Mohon tunggu...
Kiesa YumnaSalsabilla
Kiesa YumnaSalsabilla Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa Universitas Andalas yang memiliki hobi mendengarkan musik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

ANALISIS MASALAH ETIKA TERHADAP PRODUK NESTLE YANG TIDAK SEHAT

21 Mei 2023   12:21 Diperbarui: 22 Mei 2023   11:51 1063
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nestle adalah sebuah perusahaan multinasional di Vevey, Swiss yang bergerak dalam bidang makanan. Nestle didirikah lebih dari 140 tahun yang lalu oleh Henri Nestle, seorang ahli farmasi yang mampu menyelamatkan seorang bayi yang tidak mampu menerima Air Susu Ibu. Pada tahun 1842, Henry Nestle membeli salah satu insutri yang paling progresif pada masa itu. Nestle mulai berkembang menjadi perusahaan makanan terbesar di dunia. Perusahaan Nestle tersebar dimana-mana sampai ke Indonesia. Nestle mempunyai komitmen untuk tetap mengembangkan produk-produk yang mereka hasilkan.

Namun, pada Juni 2021 masyarakat digegerkan dengan berita bahwa 60% dari produk nestle tidak sehat. Isu ini meluas karena beredarnya dokumen internal perusahaan nestle terkait data persentase standart makanan yang tidak sehat, ini membuah heboh dikalangan masyarakat. Ternyata nestle mendapatkan rating 3,5 dari produk yang mereka jual. Rating ini adalah ambang batas untuk mengakui kesehatan dari suatu produk. Dari berita yang saya dapatkan 60% dari produk nestle tidak sehat bahkan ada produk yang walaupun dilakukan banyak perubahan tetapi produk tersebut tetap tidak akan sehat. Apakah produk nestle sudah separah itu bagi kesehatan masyarakat?.

Produk nestle yang tidak sehat itu berbentuk coklat, es, dan permen. Rating dari produk ini kurang dari 3,5 sehingga bisa dikatakan produknya tidak sehat. Tetapi ada produk nestle yang mendapatkan rating lebih dari 3,5 seperti susu formula bayi, makanan hewan, kopi dan divisi ilmu kesehatan. Susu formula bayi yang dihasilkan oleh PT. Nestle sangan bermanfaat bagi masyarakat karena dengan adanya susu formula tersebut banyak ibu-ibu yang terbantu dalam memberikan asupan kepada anaknya.

Bagaimanakah tanggapan PT. Nestle Indonesia tentang isu yang beredar terkait tidak sehatnya produk-produk nestle?. PT. Nestle Indonesia menanggapi portofolio yang sudah beredar di masyarakat yaitu ia mengklaim bahwa hanya kurang dari 30% produk nestle yang tidak memenuhi standart kesehatan. Bagaimanakah kasus ini menurut masalah etika?. 

Menurut masalah etika dari segi cara berpikir yang pertama yaitu deontologis, cara berpikir deontologis adalah sesuatu dianggap benar atau salah, dalam kasus ini hal yang dilakukan oleh perusahaan nestle adalah salah karena produk yang mereka hasilkan ada yang tidak sehat bagi kesehatan masyarakat, kasus ini salah kerena sudah melanggar hukum dikarenakan produk yang dijual tidak memenuhi standart kesehatan. Menurut cara berpikir teleologis tindakan dari kasus ini dianggap jahat karena dapat membahayakan nyawa seseorang apabila mengkonsumsi produk tersebut secara berlebihan karena produknya sudah mendapatkan rating dibawah 3,5 berarti produknya bener-bener sudah tidak sehat.

Ketika dipandang dari teori etika kasus ini masuk teori etika yang manakah?. Menurut teori etika kasus ini termasuk ke dalam dua teori etika yaitu, yang pertama termasuk kedalam kategori teori etika hak dan kewajiban. Etika kewajiban adalah melindungi hak-hak orang lain sedangkan etika hak adalah sesuatu yang dimiliki seseorang yang harus dilindungi. Dalam kasus ini seharusnya sebuah perusahaan melindungi hak-hak orang lain, hak disini yaitu mendapatkan produk yang layak dan memenuhi standart kesehatan tetapi banyak dari produk yang dihasilkan nestle tidak mencapai standart kesehatan bagi masyarakat hal ini membuat masyarakat khawatir setelah mendengarkan isu ini. 

Kedua, bersangkutan dengan etika moralitas, etika moralitas identik dengan kejujuran dan tanggung jawab, pada kasus nestle ini perusahaan sedikit tidak jujur tentang kondisi produk yang mereka hasilkan, tetapi mereka bertanggung jawab atas berita yang beredar terkait dengan produk yang mereka hasilkan, bukti mereka bertanggung jawab yaitu mereka mau memperbaiki produk yang mereka hasilkan.

 Ketika masalah ini dikaji menurut masalah etika, kasus ini salah karena produk yang mereka hasilkan dapat membahayakan nyawa seseorang karena produk tersebut tidak memenuhi standart kesehatan tetapi perusahaan nestle bertanggung jawab atas isu yang sedang beredar di kalangan masyarakat akhir-akhir ini, nestle setelah mengetahui berita tersebut langsung membuat klarifikasi tentang bagaimana produk yang mereka hasilkan. 

PT. Nestle Indonesia mengklaim bahwa produk yang mereka hasilkan hanya kurang dari 30% yang memiliki rating 3,5. Ini berarti produk yang mereka hasilkan tidak memenuhi standart kelayakan suatu produk. Apabila produk ini dikomsumsi secara terus menerus dan setiap hari maka akan membahayakan nyawa seseorang.

Apabila produk yang mereka hasilkan sudah diperbaiki ingredientsnya seharusnya mereka tidak cepat-cepat untuk memasarkannya, mereka harus benar-benar memperhatikan kualitas dari produk yang sudah mereka hasilkan dan juga produk tersebut di uji tersebut kelayakannya oleh BPOM supaya kejadian yang sedang beredar ini tidak terulang kembali. Menurut pandangan etika, yaitu etika moralitas yang sangar erat kaitannya dengan kejujuran jadi ketika kita ingin memasarkan suatu produk kita harus benar-benar menguji kelayakan dari produk tersebut sebelum dipasarkan karena kalua tidak di uji akan membahayakan nyawa seseorang yang mengkonsumsinya secara berlebihan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun