Mohon tunggu...
H Nana Suryana drs
H Nana Suryana drs Mohon Tunggu... Editor - Penulis Freelance pemerhati masalah sosial ekonomi

Telco Employee, Penulis freelance, fesbuker, twitter, kompasianer, Blogger http://NanaSuryana.Com...

Selanjutnya

Tutup

Nature

Indonesia Bebas Emisi Karbon, Mungkinkah? (Bag-1)

9 November 2021   05:29 Diperbarui: 9 November 2021   06:01 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber foto: news.detik.com

Berbagai upaya penyelamatan bumi dari bahaya emisi karbon hingga detik ini masih terus dilakukan. Misalnya, dengan mengurangi pemakaian kendaran bermotor, mengurangi pembakaran terbuka atau pembakaran sampah. Bahkan banyak negara maju telah meninggalkan konsep sanitary landfill, namun di beberapa kota besar di Indonesia masih menggunakan model ini. Teknologi incinerator sampah untuk memproduksi energi listrik, atau dikenal "PLTSa" tergolong tidak termasuk bersih, karena ternyata akan mengeluarkan cemaran, abu terbang dan Karbon dioksida (CO2), sehingga kini sudah tidak layak untuk digunakan lagi di kota besar dan modern.

Di Indonesia, telah dikeluarkan putusan Mahkamah Agung yang membatalkan Peraturan Presiden Nomor 18 tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Pembangkit Listrik Berbasis Sampah di DKI Jakarta, Kota Tangerang, Kota Bandung, Kota Semarang, Kota Surakarta, Kota Surabaya dan Kota Makassar, dimana ke tujuh lokasi tersebut menggunakan teknologi incenerasi.
Sehingga sudah saatnya dibutuhkan sistem pengolahan sampah yang benar  seraya melakukan penghijauan lingkungan sekitar dan mereboisasi hutan.

Emisi karbon dan Ancamannya bagi Kesehatan Masyarakat

Di dalam tubuh, sistem peredaran darah akan menyalurkan oksigen dan nutrisi ke seluruh jaringan tubuh kemudian mengangkut sisa metabolisme atau zat limbah dari sel dan jaringan untuk dikeluarkan dari tubuh. Salah satu zat limbah tersebut adalah karbon dioksida.

Menurut dr. Kevin Adrian dari Alodokter.com, bahwa terlalu tingginya kadar karbon dioksida dalam tubuh bisa menyebabkan keracunan. Karbon dioksida yang teralu tinggi dapat menyebabkan masalah kesehatan serius, yaitu asaidosis. Kondisi ini bisa menyebabkan oksigen dalam darah sulit untuk dilepaskan ke dalam sel tubuh, sehingga tubuh kekurangan oksigen.

Emisi karbon dapat menyebabkan dampak besar seperti perubahan iklim yang tak menentu yang dapat mengakibatkan banjir, kelaparan, hingga ketidakstabilan ekonomi. Selain itu, jika dibiarkan terus menerus, emisi karbon juga bisa mengakibatkan suhu udara meningkat dan menyebabkan pemanasan global. Hal ini tentu sangat berbahaya untuk keberlangsungan hidup makhluk hidup yang ada di Bumi. Oleh karena itu, penting untuk mencegah pemakaian emisi karbon yang berlebihan untuk keberlangsungan hidup yang lebih baik.

Apa itu emisi karbon?

Emisi karbon adalah gas yang dikeluarkan dari hasil pembakaran senyawa yang mengandung karbon. Contoh dari emisi karbon ialah CO2, gas pembuangan dari pembakaran bensin, solar, kayu, daun, gas LPG, dan bahan bakar lainnya yang mengandung hidrokarbon. Emisi karbon merupakan salah satu penyumbang pencemaran udara yang berdampak buruk pada kesehatan manusia dan lingkungan.

Gas CO2 sendiri merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, dan bersifat seperti kaca. Gas CO2 dalam takaran yang cuckup tidak berbahaya bagi manusia. Namun dapat merusak lingkungan karena sifatnya yang dapat memantulkan radiasi panas matahari sehingga menyebabkan peningkatan suhu di permukaan bumi atau yang disebut pamanasan global (global warming).


Peningkatan gas CO2 diudara dapat menyelimuti atmosfir bumi sehingga radiasi panas matahari tidak dapat di pancarkan keluar angkasa namun memantul kembali kebumi. Peristiwa peningkatan panas bumi ini disebut dengan efek rumah kaca. Peningkatan gas CO2 diudara dapat menyebabkan beberapa permasalahan sering terhadap lingkungan dan merugikan manusia.
Adapun dampak yang dihasilkan oleh peningkatan gas CO2 di udara antara lain sebagai berikut: Mencairnya es yang berada di kutub bumi; Naiknya permukaan air laut; Perubahan iklim yang signifikan di bumi; Terjadinya kekeringan di bumi; Serta peningkatan terjadinya bencana alam seperti banjir, badai, tanah longsor, dll.

Penyakit apa saja yang ditimbulkan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun