hati ini hampir robek olehmu RINDU !
bisakah Kau sembunyi?
barang sehari saja, agar Aku tak kualahan membawamu kemana - mana.
Agar Aku bisa mengontrol diri,
agar Aku tak selalu berparti padamu.
akan rindu,
selalu berlihak padamu
Pada langit yang sulit menjamah bumi
dan pada air yang takan menyatu dengan minyak,
Kita bersama, tapi tidak dengan rindu
tidak dengan hati,
tidak pula dengan rasa.
sekalipun jika iya, Aku akan merasakannya,
dan ini? tidak.
Patah Hati
Seketika sakit itu begitu hebat
Patah yang tak terlihat
Patah yang terabaikan
Seketika Aku tak mengenalimu
Mengenal rindu yang selalu setia dibalik hati yang bersembunyi
Kala itu aku tak percaya akan hati yang robek
Tak percaya akan terkikis
Aku selalu percaya rindu ini akan bertemu
Saling berpeluk mesra dalam damainya semilir angin dilaut
Tak sedikitpun aku percaya rindu ini akan pecah, remuk dan tak akan bisa diraih lagi.
Tapi nyatanya?
Rindu ini hanya sebatas rindu
Rindu ini tidak berdiri kokoh
Jatuh dan sulit berdiri
Patah saat melihat rindunya tidak menunggu
Rindunya sepihak
Rindunya berbalik arah
Rinduku malu bertemu rindumu
Rinduku tak menemukan rindunya
Akhir, atau awal dari semuanya.
Kalau tau begini,
Aku memilih sepi sebagai rinduku
Aku memilih diam dan tak mengingat
Tak perlu itu terbalas atau sepihak
Memilih rindu berangsur pergi
Bukan semakin dalam dan kuat ingatannya
Bukan Aku egois, tapi ini menurutku lebih baik, jika tidak begitu ini yang terjadi.
Aku menunggu rindu, yang menurutnya akan bertemu.
Setiap hari rindu itu beradu dalam jarak dan waktu, tapi tidak bagi rindumu.
Rindumu berbalik arah, rindumu padanya bukan padaku.
Rindu yang sering kau sematkan hanya ucapan palsu
Pada hujan yang rintiknya selalu jatuh ketika dipeluk pelangi.
Aku rindu, tapi harus ku akhiri.
Siapa?
Kamu pernah menanam rindu yang dalam, dengan jarak dan waktu yang tak beriringan.
Aku sarankan jangan!
Rindu itu tidak jatuh dalam keadaan utuh, ia akan pergi tanpa bekas, sekalinya membekas itu penuh duri.
Benar, ia menyakitkan.
Oh, rindu itu Kamu.