- Bagaimana?
Selanjutnya, jabarkan secara lebih rinci tentang bagaimana para pelanggan itu melakukan apa yang mereka lakukan. Perhatikan ekspresi dan bahasa tubuh mereka.
- Mengapa?
Bagian ketiga ini membutuhkan asumsi dari diri kita sendiri. Menurut pengamatan kita, apa yang mendorong para pelanggan kita itu melakukan kegiatan yang mereka lakukan? Kira-kira apa motivasi atau emosi yang mereka rasakan di baliknya?.
C. Persiapan Wawancara
Siapkan sebanyak mungkin pertanyaan yang bisa digunakan dalam wawancara. Berangkat dari satu pertanyaan dan kembangkan satu pertanyaan dengan pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Gali lebih dalam dengan menggunakan tiga kata tanya penting itu: Apa? Bagaimana? Mengapa?.
Selanjutnya, tentukan urutan tema dari wawancara yang akan dilakukan. Pastikan daftar pertanyaan panjang yang telah dibuat tadi masuk ke dalam urutan tema yang rapi sehingga ketika melakukan wawancara, kita tidak membingungkan pelanggan dengan pertanyaan yang saling bertumpuk atau berulang.
Setelah kita punya daftar pertanyaan yang telah tersusun rapi dalam urutan tema yang jelas itu, perhatikan lagi satu per satu. Buanglah pertanyaan-pertanyaan yang menyimpang dan tidak perlu. Berusaha untuk lebih fokus pada pertanyaan-pertanyaan yang bisa menyingkap apa yang dirasakan oleh pelanggan.
Catatan tambahan, sebaiknya dalam wawancara kita tidak terpaku pada daftar pertanyaan panjang itu. Gunakan pertanyaan itu sebagai pembuka percakapan dan untuk memberi arah pada percakapan, tetapi jangan berpatok pada pertanyaan-pertanyaan itu saja.
Selanjutnya, kita bisa segera menyusun, menganalisa hingga mendapatkan obyektif untuk kembali melakukan proses design dan mendapatkan produk.
Salam kreatif.
Catatan ini didapat ketika saya mengikuti seminar Design Thinking oleh Tanadi Santoso.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H