Mohon tunggu...
Andres RamaAnanda
Andres RamaAnanda Mohon Tunggu... Lainnya - Andres Rama Ananda Mahasiswa (S1) Program Studi Pendidikan Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia

Andres Rama Ananda Mahasiswa (S1) Program Studi Pendidikan Masyarakat Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pentingnya Pembelajaran Mandiri untuk Setiap Individu

18 Mei 2022   22:38 Diperbarui: 18 Mei 2022   22:42 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seiring berkembangnya zaman kebutuhan setiap individu semakin beragam. Keberagaman kebutuhan yang diperoleh setiap individu tentunya perlu memiliki berbagai cara agar dapat tercukupi semua kebutuhannya. Pembelajaran mandiri lahir ditengah-tengah masyarakat saat ini untuk menjawab tantangan-tantangan setiap individu agar dapat memudahkan dalam memperoleh kebutuhan yang diperlukannya.

Secara umum pembelajaran mandiri merupakan usaha sadar dari setiap individu yang lahir dalam keinginan sendiri untuk dapat tetap bertahan dalam memperoleh semua kebutuhan dan tujuan nya seiring berkembangnya kehidupan dan kemajuan teknologi. Sebenarnya secara sadar atau tidak setiap individu terutama pada orang dewasa setiap harinya mereka mengalami pembelajaran mandiri, baik itu yang direncanakan maupun yang tidak mereka rencanakan. Tentunya kemampuan belajar mandiri ini melahirkan sebuah karakter yang memiliki peran dalam membentuk setiap individu sebagai seorang pembelajar sepanjang hayat.

Seorang pembelajar sepanjang hayat tentunya akan selalu berusaha dan terus belajar untuk menggali informasi agar mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang sebelumnya belum mereka dapatkan. Hal tersebut tentunya dapat diperoleh dengan menerapkan prinsip-prinsip belajar mandiri dalam setiap individu masing-masing. Secara konsep pembelajaran mandiri (self directed learning) dapat diartikan sebagai kesiapan atau kesediaan seseorang untuk dapat belajar mandiri yang terdiri atas komponen sikap inisitif belajar dengan atau tanpa bantuan orang lain yang dapat merumuskan tujuan pembelajaran yang ingin mereka capai serta memilah dan memilih strategi pembelajaran seperti apa yang sesuai dengan kebutuhan mereka.

Sejalan dengan pembahasan diatas terdapat 5 jurnal yang berhubungan dengan pembahasan mengenai pembelajaran mandiri. Dimulai dari jurnal pertama yang berjudul “Pembelajaran mandiri, ciri-ciri kepribadian dan prestasi akademik karya Ana-Maria Cazana, Bianca-Andreea Schiopcab a, bUniversity Transilvania of Brasov, Eroilor 29, 500036, Romania”. Di dalam jurnal tersebut menjelaskan tentang bagaimana teknologi digital dapat mendukung pembelajaran mandiri. Dalam pembelajaran dan pendidikan orang dewasa? temuan kunci dari penelitian ini adalah bahwa keterjangkauan teknologi digital dapat digambarkan sebagai pedang bermata dua yang diartikan bahwa terdapat dampak negatif dan positif yang dihadirkan.

Suatu pembelajaran yang dituntut dari orang dewasa secara teratur, akan memberikan suatu perubahan dengan cepat, terutama di lingkungan tempat kerja. Sudah dijelaskan bahwa SDL adalah kompetensi dasar untuk hidup dan bekerja di dunia yang ditandai dengan perubahan yang tidak terduga dan cepat. SDL dapat dilihat sebagai acuan yang memungkinkan seseorang untuk mempelajari pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi baru tentang secara terus menerus dan seumur hidup. motivasi untuk SDL sebagian besar didorong oleh kebutuhan akan peningkatan pengetahuan, keterampilan, atau/dan kompetensi–kesenjangan pengetahuan/keterampilan/kompetensi.

Sudah pasti bahwa, di dunia yang dicirikan oleh ketidakpastian dan perubahan yang cepat, SDL adalah kompetensi dasar. Penelitian ini sependapat dengan asumsi teoretis ini. Dalam hal ini, sebagian besar studi memandang SDL sebagai kompetensi kunci seumur hidup untuk tetap up-to-date dengan pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi. Teknologi digital yang mendukung pengelolaan mandiri pembelajaran mandiri.

Jurnal kedua berjudul tentang “Pembelajaran mandiri dalam lingkungan belajar sosiokonstruktivis karya Foo Sze-yenga *, Raja Maznah Raja Hussain b abUniversity of Malaya ,Lembah Pantai, Kuala Lumpur 50603, Malaysia”.  Yang membahas mengenai keterampilan penting yang harus diperoleh untuk memberikan pembelajaran seumur hidup. Lingkungan belajar sosiokonstruktivis dirancang untuk modul Desain dan Pengembangan Instruksional untuk memfasilitasi pembelajaran mandiri dalam lingkungan pendidikan tinggi.

Analisis dan observasi dokumen online memberikan bukti bahwa pembelajaran mandiri dapat dikembangkan melalui tugas-tugas pembelajaran yang mendukung lingkungan belajar kolaborasi konstruktivis. Wikispaces memberdayakan pembelajaran mandiri di antara peserta dewasa. Abad ke-21 dicirikan oleh kekuatan globalisasi yang ada di mana-mana, yang mendorong ekonomi berbasis pengetahuan yang ada, interaksi, dan revolusi digital. Keterampilan bertahan hidup menjadi keterpurukan selama beberapa tahun karena berkurangnya waktu beajar mencari pengetahuan. Ini berarti bahwa apa yang diajarkan di lembaga pendidikan formal harus tidak dipelajari atau dipelajari kembali selama bertahun-tahun. Perjuangan pada tahap awal adalah perlunya bimbingan yang tegas agar bisa mendapatkan sesuatu dengan usaha sendiri.

Pembelajaran  mandiri melibatkan kolaborasi antara konten baru, pedagogi baru, dan teknologi baru. Selanjutnya jurnal ketiga yang berjudul “Mengembangkan Kemampuan Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Mandiri Developing Students’ Learning Ability by Dint of Self-Directed Learning Phalaunnaphat Siriwongsa* aSuan Sunandha Rajabhat University, Bangkok Thailand”. Jurnal tersebut membahas tentang hubungan antara self-directed learning. Sejalan dengan hal tersebut terdapat Pengarahan diri yang berarti dasar dari sebuah pembelajaran (Williamson, 2007).

Semua individu mampu belajar mandiri tetapi tingkat perkembangannya bervariasi karena perbedaan individu mereka, termasuk motivasi belajar, efikasi diri, harga diri, kesadaran, keterbukaan terhadap pengalaman, bahkan kecerdasan. Belajar mandiri dapat dilihat sebagai proses dimana individu menetapkan tujuan, menemukan sumber daya, memilih metode dan mengevaluasi kemajuan melalui refleksi kritis (Brookfield, 1995).

“Pembelajaran mandiri menggambarkan proses di mana individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan orang lain, dalam merumuskan kebutuhan belajar mereka, merumuskan tujuan pembelajaran, mengidentifikasi sumber daya manusia dan materi untuk belajar, memilih dan menerapkan strategi pembelajaran yang tepat, dan mengevaluasi. hasil belajar "(Knowles, 1975, hal. 18 .) Sejalan dengan hal tersebut jurnal keempat yang berjudul tentang “Digitalisasi yang mendukung pembelajaran mandiri untuk orang dewasa yang melek informasi – Tinjauan sistematis Thomas Howard Morris a,*, Matthias Rohs a School of Education, Bath Spa University, England b Department of Education, Technische Universit¨at Kaiserslautern, Germany”. Yang membahas tentang Orang belajar banyak hal dari berbagai sumber yang mempengaruhi cara hidup dan pengambilan keputusan yang didefinisikan sebagai seni dan ilmu membantu orang dewasa belajar.

Terdapat sebuah  pameran Internasional yang diadakan oleh Suan Sunandha International College. Yang menyatakan bahwa siswa harus mengetahui Bab Ekonomi dan mengikuti beberapa teori untuk digabungkan dengan kegiatan. Dan temuannya bisa mencolok untuk pembelajaran mandiri sebagai alat.

Terdapat sejumlah teori yang menunjukkan dan memulai banyak cara belajar yang menarik, misalnya, kontribusi utama Maslow terhadap psikologi atau Hierarki Kebutuhan. Hal ini tampaknya menjadi nilai-nilai yang mendasari melekat pada kebutuhan dasar manusia. Yang  mengatakan bahwa semua manusia memiliki delapan “kecerdasan”, meskipun tidak masing-masing harus kuat secara keseluruhan, telah mendapat tanggapan yang sangat positif dari banyak pendidik. dan ini memungkinkan untuk melamar mahasiswa sebagai dosen.

Memasuki jurnal kelima yang berjudul “Blended Learning Mendukung Pembelajaran Mandiri dan Keterampilan Komunikasi Mahasiswa Tahun Pertama Universitas Srinakharinwirot Jaemjan Sriarunrasmeea*, Wawta Techataweewanb, Rattiya Panichkul Mebusayac Faculty of Education, Srinakharinwirot University, Thailand Faculty of Humanities, Srinakharinwirot University, Thailand cInnovative Learning Center, Srinakharinwirot University, Thailand”.  Pada jurnal terakhir ini memberikan penjelasan tentang pembelajaran jarak jauh yang sekarang sedang digencarkan pada abad-21. Blended learning telah digunakan di ruang kelas untuk memelihara keterampilan siswa di abad ke-21.

Artikel ini telah mempelajari keefektifan model blended learning dalam pembelajaran mandiri. Alat pengumpulan data terdiri dari pembelajaran mandiri dan tes keterampilan komunikasi. Kelompok sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 84 mahasiswa pascasarjana tahun pertama Fakultas Sains Universitas Srinakharinwirot yang terdaftar pada mata kuliah Keterampilan Literasi Informasi pada semester pertama tahun 2013. Yang pada dasarnya meningkatkan giliran tanggung jawab mereka untuk belajar mereka sendiri. siswa untuk bertukar pembelajaran dan pengalaman mereka (Orhan, 2008). Saluran ini dapat diakses dengan berbagai cara dan melayani semua gaya belajar.

Secara umum diyakini bahwa blended learning hanya berarti menggabungkan media belajar mengajar dengan beberapa metode belajar mengajar (seperti mix and match). Faktanya adalah bahwa blended learning hanya efektif dan berhasil jika peserta didik menunjukkan tanggung jawab dan tekad dalam pembelajaran mereka sendiri yang belajar di kelompok blended learning dan kelompok kelas tradisional. yang belajar di kelompok blended learning dan kelompok kelas tradisional.

Dari hasil 5 jurnal yang telah di review dapat di tarik kesimpulan bahwa pembelajaran mandiri (Self Directed Learning) tidak dapat terlepas dari kehidupan kita sehari-hari. Secara sadar bahwasanya kita selalu melakukan pembelajaran baik itu yang direncanakan maupun yang tidak di rencanakan. pembelajaran mandiri ini menuntut kita menjadi seorang pembelajar sepanjang hayat yang setiap harinya perlu mencari, menggali informasi untuk mendapatkan pengetahuan dan menambah wawasan pada diri kita.

Potensi yang kita miliki, jika tidak kita kembangkan rasanya akan hampa ketika menjalani kehidupan ini. Diera abad ke-21 tentu kita sama-sama merasakan perubahan yang sangat cepat dan serba dinamis, perlunya menyesuaikan dengan perkembangan zaman ini tentu nya perlu memiliki keterampilan-keterampilan dibutuhkan di era abad ke-21.

Terdapat faktor-faktor  yang mempengaruhi self directed learning 1. Faktor internal : cara belajar, mood, aktivitas belajar, intelegensi, kesadaran, pendidikan 2. Faktor eksternal: tempat belajar, waktu belajar, pola asuh, motivasi dan evaluasi. Hal tersebut merupakan faktor yang sangat mempengaruhi di dalam proses pembelajaran mandiri. Oleh karena itu definisi pembelajaran mandiri dapat diasumsikan menjadi suatu proses pembelajaran atas inisiatif menunjukkan kesediaan untuk melaksanakan Self Directed Learning, mampu menentuan nasibnya sendiri dan memilih sendiri cara terbaik untuk dia bisa belajar serta dapat memperluas keterampilan yang dimilikinya.

Sumber Referensi

Cazan, A.-M., & Schiopca, B.-A. (2014). Self-directed Learning, Personality Traits and Academic Achievement. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 127, 640–644. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.03.327

Foo, S. Y., & Hussain, R. M. R. (2010). Self-directed learning in a socioconstructivist learning environment. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 9, 1913–1917. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2010.12.423

Morris, T. H., & Rohs, M. (2021). Digitization bolstering self-directed learning for information literate adults–A systematic review. Computers and Education Open, 2, 100048. https://doi.org/10.1016/j.caeo.2021.100048

Siriwongs, P. (2015). Developing Students’ Learning Ability by Dint of Self-Directed Learning. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 197(February), 2074–2079. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.07.577

Sriarunrasmee, J., Techataweewan, W., & Mebusaya, R. P. (2015). Blended Learning Supporting Self-Directed Learning and Communication Skills of Srinakharinwirot University’s First Year Students. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 197(February), 1564–1569. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.07.111

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun