Mohon tunggu...
KIKI FATMAWATI
KIKI FATMAWATI Mohon Tunggu... Guru - Guru TK

teknologi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Best Practice

12 Desember 2022   14:52 Diperbarui: 12 Desember 2022   15:07 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

BEST PRACTICE 

STIMULASI KOGNITIF, BAHASA DAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI

SITUASI

Situasi yang melatarbelakangi penyelesaian masalah 1-4 pada PPL siklus 1-4 adalah sebagai berikut:

PPL Siklus 1

Ada beberapa anak di kelas mengalami masalah belum mampu mengenal lambang bilangan 1-10. Dari 10 siswa ada 8 anak mengalami masalah belum mampu mengenal lambang bilangan. Kondisi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor yaitu metode yang digunakan guru kurang menarik dan cenderung monoton serta media yang digunakan kurang bervariasi untuk anak sehingga anak kurang tertarik saat pembelajaran. Kurangnya dukungan orangtua mengenalkan lambang bilangan ketika di lingkungan keluarga.

PPL Siklus 2

Ada beberapa anak di kelas mengalami masalah belum mampu mengenal huruf vokal.  Dari 11 anak ada 9 anak mengalami masalah belum mampu mengenal huruf vokal. Kondisi tersebut disebabkan kurangnya pembendaharaan huruf yang dimiliki anak metode yang digunakan guru kurang menarik dan cenderung monoton serta media yang digunakan kurang bervariasi untuk anak. Maka dari itu guru perlu merancang media pembelajaran tiga dimensi agar anak terstimulasi dengan baik dan membuat anak tertarik pada saat pembelajaran.

PPL Siklus 3

Dari 11 anak ada 8 anak mengalami masalah motorik halus yang masih belum berkembang. Kondisi tersebut disebabkan karena kurangnya stimulus kepada anak dan metode pembelajaran yang digunakan kurang inovatif serta guru kurang variatif dalam menggunakan media pembelajaran. Maka dari itu guru perlu merancang pembelajaran yang inovatif agar anak berperan aktif serta motorik halus anak bisa terstimulus dengan baik.

PPL Siklus 4

Ada beberapa anak di kelas mengalami masalah pada menyusun huruf menjadi kata. Dari 10 anak ada 9 anak yang masih kesulitan saat menyusun huruf menjadi kata. Setelah melakukan refleksi dan mengkaji dari berbagai sumber literatur, hal ini disebabkan karena stimulus yang guru berikan cenderung monoton hanya dengan menggunakan kartu huruf saja, sehingga anak kurang tertarik saat menyusun huruf menjadi kata. Maka dari itu, guru perlu merancang media tiga dimensi untuk menarik minat anak dan agar anak terstimulasi dengan baik.

TANTANGAN

Tantangan Siklus 1

Beberapa tantangan yang terjadi yaitu :

  • Kurangnya pemahaman anak tentang mengenal lambang bilangan 1-10
  • Anak kurang konsentrasi saat pembelajaran
  • Kondisi lingkungan terdekat anak yaitu keluarga, dimana orang tua mereka sibuk bekerja dan jarang memperhatikan anak dalam belajar mengenal lambang bilangan
  • Pada saat pembelajaran guru belum menggunakan metode pembelajaran yang menarik
  • Media yang digunakan saat pengenalan lambang bilangan kurang variatif/menarik sehingga anak kurang tertarik saat pembelajaran.

Tantangan Siklus 2

Beberapa tantangan yang terjadi yaitu :

  • Kurangnya pemahaman anak tentang mengenal huruf vokal (a i u e o)
  • Kurangnya konsentrasi anak
  • Kurangnya stimulus ketika anak berada dilingkungan keluarga
  • Pada saat pembelajaran belum menggunakan metode pembelajaran yang inovatif
  • Media yang digunakan saat pengenalan huruf vokal kurang variatif / menarik sehingga anak kurang tertarik saat pembelajaran.

Tantangan Siklus 3

Beberapa tantangan yang terjadi yaitu:

  • Kurangnya stimulus anak untuk mengembangkan kemampuan motorik halus
  • Koordinasi mata dan tangan masih belum berkembang
  • Media yang digunakan kurang variatif

Tantangan Siklus 4

Beberapa tantangan yang terjadi yaitu:

  • Kurangnya stimulus anak untuk mengembangkan kemampuan menyusun huruf menjadi kata
  • Metode pembelajaran yang digunakan kurang menarik
  • Media yang digunakan kurang variatif

AKSI

Aksi Siklus 1

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut :

  • Guru menggunakan model pembelajaran bermain dan menggunakan media roda putar.
  • Anak bermain roda putar yang berisi angka-angka 1-10 yang dapat diputar oleh anak. Saat bermain anak memutar roda putar kemudian menyebutkan angka yang didapat dan mencari angka yang sama dengan yang sudah didapat pada roda putar. Kemudian anak membilang dengan replika ikan sesuai dengan angka yang dapat. Anak juga meniru cara menuliskan lambang bilangan.
  • Dengan menggunakan media yang konkrit maka pembelajaran akan lebih menyenangkan dan dapat menarik perhatian anak sehingga anak lebih fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Aksi Siklus 2

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut :

  • Guru menggunakan model pembelajaran bermain dan menggunakan media box sortir huruf vokal.
  • Anak melompat dengan 1 kaki dan menyebutkan huruf-huruf vokal sesuai yang di tempel dilantai, kemudian anak mengambil kartu huruf vokal untuk dimasukkan kedalam box sesuai lubang huruf yang telah disediakan. Setelah itu anak meniru huruf dengan jari diatas kartu huruf dan kemudian anak meniru huruf – huruf vokal diatas tepung.
  • Dengan menggunakan media yang konkrit maka pembelajaran akan lebih menyenangkan dan dapat menarik perhatian anak sehingga anak lebih fokus dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Aksi Siklus 3

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Guru menggunakan model pembelajaran PjBL (Project Based Learning) dan guru juga menggunakan media replika buah pisang yang terbuat dari kain flanel.
  • Anak di ajak membuat olahan dari pisang yaitu membuat sate pisang goreng crispy. Disini anak diberi kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dan menghasilkan sebuah karya. Anak mengikuti proses pembuatan sate pisang goreng crispy dari awal hingga akhir. Anak diajak mengupas kulit pisang, memotong pisang dan memasangkan pada tusuk sate. Kemudian anak diajak membuat adonan tepung dan membalurkan potongan pisang kedalam tepung panir. Setelah itu anak diajak menggoreng kemudian memberikan macam-macam toping dan menuliskan merk (nama sendiri) pada hasil olahan yang dibuat. 
  • Dengan menggunakan metode pembelajaran PjBL anak mendapatkan pengalaman langsung yang menyenangkan dan anak juga dapat merasakan hasil dari olahan yang sudah dibuat sendiri.
  • Adapun kekurangan dari proses yang dilaksanakan yaitu guru tidak menyediakan tempat/wadah untuk kulit pisang. Sehingga kulit pisang berceceran diatas meja dan membuat anak merasa sempit.

Aksi Siklus 4

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan-tantangan tersebut adalah sebagai berikut:

  • Guru menggunakan media pembelajaran yang dinamakan dengan KOPI (Kotak Pintar) yang didalamnya berisi huruf-huruf yang terbuat dari tutup botol bekas dengan banyak warna dan didalamnya juga berisi kartu gambar yang dibawahnya ada tulisannya.
  • Anak di ajak mengambil kartu gambar dan menyebutkan huruf-huruf apa saja yang ada pada kartu gambar tersebut. Kemudian anak diajak mencari huruf-huruf yang ada pada kartu gambar. Lalu anak menyusun huruf menjadi bentuk kata yang sesuai dengan gambar.

REFLEKSI-DAMPAK

Refleksi Siklus 1

Dampak dari menerapkan model pembelajaran bermain dan menggunakan media pembelajaran roda putar dapat membantu guru untuk mengenalkan lambang bilangan  lebih efektif dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak monoton. Hal ini terlihat dari 8 anak yang belum memahami lambang bilangan berkurang menjadi 4 anak yang belum bisa, dengan kata lain anak mengalami peningkatan sebanyak 50%.  Dengan demikian penggunaan media roda putar dapat menjadi efektif untuk anak. 

Proses kegiatan yang sudah dilakukan yaitu menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan media yang variatif serta menyenangkan bagi anak sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan tidak monoton. Pembelajaran dikelas juga lebih aktif dan interaktif. Respon dari peserta didik, anak-anak menyukai pembelajaran yang dilakukan hari ini karena kegiatannya menyenangkan.

Refleksi Siklus 2

Dampak dari menerapkan model pembelajaran bermain dan menggunakan media pembelajaran box sortir huruf vokal dapat membantu guru untuk mengenalkan huruf-huruf vokal lebih efektif dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan tidak monoton. Hal ini terlihat dari 9 anak yang belum memahami huruf-huruf vokal berkurang menjadi 4 anak yang belum bisa. Jadi dari capaian perkembangan anak yang berkembang sangat baik (BSB) sebanyak 18%.

Untuk yang berkembang sesuai harapan (BSH) sebanyak 46% dan yang mulai berkembang (MB) sebanyak 36%. 4 (36%) anak yang mulai berkembang ini terjadi karena beberapa faktor yaitu 1 anak mengalami daya dengar yang kurang baik dan sulit untuk berbicara jadi daya serapnya sedikit lambat dan untuk yang 3 anak ini terjadi karena kurang fokus saat pembelajaran serta faktor keluarga yang kurang mendukung dan membantu anak belajar di rumah. Anak menyukai pembelajaran yang dilakukan hari ini karena kegiatannya seru dan menyenangkan. Terlihat saat anak ditanya pada saat recalling, kebanyakan anak menyukai kegiatan bermain huruf-huruf vokal.

Refleksi Siklus 3

Dampak dari menerapkan model pembelajaran PjBL ini dapat membantu guru untuk menstimulasi perkembangan motorik halus anak dengan efektif dan kegiatan pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan dapat memberikan pengalaman langsung kepada anak. Hal ini terlihat dari 8 anak yang mengalami permasalahan motorik halus berkurang menjadi 3 anak yang masih mengalami permasalahan.

Jadi motorik halus anak yang sudah berkembang yaitu mencapai 73% dan anak yang masih mengalami permasalahan pada motorik halus yaitu sebanyak 27%. Hal ini disebabkan karena salah satu anak terbiasa menggunakan tangan kiri (kidal) sehingga anak sedikit mengalami kesulitan saat melakukan kegiatan. 

Dan 2 anak yang masih mengalami permasahan motorik halus ini terjadi karena anak selalu merasa takut untuk melakukan sesuatu dan selalu bilang tidak bisa. Ini dapat terjadi karena pada lingkungan keluarga, anak kurang diberi kebebasan dan selalu di bantu setiap anak melakukan sesuatu. Anak menyukai pembelajaran yang dilakukan hari ini karena kegiatannya seru dan menyenangkan. 

Terlihat dari antusias yang ingin sekali segera membuat olahan pisang pada saat pembukaan dan pada saat proses kegiatan berlangsung anak merasa senang dan ingin segera menikmati olahan yang sudah dibuat. Anak juga memiliki inisiatif untuk berbagi olahan yang sudah dibuatnya dengan kelas lain.

Refleksi Siklus 4

Dampak dari bermain kotak pintar dalam menyusun huruf menjadi kata ini berjalan dengan efektif. Dari 9 anak terdapat 7 anak atau dengan kata lain 78% anak dapat menyusun huruf menjadi kata dengan baik. Anak menjadi lebih bersemangat untuk menyusun huruf menjadi kata karena media yang digunakan menarik dan juga menggunakan banyak warna pada huruf-huruf didalamnya. 2 anak atau dengan kata lain 22% anak yang masih kesulitan dalam menyusun huruf menjadi kata masih perlu stimulus lanjutan yang perlu diperhatikan guru.

Respon dari anak-anak yaitu anak menyukai pembelajaran yang dilakukan hari ini karena kegiatannya seru dan menyenangkan. Terlihat saat recalling banyak anak yang menyebutkan menyukai kegiatan saat menyusun huruf menjadi kata.

RENCANA TINDAK LANJUT

Siklus 1

Untuk menindaklanjuti beberapa anak yang masih mulai berkembang untuk mengenal lambang bilangan 1-10 guru berencana untuk menggunakan metode permainan lompat angka. Metode permainan ini diharapkan dapat meningkatkan aspek perkembangan terutama pada kemampuan kognitif melalui pembelajaran mengenal lambang bilangan untuk anak usia dini.

 

Siklus 2

Kegiatan yang akan dilakukan untuk menstimulasi anak yang mulai berkembang dalam mengenal huruf vokal yaitu melalui permainan kartu huruf berpasir. Permainan kartu huruf ini diharapkan menjadi metode bermain yang cukup efektif untuk mengembangkan kemampuan mengenal huruf vokal dan dapat membantu anak dalam mengenal dan memahami lafal huruf dan bentuknya.

Siklus 3

Untuk menstimulasi anak yang mulai berkembang pada aspek motorik halus, guru akan menggunakan metode bermain pladough. Dimana anak akan di ajak meremas atau membentuk playdough menjadi sebuah bentuk sesuai kreativitas dan imajinasinya.

Siklus 4

Untuk menindaklanjuti anak yang mulai berkembang pada aspek bahasa yaitu menyusun huruf menjadi kata, maka perlu stimulus yang diharapkan dapat membantu anak yang masih mengalami kesulitan menyusun huruf menjadi kata. Guru akan mengajak anak untuk bermain tebak kata yang akan diterapkan setiap hari sebelum anak pulang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun