Mohon tunggu...
Gaya Hidup

Cinta Kasih

16 Desember 2016   20:39 Diperbarui: 17 Desember 2016   02:30 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jika anda ingin dikasihi, kasihilah makhluk lain terlebih dahulu. Bila anda menjaga kesadaran anda, bila anda mempertahankan kesadaran anda dalam keadaan kesabaran, maka hanya dengan demikian anda benar-benar mengasihi diri anda sendiri, hanya dengan demikian anda benar-benar melindungi diri anda sendiri. Tanpa memahami sifat keberadaan kesadaran dan cara kerja karma, tidak mungkin anda dapat mengasihi diri anda sendiri. Pertama-tama, anda harus memahami secara benar evolusi dari kebahagiaan dan penderitaan, jika tidak anda mungkin berpikir bahwa anda mengasihi diri anda sendiri ketika sesungguhnya anda menyakiti diri anda sendiri. inilah yang sering terjadi, bahkan mungkin hampir setiap saat!.

Berkurangnya keinginan berarti lebih banyak kebebasan, seiring berkurangnya keinginan, ruang untuk kasih sejati berkembang. Obsesi romantis berbeda dengan kasih sejati, dalam obsesi secara romantis, anda berhalusinasi mengenai orang yang anda inginkan dan mungkin orang tersebut berhalusinasi mengenai anda juga. Tetapi penting untuk mencoba tidak terperangkap dalam pandangan halusinasi, dan melihat orang tersebut dengan cara pandang berbeda, cara pandang dari realita yang benar. "Periksalah motivasi anda dengan hati-hati", jika anda tidak mempunyai motivasi positif untuk memberikan manfaat bagi makhluk lain dan tidak ada motivasi pengentasan diri, dan jika hubungan anda (apakah itu hubungan yang sebenarnya atau hanya berharap) dimotivasi oleh pikiran mementingkan diri sendiri, keterikatan, dan keinginan, maka semakin dekat dengan objek keterkaitan anda, objek yang secara halusinasi anda percayai akan menghilangkan semua penderitaan, justru sesungguhnya anda benar-benar mendekati kehidupan neraka.

Kasih yang tulus, disisi lain berarti kasih yang tanpa pengharapan apa pun bahwa orang lain akan menerima anda, atau berbaik hati kepada anda, atau melakukan apa pun untuk anda sebagai balasannya. Kasih yang tulus berarti membantu seseorang dengan cinta dan welas asih, hanya karena orang tersebut menderita dan anda menginginkan dirinya terbebas dari penderitaan dan menjadi bahagia. Apakah orang-orang tersebut berteima kasih kepada anda atau tidak, anda membantu mereka karena mereka mempunyai masalah dan membutuhkan bantuan, itulah intisari dari kasih yang tulus. Anda tidak pernah sendirian dimana pun, setiap saat ada Tuhan yang selalu melindungi anda, mengasihi anda, membimbing anda. Mengasihi diri anda sendiri adalah wajar, namun itu tidak akan berhasil jika caranya tidak tepat. Cara terbaik untuk benar-benar mengasihi diri anda sendiri adalah mengentaskan setiap pikiran mementingkan diri sendiri.

Hidup berdasarkan salah pengertian adalah seperti hidup dalam sebuah kotak besi yang kokoh, sebuah penjara yang rasanya kita tidak mungkin lolos dan yang lebih menakutkan dari semua penjara di dunia ini. Namun ketika anda berlatih mengentaskan keterkaitan, ketika anda berhenti mecengkeram baik pada kehidupan ini, maupun kehidupan-kehidupan yang akan datang, juga pada kebahagiaan, ketika anda mengembangkan welas asih dan pemahaman mengenai sifat dari semua fenomena, maka anda akan bebas. Jika anda melakukan ini, benar-benar tidak ada lagi penjara yang dapat menahan anda. Jika anda tidak menaklukkan pikiran dan emosi anda, tidak ada kemenangan lain yang sesungguhnya dan berarti. Kesadaran kita menciptakan masalah ketika kita memercayai sesuatu yang tidak benar, sesuatu yang bertentangan dengan tealitas. Ketika harapan-harapan kita, yang bertentangan dengan realitas dari fenomena-fenomena ini, tidak terpenuhi, maka fenomena netral pun menjadi suatu masalah. Di mana terdapat halusinasi, di situ dapat ditemukan kebenaran, dengan mengenalinya sebagai sebuah halusinasi.

Lihatlah realitas mengenai diri, tindakan, objek, teman, musuh, orang asing, tubuh anda sendiri, kepemilikan-kepemilikan anda, teman-teman dan sanak saudara. Semua fenomena ini bersifat sementara, berubah setiap saat terkait pada berbagai sebab dan kondisi. Tidak hanya itu, tetapi juga hal-hal tersebut dapat berakhir kapan pun, inilah sifat keberadaan dari setiap fenomena. Namun, meskipun hal-hal ini bersifat sementara, kita melihatnya sebagai permanen. Kita melihat seorang teman yang permanen, musuh yang permanen, kesadaran yang permanen. Kita menganggap hal-hal yang bersifat sementara sebagai permanen. Inilah suatu masalah yang mendasar, di mana ada penderitaan, di situ dapat ditemukan kebahagiaan, dengan memutuskan untuk mengalami penderitaan tersebut demi senua makhluk. Menaruh kepercayaan pada halusinasi-halusinasi anda adalah sumber dari setiap pikiran, ucapan, dan tindakan negatif. Salah pengertian bukanlah apa yang mungkin para Ilmuwan sebut sebagai "insting" atau "naluri". Kesalahpengertian bukanlah secara spontan muncul dari sisinya sendiri, salah pengertian adalah sesuatu yang kita ciptakan. Kita menciptakan salah pengertian setiap kali kita percaya pada penampakan segala sesuatu dari sisinya sendiri, bukan hanya diberi label, kesalahpengertian ini adalah dasar dari semua pikiran dan emosi dari semua karma, dan dari semua penderitaan.

"Salah pengertian dari keberadaan hakiki mengenai "saya" adalah lebih berbahaya daripada sejuta bom atom"

" Anda tidak dapat berharap menumbuhkan apel dengan menanam jagung, labu, atau pisang"

"Dengan memurnikan penyebabnya, maka itu menyelesaikan masalah"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun