Jokowi merupakan tokoh yang menjalani karir politiknya dari bawah. Jokowi tidak membentuk karir politiknya karena garis keluarga terkenal, kaya, ketua partai, tidak dari desain media, bukan lahir dari suatu peristiwa besar untuk mendapatkan ketokohannya, semua terlihat biasa -- biasa saja pada diri Jokowi. Jokowi benar -- benar mendapatkan karir tertinggi politik dari suatu unjuk kerja di setiap tingkatan jabatan yang pernah dijabat olehnya. Dan itu pulalah yang menjadi ciri yang melekat kepada jokowi, yaitu kerja, kerja, kerja. Kata kerja dan Jokowi terasa menjadi seperti sinonim atau padanan kata.Â
Jokowi yang selalu memimpin dengan hati dan mengedepankan kerja nyata yang berorientasi hasil, pendekatan dialog tanpa menafikakan ketegasan, dan cara -- cara yang cepat dan tanggap menangani permasalahan yang ada di tengah -- tengah masyarakat, membuat namanya secara perlahan tapi pasti menyebar harum ke seluruh pelosok negeri. Hati pemimpin yang baik akan menghasilkan kebaikan pula, baik tindakan, sikap dan perkataan. Sehingga nyatalah kalimat bijak yang mengatakan bahwa" Perbuatan adalah cerminan isi hati. Jika hati dipenuhi kebaikan, maka sikap dan tindakan akan baik, juga sebaliknya.." Apa yang dilakukan Jokowi dalam karir politiknya dapat dijadikan teladan bagi para politisi yang mau berubah.Â
Terlebih, jika Jokowi terpilih kembali pada periode kedua, maka setelah kepemimpinan periode kedua yang akan datang, pimpinan nasional kemungkinan besar akan dipegang generasi baru, karena Jokowi dipastikan tidak dapat mencalonkan kembali untuk yang ketiga kalinya sedangkan tokoh -- tokoh nasional lainnya sudah sangat senior atau sepuh. Sehingga model keteladanan dalam berpolitik Jokowi bisa dan harus menjadi role model bagi generasi selanjutnya.
Mengapa jokowi dapat dijadikan teladan politik ke-Indonesian? Karena selama karir politiknya jokowi  selalu menunjukkan dan mengedepankan kesantunan, optimisme, kerja keras dan kerja nyata serta apa adanya. Ini semua merupakan ciri positif ke-Indonesiaan yang mungkin sudah dilupakan banyak orang. Di tengah -- tengah hiruk pikuk politik yang selalu mumunculkan kebisingan, kecemasan, potensi perpecahan, minim keteladanan, cara jokowi berpolitik dalam atmosfer demokrasi politik yang memberi kebebasan lebih besar  dan di sisi lain negara kita yang sangat majemuk dalam hal suku, agama, ras, dan golongan adalah sangat releven dan urgen.
Kesantunan
Sebenarnya sangat mudah untuk melihat seorang politisi atau tokoh, apakah seorang politisi atau tokoh memegang tata krama ke-Indonesiaan kita, yaitu kesantunan. Hal ini dapat kita lihat dari gaya komunikasi dan materi yang disampaikan baik pada saat pidato, berbicara ke media atau kesempatan -- kesempatan lainya. Jokowi dalam perkataannya tidak pernah menyinggung atau menjelekkan pihak lain. Tidak pernah memprovokasi atau membuat pihak lain sebagai bahan sindiran untuk ditertawakan. Tidak pernah membentuk steriotip terhadap pihak lain.Â
Bandingkan dengan apa yang dilakukan tokoh atau politisi seperti AR, FZ, FH dan aktor -- aktor politik sejenis yang wara -- wiri di media televisi, on line dan cetak. Aktor - aktor ini senantiasa merendahkan pihak lain dan merasa paling benar, contohnya dengan mengatakan Jokowi lurah Indonesia; mengembangkan fitnah dengan mengatakan rezim yang memberikan angin segar terhadap bangkitnya komunisme; menuduh pemerintah menjadi antek asing dan aseng; menyuarakan bahwa negara kita diserbu tenaga kerja cina; mengatakan bahwa cina sedang mengirimkan orang -- orang berbadan kekar, cepak yang disinyalir tentara untuk menganeksasi Indonesia (sampai segitunya mereka ngarang cerita ya...mereka itu jahattttt, parah buaanget hehehe); membesar -- besarkan masalah yang seharusnya bisa diredam untuk kebaikan dan kepentingan yang lebih luas.
Masyarakat harusnya semakin cerdas melihat karakter para aktor, tokoh dan politisi mana yang memegang teguh kesantunan sebagai ciri ke-Indonesia kita. Tipologi manusia seperti mereka hanyalah oportunis yang ingin memanfaatkan situasi yang kacau, chaos, tidak menentu dan mengkhawatirkan untuk kepentingan dan kebesaran dirinya atau kelompoknya, tanpa memikirkan harga yang harus dibayar rakyat dari kondisi tersebut. Untuk mencapai tujuan politiknya mereka lebih berbahagia menggunakan "politik meracuni sumur"
Optimisme
Jokowi selalu menyebarkan optimisme kepada masyarakat, memperkatakan hal -- hal yang positif dan baik kepada masyarakat bahwa masa depan Indonesia yang lebih baik dapat diraih. Optimisme juga merupakan tindakan penghargaan dan percaya diri individu. Jokowi juga menunjukan bahwa  optimisme bukan hanya dalam bentuk penyampaian, tapi juga dalam bentuk nyata melalui kebijakan.Â
Optimisme diwujudkan dalam pembangunan infrastuktur yang masif dengan prinsip Indonesia sentris. Prinsip ini penting untuk memenuhi rasa keadilan masyarakat, untuk mengurangi kesenjangan antar wilayah yang selama Indonesia merdeka terabaikan atau tidak maksimal. Indonesia harus bergerak dan tumbuh bersama -- sama, sehingga tidak ada bagian dari rakyat Indonesia yang ditinggalkan. Jokowi memberikan teladan optimisme dan ditularkan kepada seluruh rakyat Indonesia. Tidak seperti sang mantan yang penuh dengan prihatinisme, mengeluh dan selalu playing victim untuk mendapatkan simpati (lupakanlah beliau, sudah tidak relevan lagi)
 Kerja keras dan nyata
Kerja keras merupakan syarat untuk mencapai kesejahteraan dan kesuksesan. Jokowi merupakan presiden yang terus-menerus  melakukan evaluasi, kontrol melalui kunjungan langsung pada setiap kerja -- kerja prioritas pemerintah. Jokowi merupakan presiden yang memiliki mobilitas tinggi, terkadang pagi di propinsi A, sore di propinsi B hanya untuk memastikan perkerjaan -- pekerjaan pemerintah benar -- benar berjalan sesuai dengan yang ditargetkan. Kerja seperti ini adalah wujud kerja keras dan nyata, tidak kenal waktu, tidak kenal lelah dan terkadang bisa jadi sampai lupa jam makan dan mengabaikan kesehatan Presiden sendiri. Kerja keras akan menghasilkan output yang nyata.
Apa adanya
Jokowi merupakan presiden paling apa adanya. Apa adanya ini sering juga dikatakan blak -- blakan, mengakui apabila masih ada kekurangan dan perlu perbaikan. Jokowi yang dulu, tetap tidak berubah meskipun sudah menjadi orang nomor satu di negeri ini. Gaya berpakaian masih sama seperti pada saat menjadi walikota dan gubernur. Gaya bicaranya yang sederhana dan mudah dipahami kalangan paling bawah sekalipun. Tetap bisa santai dan masih sangat dekat dengan rakyat di mana pun beliau mengunjungi masyarakat.
Terlepas dari penilaian pencapaian diberbagai bidang yang dapat diperdebatkan karena banyaknya pendapat, pandangan, kepentingan pada hasil kerja presiden Jokowi selama dia memimpin hingga sekarang, Jokowi sudah memberikan teladan yang baik di kancah politik yang dipandang masyarakat sebagai dunia yang penuh dengan tipu muslihat dan skenario culas. Saat ini banyak anak muda yang terjun ke politik karena melihat bagaimana Presiden jokowi menggunakan politik sebagai wadah, sarana, alat untuk mencapai kebaikan bagi bangsa dan rakyat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H