Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Lainnya - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Noktah (4)

13 September 2022   19:24 Diperbarui: 18 September 2022   04:28 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Bapak : "gak boleh, ini anak kecil gak boleh ikut."

Kayla : "Kamu mau ketemu perempuankan? makannya aku gak boleh ikut."

Bapak Kay langsung cepat-cepat pergi, namun Kayla menangis menjerit, dan mengancap Bapaknya.

Kayla : "Kalau kamu pergi aku sekarang juga mau ke rumah nenek, biarin malem-malem sendirian lewatin kuburan."

Bapak : "sebentar doang"

Adik-adik Bapak : "udahlah biarin aja Dia mau nangis juga gak bakalan berani Dia pergi malem-malem kesana."

Kayla langsung lari ke dapur ambil pisau : "kalau kamu tetep jadi pergi pisau ini melayang ke aku."

langsung ditenangin kayla oleh tetangga yang masih saudaranya, "istighfar kayyy, udah udahhh ayah kamu gak jadi pergi, lepasin yaaaa pisaunya."

setelah tenang, keluarga dari ayahnya menggunjing apalagi Mide, ibunya ayah. "anak kaya gitu buang ajasih, buat apa diurusin. nyusahin." 

kayla menangis sesenggukan, setiap apa yang dilakukannya selalu disalahkan. dan setelah menangis Kaylapun tertidur dengan lukanya. luka hati yang entah kapan sembuhnya.

akhirnya perjodohan dibatalkan karena belum sempat bertemu juga Kayla tidak menyetujuinya karena takut akan seperti sinetron yang pada akhirnya menerima ibu tiri yang begitu kejam.

     

     

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun