Jika malam mampu berubah pagi dan siang maka, kesedihan dapat berubah menjadi sebuah kebahagiaan dan keteguhan dari sebuah pelukan.
Pelukan dari siapa lagi yang mampu menentramkan dunia dan seisi jagat alam semesta, tiada lain hanya pelukan ibu. Sosok yang jiwanya menyatu dalam kalbu anak-anaknya yang telah meramu menjadi sumber kekuatan saat rapuh.
Ibu adalah sebuah sebutan penghormatan kodrat perempuan dan satu-satunya jenis kelamin yang mampu melahirkan. Tak hanya sekedar melahirkan, bahkan secara otomatis sebagai pelindung bagi anak-anaknya dalam keadaan apapun juga.
Betapa besarnya perjuangan para ibu di dunia, mengurus anak dari mulai mengandung 9 bulan, melahirkan hingga anaknya bertumbuh dewasa. Penuh rasa sakit, hingga jiwa dan raganya susah menopang perut yang besar dalam tubuhnya namun tanpa kata, selalu dijalaninya dengan gembira. Saat melahirkan sakitnya tak kunjung usai, perih dan bertarung nyawa sebagai taruhannya, hingga tumbuh menjadi bayi kecil dan dewasa masih menjadi tanggung jawabnya.Â
Kasihnya penuh untuk anaknya, walaupun diri sendiripun sepertinya kualahan atas emosi dan psikisnya yang dihantam atas riak tangis dan tingkah laku yang berbeda-beda.Â
Selama masa kecilku, aku adalah gadis kecil yang selalu bahagia dan bangga menjadi sosok putrinya. Sadar atau tidak, ibu adalah sosok yang mampu diandalkan, dan selalu menjadi tempat ternyaman. Jika seisi dunia mulai menghujaninya dengan kecaman, maka aku akan maju paling depan untuk membelanya sebab, orang paling tulus yang ku kenal selama hidup adalah ibu.
Masa kecil adalah masa paling membahagiakan sebab apapun yang diinginkan selalu dituruti, ibuku adalah sesosok bidadari tanpa sayap, dia tak pernah marah maupun emosi, dia tak pernah main tangan maupun adu argumentasi, sebab sosok yang selalu mengalah dalam keadaan apapun. Setelah kepergiannya sejak usia 12th baru terasa beliau sosok seperti apa, sosok yang tidak pernah mengeluh dalam keadaan serumit apapun, dalam sesaknya menahan luka, dalam pedihnya mengurus anak sendirian, semuanya dilalui hanya dengan diam dan tanpa kata.
Mulai dari kelahiran anaknya hingga tumbuh menjadi anak kecil berumur 6th dan menginjak sekolah, semua di urusnya dengan teduh wajah dan hati yang tulus penuh suka cita. Mulai dari memberikan sarapan, memakaikan pakaian seragam, memberikan bedak tabur yang seperti ondel-ondel pada masanya, hingga menguncir rambut dengan berbagai model mulai dari kuncir embek, kepang, hingga kelabang semuanya dilakukannya sendiri.Â
Selepas itu, menghantarkan hingga menunggu sampai pulang sekolah dengan dibarengi pulang sebentar untuk mengurus rumah, padahal jarak sekolah dan rumah amatlah jauh ditempuh. Mengajari banyak hal, belajar menulis, membaca hingga mengaji juga. Banyak sekali tugasnya, namun sekali lagi dia tak pernah mengeluh dan selalu bahagia melihat anaknya terarah oleh caranya.Â
Karena tugasnya yang begitu besar dan banyak, bisa dibilang beliau multitasking bahkan dalam islam sosok beliau sangat mulia, yang disebutkan dalam HR Abu Hurairah RA, Rasulallah SAW bersabda :
Bahwasannya ketika ditanyai siapa yang paling berhak memiliki kedudukan paling baik, maka jawaban ibu, ibu, ibu selama 3 kali barulah ayah. Bahkan, surgapun terdapat ditelapak kaki ibu.
Ibu juga sosok pertama yang paling dekat dengan anak. Sosok anak memiliki keterikatan baik secara fisik maupun psikis, sejak dalam kandungan hingga tumbuh dewasa dalam aktifitas kesehariannya di rumah. Peran ibu begitu penting, diantaranya sebagai Madrasah pertama bagi anak -- anaknya " Al -- Ummu Madrasah Al -- ula " . Dimana ibulah sebagai sosok pertama yang akan menanamkan norma -- norma kebaikan sekaligus menjadi telada dalam bersikap. Sosok yang menjadi figur bagi anak-anaknya.
Sebenarnya ibuku tidak suka bersolek di rumah, beliau sosok paling sederhana dalam berpenampilan dan cenderung tomboy, jika ada kesempatan memberikan produk kecantikan kepadanya sepertinya akan sangat bahagia, sebab apapun yang diberi dengan tulus akan diterima dengan baik.
Tapi di hari ibu kali ini aku hanya ingin mengirimkan surat cinta untuk beliau yang sampai sekarang belum tahu kabar beritanya, semoga bahagia dimanapun berada, dilindungi, dan dikelilingi oleh orang-orang baik dalam hidupnya, semoga ada jalan untuk kembali ke rumah. Ini hadiah khusus untuk ibu, ungkapan rasa yang sampai sekarang belum tersampaikan lewat apapun juga. Selamat hari ibu dan selamat ulang tahun mah, di bulan desember ini. Love you.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H