayla beserta teman-temannya yang masih sama-sama belajar diamanahi untuk mengajarkan para senior juga baju biru (leader) yang bertugas di pabrik lama untuk belajar disini. Dibalik rasa bangga kayla, ada rasa malu juga sebab apalah daya sebagai seorang yang masih belajar harus mengajari, bukankah kayla sendiri masih sangat awam. Tapi apalah daya semua yang disuruh harus dilaksanakan semampunya sebisanya apa yang dia tahu maka diberikan lagi ilmunya kepada para senior, nasib baik yang kayla ajari adalah kak lutfi, beliau sangat bersemangat ketika diajarkan dan bahkan kayla sungkan juga menawarkan secara pelan dan sopan karena ingin membalas apa yang pernah beliau perlakukan terhadapnya. Kak lutfi begitu cepat menyerap apa yang diberitahukan karena dia sudah memiliki ilmunya di pabrik lama dan hanya ada perubahan ketika setting mesin karena tidak seperti dulu yang memutar-mutar tombol. Kini memutar menggunakan komputer dengan mengisi angka dengan takaran yang sesuai lebih ke insting yang banyak jalan. Semuanya dilakukan dengan sangat modern dan agak sulit jika gaptek (gagap teknologi).

Kayla :"Kak, kalau apa-apa tanya aja ya. Kalau gak ngerti juga tanya aja. Maaf kalau aku gak sopan."

Mau sebagaimanapun kayla mengajari, tetap ada rasa tak enak hati yang berkeliaran dipikirannya.

Kak Lutfi :"Ihhh maaf kenapa? Gapapa sama-sama belajarkok, kan kamu lebih tau. Santai aja."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun