Supporter walau memiliki peran sebagai stakeholder ang sangat besar pun akhirnya dihadapkan pilihan sebagai pihak like atau dislike personal dari manajemen klub, jika memang mendapat dislike dengan alas an jelas, tentu tidak mengapa, misalnya menjadi supporter yang kerap mengganggu pemain on atau off the pitch, menjadi supporter yang mengganggu bisnis melakukan Tindakan kekerasan pada pihak manajemen, dll.Â
Namun jika mendapatkan sikap dislike karena beragam alasan yang tidak masuk akal, misal supporter punya mantan di jajaran staf manajemen, atau supporter pernah punya orang tua mantan istri (mantan mertua) di jajaran manajemen atau manajemen ga suka aja sama sikap supporter tanpa sebab, itu baru patut dipertanyakan masalah profesionalitas mereka. Tulisan ini saya tutup dengan kutipan dari manager legenda Liverpool, Bill Shankly, yang bilang "At a football club, there's a holy trinity - the players, the manager and the supporters. Directors don't come into it. They are only there to sign the checks".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H