Mohon tunggu...
Kiki Ambarizki
Kiki Ambarizki Mohon Tunggu... Lainnya - ♡

Done better than perfect, practice make perfect.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Sebuah Noktah (4)

13 September 2022   19:24 Diperbarui: 18 September 2022   04:28 180
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Neneknya sering sakit akhirnya, sempat menyangka akan sembuh nantinya, namun takdir berkata lain.

     Dalam keadaan sakitnya Kayla sering dimintai tolong untuk mengantarkan Neneknya ke toilet, namun selalu di keadaan tengah malam, dan hanya Kayla yang dimintai tolong.

entah apa yang terjadi dengan Kayla yang biasanya selalu mau dimintai tolong hari itu untuk bangun saja rasanya jengkel di umur yang tetunya sudah besar dan harusnya faham apa yang harus dilakukan. paginya Neneknya marah dan keadaannya semakin memburuk, kemudian semuanya menangis terutama Kayla dan Adiknya, lantas siapa lagi yang akan menyayanginya jika orang yang paling dekat dengannya saja rela meninggalkannya? (ujar hati Kayla dan Adiknya).

Menjelang sore setelah Kita mengaji Yassin beserta anak-anaknya, Nenek meninggal dunia. Rasanya sangat sesak untuk bernafas, dan tidak tahu harus bagaimana lagi selain menangis. semua prosesi Kayla ikuti kecuali memandikan, padahalnya Kayla adalah seorang penakut namun dihari itu sama sekali dia hanya ingin melihat untuk yang terakhir kalinya sampai ke pemakaman selesai.

     Kembali dengan penyesalan terberat ketika orang yang di cintainya pergi, mengingat kejadian yang sebelumnya ketika dimintai tolong tapi menolak hanya karena alasan mengantuk dan besok sekolah. tapi apa mau dikata, Kayla hanya bisa menyesali dan tidak bisa mengubah segala bentuk takdir. Adik kecilnya yang bungsu karena kondisi Dia yang masih bayi maka Dia tidak ikut untuk dirumah Neneknya, setelah kepergian Neneknya meeka  berdua pindah ke rumah Mide ibu dari ayah. 

      Semuanya tidak berjalan semulus yang dikira, justru semakin menyulitkan, Adik Kay yang laki-laki memecah dan tidak mau serumah karena lingkungan Keluarga ayah yang tidak baik. akhirnya Kay hanya dengan si bungsu. Mereka terlempar terombang-ambing kesana-kemari seperti tidak punya arah. hanya bisa mengikuti dan patuh akan arahan, sedangkan orang tuanya sendiri hanya sibuk bekerja yang entah hasilnya apa. setelah kepergian Ibunya, Ayah Kayla pekerjaannya sulit, rizky tidak mengalir seperti biasanya. dan hanya mengandalkan semuanya hanya dengan kata, apa yang ada itu yang harus diterima. ayahnya tetap dengan kegigihannya bekerja diluar kota tidak tahu keadaan anaknya seperti apa, hanya tahu dirinya sendiri. semuanya berjalan selama bertahun-tahun sampai Kayla masuk Sekolah Menengah atas dan Lulus sekolah.

     Dalam perjalanannya ketika beranjak remaja, banyak terjadi kekacauan yang kurang lebihnya mendewaskan sedikit demi sedikit. Mereka terpojokkan, adik laki-laki tidak diurus pendidikannya, sampai pada akhirnya didesak untuk mengikuti arahan kalau Ayahnya harus menikah lagi.

Kayla sebelumnya tidak mengetahui rencana itu, yang Dia tahu hanyalah sudah terurus surat cerai mati antara Ibu Dan Ayahnya. mungkin menurut Ayah dan juga keluarga besarnya itu adalah kebahagiaan, tapi menurut Kayla itu adalah sebuah luka yang menggores dan membekas dalam hatinya. "Orang yang belum pasti meninggal atau tidaknya tapi sudah di cerai mati, apa semudah itu mengakhiri sebuah hubungan." (dalam hati Kayla) padahal setelah diketahui ternyata memang semua itu secara otomatis ketika suami istri berpisah atau tidak ada kabar akan seperti itu. tidak hanya mengenai surat, pada malam hari disusun sedemikian rupa bahwa Ayah kayla akan menemui seorang perempuan yang katanya akan menjadi Ibu barunya. sebelumnya Dia tidak pernah mencurigai apapun, dengan melihat keanehan Ayahnya yang memakai pakaian rapih tidak seperti hari biasanya ketiak dirumah Kayla me notice hal tersebut.

Kayla : "Bapak mau kemana?"

Bapak : "mau keluar bentar"

Kayla : "ikuuuuttttt, mau kemana?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun