Mohon tunggu...
Djulkifly Pulukadang
Djulkifly Pulukadang Mohon Tunggu... Guru - kerja sebagai guru tahun 2008

guru

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jaton, Kota Kecil Dibagian Timur yang Masih Religious Islami dan Toleran

16 Januari 2016   23:38 Diperbarui: 16 Januari 2016   23:49 93
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

BISMILLAHIRROHMANIRROHIM…

                Dengan memohon petunjuk dan izin Allah penulis ingin memaparkan silsilah turunan Kyai Ageng Ngabdul Ngarep atau Iman Abdul Arif atau M. Nur Iman atau RM Sandeyo atau Kyai Nur Iman Mlangi/KGP Angabehi Kertosuro adalah putra dari amangkurat IV R.M Suryo Putro yang merupakan putra dari pangeran puger..Kyai Agung ngabdul ngarep adalah cikal bakal dari turunan dari sekolompok masyarakat yang menetap didaerah minahasa kelurahan kampong jawa . Penduduk ditempat ini adalah turunan dari kyai mojo pengikut diponegoro yang diasingkan pada jaman penjajahan belanda.

            Kyai ageng ngabdul ngarep mempunyai ibu yang bernama R.A Retno Susilowati,sejak kecil M. Nur Iman diasuh oleh Kyai Abdullah Muhsin sebab pada masa itu terjadi kekacauan. Karena diasuh oleh seorang kyai,jiwa religi Nur Iman tumbuh dan setelah dewasa berangkat berdakwah dan mendirikan pondok pesantren antara lain yang ada saat ini disepanjang ponorogo dan pacitan.

            Perjalanan Iman abdul arif kearah barat sampai pada daerah kulon progo dan diterima oleh demang yang bernama Hadiwongso penguasa daerah gegulu dan dinikahkan dengan anak demang bernama mursalah(Mursilawati).

            Perselisihan antara Kedua saudara Nur Iman berakhir dengan perjanjian didesa Giyanti yang isinya :

1.kerajaan mataram dibagi 2

- dari prambanan ketimur milik susuhunan pakubuwono III beribukota Surakarta

- dari prambanan kebarat milik pangeran mangkubumi bergelar sultan hamengkubowono   beribukota Yogyakarta.

2.Pangeran sambernyowo diber kedudukan sebagai adipati bergelar adipati mangkunegara 1

                        Pada tahun 1776 Mangkubumi menjadi raja Yogyakarta bergelar sultan hamengkubuwono I. dan M. Nur iman dihadiakah tanah dari hamengkubuwono I, tanah tersebut didirikan pondok pesantren untuk mengajar atau dalam bahasa Mulangi, hingga saat ini daerah itu dikenal dengan nama Mlangi.

                        Pada masa pemerintahan hamengkubowono II, Iman Abdul Arif mengusulkan agar didirikan masjid sebagai patok nagari.

1.Sebelah barat terletak didesa Mlangi

2 sebelah timur terletak didesa babadan

3 sebelah utara terletak didesa ploso kuning

4.sebelah selatan terletak didesa dongkelan

Adapun pengurus mesjid-mesjid tersebut  adalah anak-anak M  Nur Iman sebagai berikut:mesjid ploso kuning Kyai Mursodo,Mesjid babadan kyai ageng karang besari,mesjid dongkelan diurus oleh kyai hasan besari,dan mesjid mlangi diurus oleh M Nur Iman sendiri sampai akhair hayat dan makamnya terletak dibelakang mesjid terkenal dengan makam pangerai bei/pasareyan keagungan dalam kesultanan.

Putra mbah Kyai Nur Iman Mlangi ada yang diangkat sebagai Bupati Kedu, Beliau bernama Kyai Taptojani. Ada juga yang diangkat sebagai penghulu Kraton Yogyakarta. Beliau bernama Kyai Nawawi

           

 

Sampai saat ini di desa Mlangi berdiri beberapa Ponpes yaitu :
1. PP. Al Miftah yang diasuh oleh Kyai Sirrudin dan diteruskan oleh KH. Munahar
2. PP As Salafiyyah yang diasuh oleh Kyai Masduqi dan diteruskan oleh KH. Suja'i Masduqi
3. PP. Al Falahiyyah yang diasuh oleh KH. Zamrudin dan diteruskan oleh Nyai hj. Zamrudin
4. PP. Al Huda yang diasuh oleh KH. Muchtar Dawam
5. PP. Mlangi Timur yang diasuh oleh KH. Wafirudin dan diteruskan oleh Nyai Hj. Wafirudin
6. PP. Hujjatul Islam yang diasuh oleh KH. Qothrul Aziz
7. PP. As Salimiyyah yang diasuh oleh KH. Salimi
8. PP. An Nasyath yang diasuh oleh KH. Sami'an
9. PP. Ar Risalah yang diasuh oleh KH. Abdullah
10. PP. Hidayatul Mubtadin yang diasuh oleh KH. Nur Iman Muqim

Adapun Ponpes yang ada diluar Yogyakarta dan masih keturunan Mbah Kyai Nur Iman Mlangi adalah :
1. PP. Watu Congol Muntilan yang diasuh oleh KH. Ahmad Abdul Haq
2. PP. Tegalrejo Magelang yang diasuh oleh KH. Abdurrahman Khudlori
3. PP. Al Asy'ariyyah Kalibeber Wonosobo yang diasuh oleh KH. Muntaha
4. PP. Bambu runcing Parakan Temanggung yang diasuh oleh KH. Muhaiminan
5. PP. Secang Sempu Magelang yang diasuh oleh KH. Ismail Ali
6. PP. Nurul Iman Jambi yang diasuh oleh KH. Sohib dan Nyai Hj, Bahriyah

Karya Mbah Kyai Nur Iman Mlangi antara lain :
1. Kitab Taqwim ( Ringkasan Ilmu Nahwu )
2. Kitab Ilmu Sorof ( Ringkasan Ilmu Sorof )
Di museum Diponegoro Magelang juga terdapat peninggalan dari Pangeran Diponegoro berupa kitab yang selalu Beliau baca. Kitab tersebut adalah kitab karya Mbah Kyai Nur Iman Mlangi

Pada Tahun 1953 Masjid Mlangi diserahkan kepada rakyat dan diberi nama Masjid Jami' Mlangi. Serah terima dari Hamengku Buwana IX kepada masyarakat diwakili oleh alim ulama dan tokoh masyarakat, antara lain :
1. Kyai Sirudin
2. Kyai Masduki
3. M. Ngasim

Tradisi peninggalan Mbah Kyai Nur Iman Mlangi yang masih dilestarikan sampai saat ini antara lain :
1. Ziaroh / ngirim ahli kubur dengan membaca tahlil dan Al Quran, surat Al Ikhlas dan lain lain.
2. Membaca sholawat Tunjina ( untuk memohon keselamatan di dalam setiap hajatan )
3. Membaca sholawat Nariyah ( untuk memohon keselamatan pada hajatan seperti orang hamil dan lain lain )
4. Membaca kalimat Thoyyibah, tahlil Pitung Leksa ( Khususnya jika diperlukan untuk obat / tombo sapu jagad )
5. Manakib Abdulqodiran
6. Barjanji / Rodadan
7. Sholawatan / Kojan dan lain- lain.

Untuk mengenang dan menghormati jasa Mbah Kyai Nur Iman Mlangi, para Alim Ulama dan tokoh masyarakat sepakat mengadakan khaul yang diselenggarakan setiap tahun pada bulan Suro / Muharram malam tanggal 15.

RM Suryo Putro menurunkan;
1. RM. Sandeyo ( Kyai Nur Iman Mlangi / KGP Angabehi Kertosuro )
2. KPA. Mangkunegoro I
3. KPA. Danupojo
4. RA. Pringgolojo
5. K. Susuhunan PB. II Surokarto
6. KPA. Pamot
7. KPA. Hadiwidjojo
8. KPA. Hadinegoro
9. K. Ratu Madunegoro
10. K. Sultan HB. I Ngajogjakarta
11. KP. Rogo Purboyo
12. KGPA. Panular
13. KGPA. Blitar
14. RA. Surodiningrat
15. KPA. Buminoto - Sultan Dandun Mertengsari - Adipati Setjoningrat - Panembahan Bintoro
16. KP. Singosari ( KP. Joko )
17. KGPA. Mataram
18. KGP. Martoseno
19. RA. Hendronoto
20. KGPA. Selarong
21. KGPA. Prang Uledono
22. KGPA. Buminoto

RM. sandeyo ( Kyai Nur Iman Mlangi ) mempungai 5 orang istri yaitu :
1. Garwa Gegulu, dari istri ini beliau menurunkan ;
1. RM. Mursodo
2. RM. Nawawi
3. RM Syafangatun
4. RM. TAptojani - Kyai Kedu
5. RA. Cholifah / Kyai Mansyur
6. RA. Muhammad
7. RA. Nurfakih / Murfakiyyah
8. RA. Muso - Kyai Sragen
9. RM Chasan Bisri / Muhsin Besari
10. RA. Mursilah Ngabdul Karim

2. Garwa Surati, dari istri ini beliau menurunkan ;
1. RA Muhammad Soleh
2. RM Salim
3. RA. Jaelani

3. Garwa Kitung, dari istri ini beliau menurunkan ;
1. RA. Abutohir
2. RA. Mas Tumenggung

4. Garwa Bijanganten, dari istri ini beliau menurunkan ;
1. RA. Nurjamin

5. Garwa Putri Campa, dari istri ini beliau menurunkan ;
1. RM. Masyur Muchyidinirofingi ( Kyai Guru Loning )

RM. Masyur Muchyidinirofingi ( Kyai Guru Loning ) mempunyai 5 istri yaitu :
1. Garwa Putri penghulu Demak, dari Istri ini beliau menurunkan ;
1. RM . Haji Ngabdurrochman

2. Garwa Alang - Alang Amba, dari istri ini beliau menurunkan ;
1. RA. Fatimah / Kyai Sayyid Taslim
2. RA. Djamilah Sangid
3. RM. Haji Muhammad Nur
4. RM. Kyai Bustam

3. Garwa Putri Dipodirjo, dari istri ini beliau menurunkan ;
1. RA. Muhammad Zein
2. RM. Kyai Machmud
3. RA. Yai Istad
4. RM Haji Soleh

4. Garwa Putri Lurah Krojo, dari istri ini beliau menurunkan ;
1. RM. Chamid Tritis

5. Garwa Putri Kyai Soleh Qulhu Magelang,dari istri ini beliau menurunkan ;
1. RM. Haji Ngabdullah Mahlan Mbah Ahmad Alim ( Sayyid Ahmad Muhammad Alim ) Bulus

            Turunan Kyai Nur Iman yang sampai saat ini masih ada didaerah kampong jawa tondano kabupaten Minahasa Sulawesi utara…yaitu marga Pulukadang, zees, baderan..

Referensi:

Purworejo / Pustaka Bangun Bahasa Jawa / Ravie AnandaTuesday, May 25, 2010 8:03 PMPUSTAKA BANGUN

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun