Karbon dioksida (CO2) adalah gas limbah yang diproduksi sebagai hasil metabolisme sel di dalam tubuh. Gas ini terikat pada sel darah merah dan dialirkan ke paru-paru, kemudian dibuang lewat embusan napas.
Sejak dunia industri mulai tumbuh 150 tahun terakhir, emisi CO2 meningkat pesat. Seperti dfiketahui faktor utamanya adalah pembakaran fosil untuk batu bara, gas alam, dan minyak bumi.
Meskipun merupakan gas limbah, keberadaan karbon dioksida tetap penting bagi tubuh. Gas ini berperan untuk mengatur tingkat keasaman (pH) darah dan mendukung proses pernafasan. Bila tubuh kekurangan atau kelebihan jumlah karbon dioksida, dapat terjadi gangguan keseimbangan asam basa dan keracunan karbon dioksida.
Keracunan karbon dioksida ini, menurut dr. Kevin Adrian, bisa disebabkan oleh berbagai hal, seperti: Gagal napas akibat gangguan pada paru-paru, seperti asma, penyakit paru obstruktif kronis, dan pneumonia; Penggunaan alat bantu napas berupa ventilator; Kerusakan otak yang menyebabkan napas terganggu, misalnya pada penyakit distrofi otot, ALS, ensefalitis, dan myasthenia gravis; Efek samping obat-obatan, seperti obat golongan benzodiazepine dan opioid; Kedinginan parah atau hipotermia. (Bersambung)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H