Kita semua menginginkan kebahagiaan, dan tidak hanya kebahagiaan sesaat namun kebahagiaan sejati. Setiap orang selalu mencoba untuk menghentikan beragam masalah dan mencari kedamaian. Di mana pun kita hidup, ras, budaya, agama atau filsafat yang kita ikuti, atau bahasa yang kita gunakan, kita semua berharap untuk bahagia dan tidak mempunyai masalah. "Pupuklah pemikiran bahwa setiap orang yang anda temui dalam situasi apa pun mereka adalah seseorang yang baik". Sebuah masalah tidak berasal dari luar, ada atau tidak adanya masalah hanya berasal dari cara berfikir anda sendiri.
Cara berfikir yang membawa masalah, tidak akan dapat menghentikan masalah. Hanya dengan mengubahcara berfikir dengan pikiran yang lain, sikap pandang yang lain masalah dapat terpecahkan. "Penderitaan adalah sapu yang membersihkan karma negatif".Â
Kesadaran yang tidak pernah puas karena selalu dilanda keinginan adalah salah satu sebab utama stres. Mengikuti keinginan tidak dapat membawa kepuasan, yang jelas memangkas keinginan, tidak berarti bahwa anda memangkas semua kebahagiaan. Jauh dari itu! Sesungguhnya, ketika anda merasa tidak terikat dengan keinginan, anda membuka diri anda pada satu-satunya cara yang memungkinkan untuk dicapainya kebahagiaan sejati. Keterkaitan adalah seperti madu di ujung pisau silet, kelihatan seperti kesenangan namun hanya membawa penderitaan.
Emosi-emosi negatif atau kenangan-kenangan yang tidak menyenangkan hanya merupakan masalah jika anda tidak mempunyai cara untuk melakukan transformasi. Kapan pun anda mengalami masalah, berfikirlah "saya mengalami masalah ini demi kepentingan semua makhluk lain. Daripada membiarkan orang-orang lain yang tidak terhitung jumlahnya mengalami hal itu, saya sendiri akan mengambil semua masalah ini untuk diri saya sendiri, sehingga makhluk-makhluk lain dapat terbebas dari masalah-masalah ini." Cara berfikir ini menghentikan masalah dengan memurnikan penyebab dari masalah, yang selalu ada dalam kesadaran anda. Segalanya tergantung bagaimana anda menggunakan kesadaran anda.
Jika kita sakit, emngapa tidak mengalami sakit dengan pikiran untuk memberikan manfaat kepada makhluk lain?
Jika kita mengalami kerugian, mengapa tidak mengalami kerugian dengan pikiran untuk memberikan manfaat kepada makhluk lain? Jika kita mengalami kesulitan, mengapa tidak mengalami kesulitan itu dengan pikiran untuk memberikan manfaat kepada makhluk lain?
Jika kita mengalami masalah dalam hubungan pribadi kita, mengapa tidak mengalami masalah dengan pikiran untuk memberikan manfaat kepada makhluk lain?
Jika kita harus mengalami kematian sekalipun, mengapa tidak mengalami kematian dengan pikiran untuk memberikan manfaat kepada makhluk lain? Kehidupan apa yang bisa lebih bermakna daripada bersikap demikian?
Ketika anda mengalami keadaan seburuk apa pun bahkan depresi namun dengan memikirkan manfaat untuk makhluk lain, untuk makhluk-makhluk menderita yang tak terhidung banyaknya dimana pun juga, itu menjadi jalan bagi anda untuk mencapai penggugahan. Bahkan depresi dapat menjadi sebuah permata pengabul keinginan, sesuatu yang paling berharga dari semuanya, dapat memenuhi keinginan-keinginan anda sendiri justru jika anda memikirkan kebahagiaan dan keinginan-keinginan semua makhluk.
Orang-orang tidak dapat melihat kesadaran anda, apa yang mereka lihat adalah manifestasi dari cara berfikir anda yang terwujud dalam tindakan-tindakan dan ucapan anda. "Jangan terusik jika anda mendengar masalah, telinga kita tercipta untuk mendengar masalah. Seperti anting-anting, masalah hanyalah dekorasi untuk telinga!".
Cara memecahkan masalah dalam hidup anda adalah membuka hati anda untuk makhluk lain. Satu orang yang mengembangkan kesadaran dapat memengaruhi lingkungannya, ia dapat mengubah lingkungannya. Anda harus mengawasi cara berfikir anda sepanjang waktu, dua puluh empat jam sehari. "Jangan meremehkan kekuatan cara berfikir!". Cinta kasih yang anda miliki, membawa kebahagiaan kepada semua makhluk. Semua kedamaian dan semua kebahagiaan di dalam keluarga, di dalam masyarakat, di dalam negara, tergantung apakah masing-masing dari kita mempunyai cinta kasih terhadap satu sama lain.Â
Keberadaan sementara tanpa adanya peperangan bukanlah kedamaian yang sesungguhnya. Kedamaian yang sesungguhnya hanya berasalah dari hati. Kita mungkin memiliki ide-ide hebat tentang bagaimana kita dapat berkontribusi terhadap kedamaian dunia, namun jika kita tidak dapat berbuat apa-apa untuk membawa kedamaian dalam keluarga kita sendiri, di tempat kerja kita sendiri, bahkan dalam kesadaran kita sendiri, bagaimana kita pernah dapat memulainya?.
Ketika tidak ada kemarahan di dalam, tidak ada musuh diluar. Jika kita marah kepada seseorang, karena berpikir bahwa mereka telah menyakiti kita, kita melihat mereka sebagai musuh kita. Tetapi jika kita melihat orang tersebut dengan kesadaran, melihat realitas secara benar, kita tidak melihat seorang musuk namun seorang teman yang sangat baik yang bekerja sangat keras untuk mengajarkan kita kesabaran.Â
Bila kemarahan menguasai kita, kita hanya menemukan musuh-musuh eksternal yang tak terhitung banyaknya. Sebaliknya, bila kita tidak mempunyai kemarahan di dalam diri kita, kita tidak menemukan bahkan satu musuh pun di luar, baik ketika seseorang mengritik kita, menyakiti kita, bahkan membunuh kita!. "Bahkan orang yang membenci anda adalah sebuah objek welas asih".
"Memikirkan kepentingan diri anda sendiri adalah pintu menuju semua rintangan. Memikirkan kepentingan makhluk lain bahkan hanya satu makhluk, tanpa ego, adalah pintu menuju semua kebahagiaan".
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H