Mohon tunggu...
KKM 18 ANANDITA
KKM 18 ANANDITA Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Pemberdayaan Masyarakat

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Seorang Ibu di Bawah Lampu Merah

2 Juni 2022   10:04 Diperbarui: 2 Juni 2022   10:11 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seorang ibu yang duduk di tengah kemacetan yang sedang terjadi di bawah teriknya matahari. Kita bertemu dengan beliau di pertigaan jalan lampu merah di salah satu daerah kota malang. Beliau sedang duduk disana dengan sekardus air mineral yang beliau bawa dari rumah untuk di jual di daerah tersebut. 

Hari Minggu siang di pertengahan bulan puasa kita berjalan dari arah kantor KPU malang ke arah pom bensin. Disana kami melihat beliau yang sedang menawarkan jualannya kepada para pengendara mobil ataupun motor yang sedang berhenti karena lampu merah. Di sana kami bertiga berdiskusi dan sekaligus mengamati apakah tidak papa atau apakah beliau berkenan untuk kami wawancara atau sekedar bertanya tentang kehidupan beliau. Dan akhirnya kami memutuskan untuk bertanya kepada beliau tentang kehidupannya. 

Beliau adalah seorang ibu dari 6 orang anak. Beliau telah di tinggalkan suaminya ketika sedang mengandung anak nya yang ke enam yang masih dalam kandungan berusia 7 bulan. Setelah melahirkan ia memilih untuk pindah tempat tinggal dekat dengan tempat ia berjualan air mineral tersebut. Setelah melahirkan dan anak beliau yang terakhir sudah berusia tiga tahun, ia mulai mencari barang bekas dengan mengajak anak nya yang masih kecil. Dan sekarang beliau berjualan air mineral di pinggir jalan. Biasanya beliau mulai berjualan dari pukul 9 sampai Ari mineral nya habis. Namun karena ini pada bulan puasa beliau bekerja menyesuaikan jam nya saja. Biasanya sebelum puasa beliau bisa menghabiskan atau menjualkan hingga e kerdus air mineral besar. Namun ketika puasa beliau hanya bisa menjualkan satu kerdua air mineral saja. 

Jatuh bangun sudah dirasakan ibu ini selama bertahun tahun. Sebagai seorang ibu pasti beliau tidak ingin membuat anak nya merasa sedih pasti ingin membuat anak anak nya selalu bahagia. 

Beliau seorang ibu yang mengusahakan segalanya untuk anak nya bekerja untuk mencarikan biaya sekolah anak anak nya dan sampai sekarang anak nya sudah bisa lulus dari sekolah dan mendapatkan pekerjaan. 

Beliau berkata segala pekerjaan akan beliau kerjakan yang penting ini pekerjaan yang halal dan bukan dari hasil yang tidak baik seperti mencuri. Selagi beliau masih kuat dan dengan adanya keinginan dan tekad semua pasti akan bisa di dapat sesusah apapun itu caranya. Jika hal yang engkau lakukan merupakan perbuatan baik pasti nanti hasilnya juga akan menghasilkan hal hal yang baik pula. 

Memang ya roda itu selalu berputar dan ya semua manusia pasti pernah merasakan berada di atas dan juga merasakan berada di bawah seperti ibu ini. Beliau merupakan seorang wanita asal Gondanglegi yang terletak di kabupaten Malang. Dulu sebelum beliau memiliki anak ia bekerja sebagai TKW di Singapura. Dan uang hasil bekerja nya ia belikan rumah yang sekarang ini beliau tinggali bersama anak anak nya. Rencana awal ibu ini akan menempati rumah ini bersama suami dan anak anak nya. Namun ternyata sebelum pindah rumah suami beliau telah berpulang. 

Ia seorang ibu yang sukses membuat anak anak nya menjadi orang yang hebat. Kelima anak nya sudah bekerja dan bekeluarga. Dan anak yang terakhir ini sudah lulus sekolah dan bekerja. Ia bahagia dengan kebahagian anak anak nya. Beliau tidak meminta untuk di beri banyak hal dari anak anak nya yang penting anak nya selalu bahagia. Seorang ibu tidak akan meminta imbalan atas usaha kerja keras dan kasih sayang yang telah ia berikan dari saat mengandung hingga anak anak nya sudah besar bahkan sukses. Kebahagian anak sudah merupakan imbalan bagi mereka. 

 

Beliau berpesan kepada kita jangan pernah lupakan orang tua kalian. Kedua orang tua itu sama ibu yang menjaga kalian di rumah, yang mengajak bermain kalian, membantu kalian dalam segala kesulitan, ini juga merupakan hal yang sama dengan ayah beliau sebagai tulang punggung keluarga, yang memberikan nafkah juga kepada kita, beliau yang bekerja di luar sana dengan segala keadaan di luar sana berharap uang yang mereka terima bisa mencukupi kebutuhan keluarga nya bisa membuat keluarga nya bahagia. Mencarikan uang untuk kita bisa sekolah hingga saat ini. 

Ketika sudah sukses jangan pernah lupakan kedua orang tua karena kesuksesan kebahagian yang kamu dapat saat ini juga merupakan kerja keras mereka. Merupakan doa doa yang mungkin selama ini selalu mereka panjatkan agar kamu selalu selamat, sukses, dan bahagia. Jangan selalu mengeluh "kenapa sih kok aku cuman di kasih ini padahal mereka bisa dapet lebih banyak dari aku" kalian harus bersyukur jangan selalu melihat keatas lihatlah di bawah kalian masih banyak anak anak yang tidak bisa sekolah, tidak bia mendapatkan mainan, banyak anak anak yang harus bekerja demi bisa makan di hari itu. Dan jangan anggap kebahagian mereka orang di atas kalian itu merupakan kebahagian bagi mereka bisa saja mereka lebih memilih suatu hal yang biasa biasa saja tapi dapat mendapatkan kasih sayang yang penuh dari keluarga saudara dan orang tua. 

Dari cerita ini juga kita dapat mengambil sebuah hal yang dapat kita pahami dan pelajari bahwa setiap masalah itu pasti ada jalan keluarnya. Karena Allah tidak akan memberikan hambanya sebuah cobaan atau ujian ketika hambanya tidak mampu. Allah akan memberikan ujian kepada hamba hambanya yang kuat dan mampu menghadapi nya. Karena percayalah setiap cobaan yang datang itu bukan berarti Allah tidak sayang terhadap kita. Namun itu bentuk rasa saya Allah kepada kita agar hambanya bisa semakin kuat dalam menjalani hari harinya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun