Lahir dan berkembangnya pendidikan masyarakat merupakan salah satu cara kita untuk dapat bersama-sama dalam memberikan kontribusi nyata untuk memberikan perubahan di masa yang akan datang.Â
Pendidikan masyarakat menjadi salah satu konsep pendidikan yang memiliki kaitan yang kuat bersama masyarakat secara langsung.Â
Pendidikan masyarakat dapat memberikan peluang bagi setiap masyarakat yang memiliki semangat belajar yang sangat tinggi sehingga setiap orang dapat memperkaya ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pembelajaran seumur hidup sesuai dengan kebutuhan nya masing-masing.Â
Dengan seperti itu masyarakat akan memiliki konsep diri atau prinsip dalam menjalankan kehidupannya selama mereka dapat terus mengembangkan rasa keingintahuannya melalui mengikuti berbagai program yang telah disediakan oleh para pendidik masyarakat.Â
Masyarakat dapat dikatakan juga sebagai orang dewasa, orang dewasa pada dasarnya memiliki berbagai macam pengalaman yang telah mereka lakukan semasa hidupnya, dari pengalaman tersebut kita dapat belajar untuk mengevaluasi dan dapat mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh para orang dewasa.
Selanjutnya perlu di dorong oleh komitmen yang kuat dalam proses pembelajaarannya agar terfokus pada satu tujuan dan dapat memberikan solusi serta mengembangkan kemampuannya.
Pada saat ini terdapat beberapa terobosan-terobosan baru mengenai pendidikan kesetaraan. Pendidikan kesetaraan merupakan upaya untuk pemerataan pendidikan bagi semua kalangan agar semua masyarakat mendapatkan pendidikan.Â
Pendidikan kesetaraan adalah pendidikan yang berlangsung di luar sistem persekolahan, namun kompetensi lulusannya dianggap setara dengan kompetensi lulusan pendidikan formal (persekolahan) setelah melalui ujian kesetaraan.Â
Walaupun demikian pendidikan kesetaraan seakan dianggap sebelah mata dari perhatian publik karena wujud penyelenggaraannya di dalam masyarakat tidak begitu popular.Â
Padahal pendidikan kesetaraan memberikan andil yang cukup signifikan dalam menyumbangkan APK dan APM pendidikan umum, baik Paket A setara SD/MI, Paket B setara SMP/MTs. Dan Paket C setara SMA/MA.Â
Berdasarkan Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat (3) dan penjelasannya bahwa pendidikan kesetaraan merupakan progam pendidikan nonformal yang menyelenggarakan pendidikan umum setara SD/MI, SMP/MTS, dan SMA/MA yang mencakup progam paket A, paket B, dan paket C.Â
Adapun tujuan dari lahirnya pendidikan kesetaraan ialah untuk memperluas pendidikan dasar sembilan tahun melalui pendidikan nonformal program Paket A setara SD/MI dan Paket B setara SMP/MTs yang menekankan pada keterampilan fungsional dan kepribadian profesional.Â
Menguatkan tata kelola, akutanbilitas dan citra public terhadap penyelenggara dan penilaian program pendidikan kesetaraan.Â
Berbagai sasaran dari pendidikan kesetaraan dimulai dari anak-anak sampai orang-orang dewasa. Pendidikan kesetaraan ditujukan kepada mereka yang putus sekolah yang dikarenakan oleh berbagai faktor maupun bagi mereka yang belum sama sekali mendapatkan pendidikan dari masa anak-anak.Â
Perlu kita pahami bersama bahwa terdapat hal yang mendasari lahirnya pendidikan kesetaraan ini yaitu sebagai berikut  dasar pijakan nya : Undang-Undang Dasar 1945, yaitu pada pasal 28B ayat 1 "Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan mendapatkan manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya demi kesejahteraan umat manusia"(Asyanti, 2012)
Melihat situasi masyarakat yang selalu berubah, dunia pendidikan masih saja menghadapi banyak permasalahan, salah satunya adalah pemerataan.Â
Pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana sistem pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan, sehingga pendidikan benar-benar dapat menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pencapaian tujuan negara.Â
Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang belum dapat mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang usianya.
Selain itu, masih banyak pula warga negara usia sekolah yang tidak dapat ditampung di dalam sistem atau lembaga pendidikan karena kurangnya fasilitas pendidikan yang tersedia dan juga ketidaksesuaian sistem yang ada dengan fakta empiris (Sutisna, 2016).
Idealnya pendidikan kesetaraan tidak hanya berorientasi pada masa lalu dan masa kini, yang senantiasa dilaksanakan dengan mengacu pada pendidikan Formal, yakni berkelompok, mempergunakan narasumber dari kalangan guru formal, serta metode pembelajarannya sentaralistik (teaching centerd), sebab perlu kita ketahui bersama bahwa karakeristik sasaran pendidikan kesetaraan sangat beragam ditinjau dari tingkat ekonomi, letak geografis dan keadaan sosial budaya.Â
Peserta didik pendidikan kesetaraan adalah orang-orang yang memiliki pemikiran praktis rasional, artinya apa yang dia lakukan berorientasi pada keuntungan dirinya pada saat itu, tanpa memikirkan bagaimana pentingnya pendidikan dalam kehidupan (Kintamani DH, 2012).
Untuk itu agar dapat menyamaratakan pendidikan terhadap semua kalangan, pemerintah perlu memberikan tempat yang seluas-luasnya dan mempermudah setiap alur pembelajaran yang dapat diikuti oleh semua kalangan masyarakat yang ingin melanjutkan pendidikan nya. Dengan seperi itu mereka dapat mewujudkan cita-cita mereka dan dapat memberikan perubahan untuk diri mereka sendiri dan berguna untuk orang banyak.
Pendidikan masyarakat hadir dalam memberikan kemudahan dan membantu memfasilitasi bagi mereka yang ingin mengikuti program pendidikan kesetaraan. Peran penmas dapat menjadi tutor dan fasilitator yang dapat bekerja sama dengan berbagai lembaga yang menerapkan pendidikan kesetaraan.Â
Dengan seperti itu penmas dapat bersama-sama membawa perubahan agar dapat melahirkan generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas dan memiliki karakter yang kuat dari proses pembelajaran yang telah mereka lalui di dalam program pendidikan kesetaraan.Â
Dengan langkah seperti itu dapat membuka ruang bagi penmas untuk mengibarkan sayap nya di dalam dunia pendidikan dengan memberikan banyak solusi-solusi untuk memberantas semua kalangan yang belum sama sekali tersentuh oleh pendidikan. Karena pada dasarnya negara yang ingin maju dan berkembang ialah perlu pondasi yang kuat dari akar pendidikan nya.
     Â
Sumber Referensi
Asyanti, S. (2012). Pendidikan Karakter di Perguruan Tinggi: Sudah Terlambatkah? Prosiding Seminar Nasional Psikologi Islami 2012, 284--291.
Kintamani DH, I. (2012). Kinerja Pendidikan Kesetaraan sebagai Salah Satu Jenis Pendidikan Nonformal. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 18(1), 65. https://doi.org/10.24832/jpnk.v18i1.70
Sutisna, A. (2016). Pengembangan Model Pembelajaran Blended Learning pada Pendidikan Kesetaraan Program Paket C dalam Meningkatkan Kemandirian Belajar. JTP - Jurnal Teknologi Pendidikan, 18(3), 156--168. https://doi.org/10.21009/jtp1803.2
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H