Mohon tunggu...
KIKI TRISNA MUKTI
KIKI TRISNA MUKTI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Tenaga Kependidikan

work and study.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Peran Orang Tua Terhadap Pembentukan Karakter Anak Dalam Menyikapi Bullying

14 Mei 2023   11:06 Diperbarui: 14 Mei 2023   11:09 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Perilaku perundungan atau yang dikenal masyarakat adalah bullying merupakan suatu hal yang sudah umum sering terjadi di lingkungan sosial di sekitar lingkungan anak seperti lingkungan keluarga, masyarakat maupun di sekolah bahkan dari tingkat taman kanak-kanak sekalipun.

Perundungan (bullying) merupakan hasrat untuk menyakiti yang diaktualisasikan dalam aksi sehingga menyebabkan seseorang atau sekelompok menderita (Ken Rigby, 2022). Aksi bullying terhadap korban yang lemah dilakukan secara langsung oleh seseorang atau sekelompok yang lebih kuat. biasanya kejadian sering berulang kali dan perilaku tersebut merasa senang. Berdasarkan data yang diperoleh dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) , kasus kekerasan di sekolah (bullying) menduduki peringkat yang tertinggi. Pada tahun 2022 terdapat 226 kasus kekerasan fisik, psikis termasuk perundungan. Dari data tersebut perlu perhatian dari lingkungan sekitar agar tidak terjadi.

Bagi anak yang menjadi korban bullying yang dilakukan oleh teman sebaya. Hal ini tentu sangat memprihatinkan mengingat anak usia dini dipandang sebagai sosok yang lemah dan mudah untuk di intimidasi. Sebagai anak yang diperlakukan bullying merasa tertindas dan tersakiti oleh orang dewasa atau anak-anak yang lebih tua, sehingga mengakibatkan aktivitas bermain pada anak korban bullying lebih nyaman bermain sendiri dari pada bermain berkelompok dengan teman-teman yang lain.

Perundungan (bullying) sering dianggap sebagai kenakalan biasa pada anak usia dini padahal korban bullying mengalami kesakitan fisik dan psikologis, kepercayaan diri yang merosot malu, trauman, tak mampu menyerang balik, merasa sendiri, serba salah dan takut sekolah.

Orang tua adalah pendidik utama dan pertama. Utama karena pengaruh mereka sangat besar dalam perkembangan kepribadian anaknya, pertama karena orang tua langsung kontak mata dan komunikasi setiap hari dengan anak nya. Orang tua adalah pusat kehidupan rohani anak dan sebagai penyebab berkenalannya dengan dunia luar,  maka setiap reaksi emosi anak dan  pemikirannya di kemudian hari terpengaruh oleh sikapnya terhadap orang tuanya di permulaan hidupnya dahulu. Orang tua adalah manusia yang paling banyak berjasa pada setiap tumbuh  kembangnya  anak  mulai  dari  kehadirannya di muka bumi  ini. Orang  tua adalah setiap orang yang bertanggung jawab dalam suatu  keluarga atau tugas  rumah tangga yang dalam  kehidupan  sehari hari disebut sebagai bapak dan ibu. 

Ketika anak sudah mengenal dunia luar maka ada beberapa hal yang akan mempengaruhi kehidupannya. Mulai dari lingkungan sekolah dan masyarakat. Dari setiap lingkungan, masing-masing akan membawa perubahan aktivitas anak serta memiliki karakter yang beragam. Peran keluarga terutama orang tua disini sangat penting dan dibutuhkan dalam membantu pembentukan berbagai karakter anak. Karakter anak yang kuat tidaklah diperoleh secara instan atau cepat, melainkan butuh proses panjang yang dibekali dengan usaha dan kesabaran dalam menanamkan karakter itu sendiri.

Pendidikan karakter terdiri dari dua kata pendidikan dan karakter. Menurut dari berbagai ahli mengatakan kata pendidikan mempunyai pengertian yang berbeda-berbeda tergantung pada sudut pandang, paradigma, metodologi, dan disiplin keilmuan yang digunakan. Menurut Rimba dkk sebagaimana dikutip (Ulfah, 2022) bahwa pendidikan adalah bimbingan atau pembinaan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya kepribadian yang utuh. Menurut (Ali, 2022) mendefinisikan pendidikan sebagai proses internalisasi budaya ke dalam diri individu dan masyarakat menjadi beradab. Adapula yang mendefinisikan sebagai proses dimana sebuah bangsa mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan untuk memenuhi tujuan hidup secara efektif dan efisien (Sri, 2022).

Setelah kita sudah mengetahui esensi pendidikan secara umum, maka yang perlu diketahui selanjutnya adalah karakter secara komprehensif. Istilah karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu charassein yang berarti to engrave atau mengukir. Membentuk karakter diibaratkan sebagai mengukir di atas batu permata atau permukaan besi yang keras. Sedangkan istilah karakter secara harfiah dari bahasa Latin "character" yang antara lain berarti mempunyai arti watak, tabiat, sifat-sifat kejiawaan, budi pekerti, kepribadian atau akhlak. 

Sementara dalam pengertian Kamus Bahasa Indonesia kata karakter diartikan sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, watak. Ki Hadajar Dewantara sebagaimana dikutip (Ariffudin, 2022) bahwa memandang karakter sebagai watak atau budi pekerti. Menurutnya budi pekerti ialah bersatunya antara gerakan fikiran, perasaan, kehendak atau kemauan yang kemudian menimbulkan tenaga.

Mengacu dari berbagai pengertian dari pendidikan dan karakter, secara sederhana dapat diartikan pendidikan karakter adalah upaya sadar yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang (pendidik) untuk menginternalisasikan nilai-nilai karakter pada seseorang yang lain (peserta didik) sebagai pencerahan agar peserta didik mengetahui, berfikir dan bertindak secara bermoral dalam menghadapi setiap situasi. 

Sebagian orang tua di Indonesia sendiri masih mengabaikan akan pentingnya penanaman karakter yang kuat pada anak terutama pada anak usia sekolah dasar yang sedang tumbuh dengan beragam rasa ingin tahunya. Dengan menjadikan orang tua sebagai contoh dalam mereka bersikap, tetapi mereka lalai bahkan lupa dengan berbagai faktor seperti sibuk kerja, kurangnya komunikasi, kurangnya pengetahuan dari orang tua dalam mendidik anak nya, sehingga kurang memperhatikan perkembangan anak yang sesungguhnya.

Penanaman dan pembentukan karakter yang kuat terhadap anak usia tersebut tidaklah mudah, tidak bisa secara instan atau cepat, perlu waktu yang cukup begitu lama karena harus ada pembiasaan yang dilakukan secara terus-menerus bahkan sampai jenjang pendidikan tinggi (Sofyan dkk, 2022). Pembiasaan itu seharusnya sudah dilakukan dari usia dini agar anak bisa tertanam jiwa yang kuat, maka dukungan dari lingkungan keluarga sebagai tempat pendidik utama bagi anak itu sangat diperlukan.

Dalam membiasakan anak untuk agar berperilaku baik, akhlak yang baik, serta karakter yang kuat. Misalnya ketika orang tua menyuruh anak sholat, maka orang tuapun harus sholat bahkan dapat dilakukan dengan berjama'ah agar anak mencontoh. Keluarga dalam hal ini orang tua adalah salah satu lembaga pendidikan yang memiliki peranan penting dalam membantu pembentukan dan perkembangan karakter anak. 

Membangun komunikasi itu juga adalah hal yang terpenting dalam membentuk karakter anak. Dengan berkurangnya waktu kebersamaan antar anak dengan orang tua, berkurang pula intensitas komunikasi keduanya. Hal itu menyebabkan anak seakan tidak dipedulikan oleh orang tua mereka. Sehingga mencari perhatian dari teman atau gurunya denga menjahili temannya, membuat keributan disekolah, dan perilaku-perilaku yang kurang baik.

Maraknya bullying di lingkungan sekolah menyadarkan orang tua untuk menanamkan atau membekali anaknya sikap percaya diri, kuat, dan tidak takut jika memang tidak bersalah atau melakukan kesalahan. Karena bullying selalu terjadi pada anak-anak yang lemah, yang tidak mempunyai rasa percaya diri terhadap dirinya sendiri. Dalam hal ini orang tua perlu memperhatikan pergaulan anak-anaknya, dengan siapa mereka bergaul, sehingga menghindari adanya anak menjadi korban atau bahkan pelaku bullying. 

Dalam pembentukan karakter dari setiap anak tentu ada saja kendala yang akan dialami oleh orang tua seperti faktor lingkungan yang mempengaruhi pergaulan dalam berteman. Faktor orang tua yang belum mengerti akan pentingnya penanaman karakter pada diri anak sedini mungkin atau orang tua nya yang selalu sibuk kerja sehingga tidak ada komunikasi antara anak dan orang tua nya. Terlepas dari itu semua, orang tua tetaplah orang tua yang selalu memberikan apa yang terbaik untuk anak-anakny, memberikan kasih sayangnya walaupun tidak semua orang tua dapat menunjukkan rasa kasih sayang tersebut kepada anaknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun