Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Lainnya - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Noktah (4)

13 September 2022   19:24 Diperbarui: 18 September 2022   04:28 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepeninggal Nenek

     Kehidupan di masa sekolah menengah sudah sangat menyakitkan, apalagi setelah sepeninggal ibunya Kayla. setelah kejadian itu Kay pindah rumah mengikuti Keluarga dari Ayahnya, begitupun kedua adiknya. namun, tidak selang beberapa lama setelah adiknya yang enggan untuk tinggal dengan keluarga dari ayahnya, kaylapun semakin merasa tertekan tinggal bersama keluarga ayahnya yang penuh drama dan juga sering sekali menghakimi dari segala arah. pada akhirnya, kayla memutuskan untuk tinggal di rumah yang dulu semasa kecil dia tinggali bersama ibunya, dengan begitu sekarang setelah ibunya pergi Dia hanya tinggal dengan nenek, paman (kakanya Mamah) beserta adiknya.

     Keluarga ini penuh kehangatan, orang yang menjaga dengan baik walaupun dengan segala overprotektifnya dalam segala hal apalagi keluar rumah lama-lama. Nenek adalah separuh jiwa dari Ibu Kayla, sama persis tingkah lakunya, tidak apa dirinya terluka, asal orang lain tetap bahagia. dalam keadaan sesulit apapun Neneknya selalu berusaha untuk tetap bersyukur dengan apa yang di punya, bahkan ketika sedang mendapatkan rizky yang berlimpah seperti dapat uang pensiunan Dia selalu menyisihkan uangnya untuk di sodakohkan kepada banyak orang. menurutnya kebahagiaan orang lain adalah kewajiban bagi dirinya, orang yang selalu tulus dalam segala kebaikan, menutup rapat apapun kebaikannya.

     Nenek adalah seorang pejuang tangguh pada masanya, seorang yang hanya kebaikan yang melekat pada dirinya. Dia sangatlah tua dan kering kerontang badannya, namun jiwanya selalu muda. pekerjaannya setiap hari adalah mencari kayu di hutan, serta kapuk (kapas) yang jatuh dari pohonnya yang biasa digunakan untuk bantal ataupun kasur, tidak hanya itu daun kelapa juga iya cari yang berserakan untuk dijadikan biting (sapu) yang nantinya di sayat daunnya dan di gunakan lidinya. semuanya Dia lakukan untuk menyambung hidup dengan berjualan itu, terkadang kaylapun ikut membantunya. Suaminya (Kakek) Dia seorang veteran yang sudah lama meninggal pada saat usia Kayla masih bayi kisaran Tahun 90an sekian.

     Nenek Kay suka sekali bercerita tentang masa dulunya, katanya sekarang itu Dunia sudah merdeka, mau apa saja sudah dan gampang didapatkan. tidak seperti dulu, yang apa saja harus dengan pertempuran darah dan juga susah payah.

Nenek juga bercerita kalau Kayla adalah gadis yang berisik saat masi kecil, padahal masih bayi tapi mulutnya tidak mau diam di usia sekecil itu, ada apa saja dia pasti ngakngek mau tahu terus apa yang dilihatnya.

     Setelah kepergian Ibu Kayla atau anaknya Nenek, Nenek jadi sering murung dan tak sebahagia seperti biasanya. tapi selalu sayang dan perduli dengan cucunya.

Nenek : "Kay, Doain Nenek yah sehat terus biar bisa lihat kamu sampai nanti nikah dan punya anak."

kay : "ihhh ngomong apaan sih" (dengan nada penuh khawatir)

Nenek : "nenek udah tua, ibu kamu juga gak pulang-pulang, semoga nenek bisa jaga kalian terus."

dengan segala kekhawatiran itu kayla pindah kamar, kayla jadi selalu tidur dengan neneknya di kamar neneknya berdua. tapi nenknya tidak mau tidur di ujung tembok dan hanya mau di pinggirnya, padahal kayla sangat khawatir terjatuh. dan akhirnya nenknya yang di kasur, kayla tidur dibawahnyaa dengan menggelar kasur sendiri. sampai pada akhirnya Nenek sakit berkali-kali, sebelumnya terjadi keributan permusuhan antara tetangga yang masih termasuk keluarga juga karena uwa Kayla menikah dengan keluarga itu namun sudah bercerai. entah apa masalahnya, adu mulut apa dan pada akhirnya ketika Nenek lewat ke arah situ di bacok kepalanya dan berdarah kemudian dilarikan ke bidan terdekat. tidak ada proses apapun semuanya seperti senyap tidak ada keadilan.

Neneknya sering sakit akhirnya, sempat menyangka akan sembuh nantinya, namun takdir berkata lain.

     Dalam keadaan sakitnya Kayla sering dimintai tolong untuk mengantarkan Neneknya ke toilet, namun selalu di keadaan tengah malam, dan hanya Kayla yang dimintai tolong.

entah apa yang terjadi dengan Kayla yang biasanya selalu mau dimintai tolong hari itu untuk bangun saja rasanya jengkel di umur yang tetunya sudah besar dan harusnya faham apa yang harus dilakukan. paginya Neneknya marah dan keadaannya semakin memburuk, kemudian semuanya menangis terutama Kayla dan Adiknya, lantas siapa lagi yang akan menyayanginya jika orang yang paling dekat dengannya saja rela meninggalkannya? (ujar hati Kayla dan Adiknya).

Menjelang sore setelah Kita mengaji Yassin beserta anak-anaknya, Nenek meninggal dunia. Rasanya sangat sesak untuk bernafas, dan tidak tahu harus bagaimana lagi selain menangis. semua prosesi Kayla ikuti kecuali memandikan, padahalnya Kayla adalah seorang penakut namun dihari itu sama sekali dia hanya ingin melihat untuk yang terakhir kalinya sampai ke pemakaman selesai.

     Kembali dengan penyesalan terberat ketika orang yang di cintainya pergi, mengingat kejadian yang sebelumnya ketika dimintai tolong tapi menolak hanya karena alasan mengantuk dan besok sekolah. tapi apa mau dikata, Kayla hanya bisa menyesali dan tidak bisa mengubah segala bentuk takdir. Adik kecilnya yang bungsu karena kondisi Dia yang masih bayi maka Dia tidak ikut untuk dirumah Neneknya, setelah kepergian Neneknya meeka  berdua pindah ke rumah Mide ibu dari ayah. 

      Semuanya tidak berjalan semulus yang dikira, justru semakin menyulitkan, Adik Kay yang laki-laki memecah dan tidak mau serumah karena lingkungan Keluarga ayah yang tidak baik. akhirnya Kay hanya dengan si bungsu. Mereka terlempar terombang-ambing kesana-kemari seperti tidak punya arah. hanya bisa mengikuti dan patuh akan arahan, sedangkan orang tuanya sendiri hanya sibuk bekerja yang entah hasilnya apa. setelah kepergian Ibunya, Ayah Kayla pekerjaannya sulit, rizky tidak mengalir seperti biasanya. dan hanya mengandalkan semuanya hanya dengan kata, apa yang ada itu yang harus diterima. ayahnya tetap dengan kegigihannya bekerja diluar kota tidak tahu keadaan anaknya seperti apa, hanya tahu dirinya sendiri. semuanya berjalan selama bertahun-tahun sampai Kayla masuk Sekolah Menengah atas dan Lulus sekolah.

     Dalam perjalanannya ketika beranjak remaja, banyak terjadi kekacauan yang kurang lebihnya mendewaskan sedikit demi sedikit. Mereka terpojokkan, adik laki-laki tidak diurus pendidikannya, sampai pada akhirnya didesak untuk mengikuti arahan kalau Ayahnya harus menikah lagi.

Kayla sebelumnya tidak mengetahui rencana itu, yang Dia tahu hanyalah sudah terurus surat cerai mati antara Ibu Dan Ayahnya. mungkin menurut Ayah dan juga keluarga besarnya itu adalah kebahagiaan, tapi menurut Kayla itu adalah sebuah luka yang menggores dan membekas dalam hatinya. "Orang yang belum pasti meninggal atau tidaknya tapi sudah di cerai mati, apa semudah itu mengakhiri sebuah hubungan." (dalam hati Kayla) padahal setelah diketahui ternyata memang semua itu secara otomatis ketika suami istri berpisah atau tidak ada kabar akan seperti itu. tidak hanya mengenai surat, pada malam hari disusun sedemikian rupa bahwa Ayah kayla akan menemui seorang perempuan yang katanya akan menjadi Ibu barunya. sebelumnya Dia tidak pernah mencurigai apapun, dengan melihat keanehan Ayahnya yang memakai pakaian rapih tidak seperti hari biasanya ketiak dirumah Kayla me notice hal tersebut.

Kayla : "Bapak mau kemana?"

Bapak : "mau keluar bentar"

Kayla : "ikuuuuttttt, mau kemana?"

Bapak : "gak boleh, ini anak kecil gak boleh ikut."

Kayla : "Kamu mau ketemu perempuankan? makannya aku gak boleh ikut."

Bapak Kay langsung cepat-cepat pergi, namun Kayla menangis menjerit, dan mengancap Bapaknya.

Kayla : "Kalau kamu pergi aku sekarang juga mau ke rumah nenek, biarin malem-malem sendirian lewatin kuburan."

Bapak : "sebentar doang"

Adik-adik Bapak : "udahlah biarin aja Dia mau nangis juga gak bakalan berani Dia pergi malem-malem kesana."

Kayla langsung lari ke dapur ambil pisau : "kalau kamu tetep jadi pergi pisau ini melayang ke aku."

langsung ditenangin kayla oleh tetangga yang masih saudaranya, "istighfar kayyy, udah udahhh ayah kamu gak jadi pergi, lepasin yaaaa pisaunya."

setelah tenang, keluarga dari ayahnya menggunjing apalagi Mide, ibunya ayah. "anak kaya gitu buang ajasih, buat apa diurusin. nyusahin." 

kayla menangis sesenggukan, setiap apa yang dilakukannya selalu disalahkan. dan setelah menangis Kaylapun tertidur dengan lukanya. luka hati yang entah kapan sembuhnya.

akhirnya perjodohan dibatalkan karena belum sempat bertemu juga Kayla tidak menyetujuinya karena takut akan seperti sinetron yang pada akhirnya menerima ibu tiri yang begitu kejam.

     

     

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun